HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, yaitu sel darah putih dan menyebabkan kekebalan tubuh penderita melemah. Berdasarkan data UNAIDS, pada tahun 2014 di Indonesia ada sekitar 9.589 wanita dan sebanyak 13.280 laki-laki yang terserang HIV/AIDS. Berikut ini kondisi dan faktor yang menyebabkan seseorang tertular HIV/AIDS.
Hubungan Seksual Melalui Vagina Tanpa Memakai Kondom
Jika Anda berhubungan seksual dengan orang yang terjangkit HIV positif, maka akan mudah untuk menular kepada Anda. Hubungan seksual tanpa kondom membuat penyebaran HIV lebih mudah.
HIV juga menyebar melalui air mani, cairan vagina, dan darah. Ketika berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom, maka pertukaran cairan vagina atau sperma yang mengandung virus lebih mudah terjadi dan menyebar.
Wanita Memiliki Resiko Lebih Besar Tertular HIV Melalui Hubungan Seksual
Wanita lebih mudah tertular HIV karena membran atau selaput vagina lebih mudah sobek. Berbeda dengan pria ketika melakukan hubungan seksual tidak membuat penisnya luka ataupun robek.
Oleh sebab itu, tidak menggunakan kondom akan memudahkan virus menginfeksi vagina melalui selaput yang sobek tersebut. Virus HIV akan masuk melalui vagina yang luka tau robek, lalu menginfeksi tubuh dan menyebar ke seluruh tubuh.
Namun demikian, bukan berarti laki-laki tidak bisa terinfeksi virus HIV. Pria juga bisa mengalami infeksi HIV yang ditularkan dari pasangannya. Jika wanita Anda memiliki HIV positif, maka virus HIV dapat menyebar melalui cairan vagina. Cairan vagina yang sudah terinfeksi masuk melalui lubang penis yang menyebabkan virus masuk ke dalam tubuh.
Berhubungan Seksual Melalui Anal
Hubungan anal seks paling beresiko dalam penularan HIV. Pada orang yang terinfeksi HIV, virusnya dapat ditemukan dalam berbagai cairan tubuh, termasuk darah, sperma, cairan vagina, serta cairan dari dubur atau anus.
Orang yang menerima anal lebih beresiko terkena infeksi HIV daripada orang yang melakukan anal, karena lapisan rektum mudah robek ketika anal seks dilakukan. Robeknya lapisan rektum atau anus akan menimbulkan luka dan memudahkan virus HIV masuk lalu menginfeksi tubuh.
Hubungan Seks Oral
Penularan virus HIV melalui hubungan seksual oral dengan orang yang terjangkit HIV positif mempunyai peluang yang sangat kecil. Namun ada beberapa faktor yang menyebabkan resiko tersebut meningkat, diantaranya ialah melakukan hubungan seksual melalui oral ketika mulut sedang mengalami infeksi.
Memiliki Penyakit Kelamin Lainnya Selain HIV
Penyakit kelamin juga meningkatkan risiko seseorang terkena virus HIV, seperti penyakit kelamin gonorea, klamidia, sifilis, dan herpes genital. Pengidap HIV yang sudah mengalami 3 kali tertular penyakit kelamin akan berisiko lebih tinggi tertular HIV dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki penyakit kelamin.
Suntikan yang Dipakai Secara Bersama-sama
Penggunaan suntikan secara bersama-sama juga dapat membuat Anda terinfeksi HIV. Orang yang menyuntik obat-obatan, steroid, ataupun silikon dengan menggunakan jarum yang dipakai bersama-sama, berpeluang tinggi mengidap HIV positif.
Jarum yang telah digunakan oleh orang lain pengidap HIV akan meninggalkan sisa-sisa darah yang sudah terinfeksi HIV. Jika Anda memakai jarum bekas tersebut, maka virus HIV yang ada dalam bekas darah yang sudah terinfeksi tersebut akan menginfeksi tubuh Anda.
Melakukan Piercing (Bagian Tubuh) dan Membuat Tato
Ternyata menindik bagian tubuh dan membuat tato juga bisa berisiko terjangkitnya HIV karena menggunakan peralatan secara bergantian dengan orang lain. Ketika menindik bagian tubuh atau membuat tato, kulit akan ditusuk dan terluka hingga mengeluarkan darah.
Pemakaian alat secara bergantian, memungkinkan seseorang yang terinfeksi HIV meninggalkan bekas darahnya pada peralatan tersebut yang sudah mengandung virus HIV.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.