Saat ini, banyak orang yang melakukan program diet rendah protein. Padahal apabila kita kekurangan protein maka akan berbahaya bagi tubuh. Apa saja tanda kekurangan protein yang bisa diamati? Berikut ulasannya.
Protein merupakan nutrisi penting untuk menjaga tubuh tetap bekerja dengan baik. Karena protein adalah asam amino yang merupakan molekul penting yang dibutuhkan untuk fungsi sel-sel tubuh.
Tubuh menggunakan protein untuk membangun dan memperbaiki jaringan, memproduksi enzim, hormon dan bahan kimia tubuh lainnya; dan membantu membangun tulang, otot, tulang rawan, kulit dan bahkan darah.
Tidak seperti karbohidrat dan lemak, tubuh kita tidak menyimpan protein sebagai cadangan. Jadi, agar tidak kekurangan protein, maka kita perlu mengonsumsi makanan kaya protein secara teratur.
Protein berasal dari berbagai sumber makanan seperti daging, ikan, susu, kedelai, telur, kacang-kacangan, dan kentang. Selengkapnya lihat disini: Sumber Makanan Tinggi Protein Terbaik
Agar fungsi protein dalam tubuh tetap terjaga, ahli gizi merekomendasikan untuk mengonsumsi protein harian sekitar 10 sampai 30 persen per hari. Pedoman diet yang direkomendasikan untuk setiap gram protein yang dibutuhkan orang dewasa setiap hari adalah sebagai berikut:
- Wanita (usia 19 sampai 70+): 46 gram.
- Pria (usia 19 sampai 70+): 56 gram.
Gejala dan Tanda Kekurangan Protein
Berikut ini adalah 10 tanda bahwa tubuh kekurangan protein:
1. Otot Kecil dan Lemah
Kelemahan otot atau nyeri sendi mendadak bisa menjadi pertanda bahwa makanan yang Anda konsumsi mengandung protein yang kurang. Protein adalah bahan bakar untuk menambah massa otot, jadi otot akan kesulitan saat tubuh kekurangan protein.
Hal ini bisa menjadi perhatian terutama bagi pria seiring bertambahnya usia. Karena pria lebih beresiko mengalami kehilangan massa otot akibat penuaan, dan otot-otot tersebut mungkin akan kehilangan lebih banyak lagi jika tidak cukup mengonsumsi protein sehari-hari.
Tubuh memecah jaringan yang kaya protein untuk kerja otot. Sehingga tanda awal tubuh kekurangan protein adalah menghilangnya massa otot disertai dengan melemahnya otot.
Secara perlahan, diet rendah protein dapat menyebabkan tubuh Anda kehilangan massa otot tanpa lemak. Protein juga memainkan peran penting dalam penyerapan nutrisi vital lainnya, seperti zat besi dan kalsium. Kedua nutrisi ini penting untuk kekuatan otot dan kesehatan sendi.
2. Rambut Rusak
Rambut rusak juga bisa jadi tanda kekurangan protein. Rambut sebagian besar terdiri dari protein yang dikenal sebagai keratin, dan molekul ini penting untuk kesehatan rambut.
Protein adalah pondasi dari semua sel tubuh- termasuk folikel rambut. Sebenarnya, setiap helai rambut memerlukan asupan protein yang cukup agar bisa tumbuh dengan baik.
Jadi, bila Anda tidak mengonsumsi cukup protein, maka tubuh akan membatasi pengeluaran protein. Artinya tubuh akan berhenti menggunakan protein untuk hal-hal yang tidak terlalu penting seperti pertumbuhan rambut.
Kondisi ini berakibat pada kerontokan rambut. Selain rambut rontok, rambut juga cenderung menjadi kering dan rapuh.
3. Sering Mengidam Makanan
Tanda lain ketika tubuh kekurangan protein adalah sering mengidam makanan. Mengidam permen sangat umum terjadi pada orang-orang yang kekurangan protein.
Mengidam atau keinginan yang menggebu-gebu ini akan terjadi lebih sering, dan bahkan setelah makan sesuatu yang manis, dan Anda tidak akan pernah merasa puas. Hal ini terjadi karena kekurangan asupan protein dan terlalu berlebihan mengonsumsi karbohidrat atau gula.
Baik karbohidrat dan gula dapat menyebabkan kadar gula darah melonjak sehingga membuat Anda merasa mudah lapar. Di sisi lain, protein membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna, yang membuat Anda merasa kenyang dan berenergi.
Sehingga meningkatkan kadar gula darah dan kadar gula darah dan dengan demikian membantu mengatur rasa lapar.
Meskipun makanan berprotein tinggi kadang-kadang lebih tinggi kalorinya dibandingkan karbohidrat, tetapi makanan ini sangat mengenyangkan. Karena makanan yang kaya protein membantu mencegah ngemil dan makan berlebih, sekaligus membantu menstabilkan gula darah.
4. Retensi Cairan
Edema (pembengkakan) akibat kelebihan cairan, terutama di bagian bawah tubuh, merupakan salah satu tanda kekurangan protein. Protein berperan penting dalam menjaga cairan agar tidak berlebihan dalam jaringan, terutama di kaki dan pergelangan kaki. Sistem kerjanya yaitu dengan menahan garam dan air di pembuluh darah.
Tanpa protein yang cukup, cairan ini bisa meresap ke jaringan sekitarnya dan menyebabkan pembengkakan pada kaki. Anda dapat mengetahui jika Anda mengalami pembengkakan karena retensi cairan yaitu apabila kulit yang bengkak ditekan dengan jari akan mempertahankan sidik jari setelah tekanan diangkat.
5. Imunitas Menurun
Tingkat protein yang rendah dalam makanan mungkin membuat Anda lebih rentan terserang penyakit. Protein membantu menjaga agar sistem kekebalan tubuh tetap berfungsi dengan baik, karena sel imun sebagian besar terbuat dari protein.
Protein membentuk sel darah putih, antibodi, protein darah dan berbagai molekul imun, termasuk interleukin dan sitokin. Semua molekul tersebut bekerja sama untuk menyerang penyerbu asing, baik secara biologis maupun kimia.
Diet rendah protein dapat membahayakan kemampuan tubuh untuk menghasilkan molekul imun yang cukup dan melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda. Hal ini dapat menyebabkan tubuh sering infeksi dan terserang penyakit parah.
6. Kuku Rapuh dan Mudah Patah
Kuku lemah dan rapuh, serta bercak putih di kuku, adalah beberapa tanda awal bahwa tubuh kekurangan protein. Kuku terdiri dari lapisan laminasi protein yang disebut keratin. Jadi, untuk memiliki kuku yang kuat dan sehat, asupan protein yang tepat adalah suatu keharusan.
Jika Anda kekurangan protein, maka tubuh tidak memiliki pondasi untuk kuku yang kuat. Plus, asupan protein yang buruk bisa menyebabkan bercak putih pada kuku Anda. Selain itu, kekurangan protein juga menyebabkan hangnails (bintil kuku) serta retak dan nanah di kuku lebih sering . Hal ini bisa membuat kuku Anda lebih rentan terhadap infeksi.
Baca Juga: 13 Penyebab Bercak Putih pada Kuku dan Cara Mengatasinya
7. Kabut Otak
Kabut otak atau 'brain fog' merupakan kondisi ketika fungsi otak sedikit terganggu, dimana orang yang mengalaminya akan merasa lelah, moody dan sulit konsentrasi. Kondisi ini terkait dengan kadar gula darah yang berfluktuasi dan kekurangan protein.
Protein berperan penting pada fungsi neurologis yang sehat. Kenyataannya, kabut otak, konsentrasi yang buruk, kurangnya motivasi dan kesulitan belajar dapat mengindikasikan bahwa tubuh kekurangan protein.
Lebih lanjut, kekurangan protein dapat menyebabkan keseimbangan neurotransmitter terganggu, termasuk dopamin, epinephrine, norepinephrine dan serotonin. Tak heran, karena Neurotransmitter disintesis di otak dengan bahan bakunya adalah asam amino, struktur sederhana dari protein.
Dengan asupan protein yang cukup dalam makanan sudah mampu meningkatkan kinerja sistem motorik serta kemampuan belajar, sedangkan konsumsi protein yang tidak memadai dapat terjadi hal sebaliknya. Itulah sebabnya, kekurangan asam amino bisa menyebabkan berbagai gangguan mood, termasuk depresi dan kecemasan.
8. Sulit Tidur
Sulit tidur merupakan salah satu tanda kekurangan protein. Otak mengendalikan semua hormon yang diperlukan untuk tidur nyenyak. Bila tubuh kekurangan protein yang diperlukan untuk menjaga kesehatan otak, maka hal itu dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang pada akhirnya akan mempengaruhi tidur Anda.
Sulit tidur bisa jadi tanda kekurangan protein
Selain itu, saat tubuh dan otot sakit karena asupan protein yang buruk, Anda akan sulit tidur. Sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition melaporkan bahwa mengonsumsi sebagian besar energi dari protein dapat memperbaiki pola tidur pada orang dewasa dengan kelebihan berat badan dan obesitas.
Kurang tidur juga terkait dengan kadar gula darah yang tidak stabil, yang bisa terjadi karena asupan protein yang buruk. Padahal, para ahli merekomendasikan mengonsumsi makanan dengan protein sebelum tidur untuk membantu produksi triptofan dan serotonin, dan untuk menstabilkan kadar glukosa darah.
Andapun perlu tahu penyebab sulit tidur lainnya, baca: Penyebab Insomnia yang Membuat Anda Susah Tidur
9. Siklus Menstruasi Tidak Teratur
Diet yang tepat dan seimbang memainkan peran penting dalam menjaga siklus menstruasi yang sehat. Setiap jenis kekurangan gizi, termasuk kekurangan protein, dapat menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur.
Selain itu, diet rendah protein, gula dan karbohidrat tinggi dapat menyebabkan peradangan berlebih, kelelahan, dan berat badan bertambah. Semua faktor ini dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan hormon-hormon dalam tubuh seperti dehydroepiandrosterone (DHEA), estrogen dan progesteron.
10. Perubahan Mood
Kurangnya protein dalam tubuh bisa menyebabkan Anda jadi lebih moody. Pasalnya, asam amino yang ada dalam makanan tinggi protein sangat diperlukan supaya hormon bisa tetap seimbang secara alami. Hal ini akan berpengaruh terhadap pengendalian mood sekaligus sebagai cara alami untuk menghindari kecemasan.
Protein akan membantu neurotransmiter supaya bisa berfungsi dengan baik serta proses sintetis hormon seperti dopamin dan norepinephrine yang akan membuat seseorang bisa tenang dan selalu berpikir positif.
Jika sampai kekurangan asam amino, maka tubuh akan mengalami kelemahan, muram dan meningkatnya depresi serta kecemasan. Protein juga akan membuat glukosa dalam darah menjadi lebih stabil, sehingga mencegah perubahan mood yang ekstrem dan menghindari mudah tersinggung yang bisa terjadi saat gula darah berfluktasi.
Tanda kekurangan protein lainnya:
- Kulit kering dan ruam
- Sering mengalami borok di kulit
- Luka sukar menyembuh
- Berat badan menurun
- Mual
- Mudah lesu
- Sakit kepala terus menerus
- Perubahan warna kulit
Demikianlah ulasan tentang tanda kekurangan protein pada tubuh, disamping itu ada banyak penyakit yang bisa timbul seperti dijelaskan disini: 25 Penyakit Akibat Kekurangan Protein.
Semoga dengan membaca artikel ini, pembaca dapat mencukupi asupan protein setiap harinya. Sehingga tidak terjadi gangguan kesehatan karena kekurangan protein.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.