Jika Anda mengunjungi toko peralatan olahraga apapun hari ini, Anda pasti akan melihat tampilan dinding yang penuh dengan sepatu lari untuk semua jenis pelari, dari pelari cepat hingga pelari maraton dan segala sesuatu di antaranya.
Namun, sebelum tahun 1970-an, sepatu lari khusus tidak tersedia, dan sebagian besar pelari berlari dengan sepatu biasa atau tanpa sepatu sama sekali.
Mungkin mudah bagi orang zaman dulu untuk berlari tanpa sepatu di jalan yang tidak beraspal ratusan tahun yang lalu, tetapi dengan jalan-jalan yang sudah di aspal saat ini tampaknya hal tersebut agak sulit untuk dilakukan. Namun, berlari tanpa mengenakan alas kaki telah tumbuh menjadi trend tersendiri dalam dua dekade terakhir.
Pendapat Masyarakat Mengenai Berlari Tanpa Alas Kaki
Menurut pendapat beberapa orang yang beredar di masyarakat, berlari tanpa menggunakan alas kaki lebih sehat karena dapat menekan titik-titik tertentu pada telapak kaki yang dapat berdampak pada kesehatan saat berlari.
Ada juga yang mengatakan bahwa berlari tanpa alas kaki dapat meminimalkan risiko terjadinya cedera karena berlari menggunakan alas kaki, membuat posisi kaki tidak alami saat berlari.
Fakta Berlari Dengan Atau Tanpa Alas Kaki Menurut Penelitian
Para peneliti melakukan sebuah penelitian untuk menentukan apakah ada perbedaan dalam cara berlari bagi orang yang tidak mengenakan alas, dan apakah benar berlari tanpa alas kaki dapat mengurangi beban pada persendian mereka.
Tim peneliti mempelajari tiga kelompok: kelompok pelari yang selalu berlari dengan sepatu, kelompok pelari yang berlatih dengan bertelanjang kaki dan kelompok pelari yang biasa berlatih menggunakan sepatu tetapi sekarang berlatih tanpa alas kaki.
Mereka menemukan bahwa atlet yang selalu memakai sepatu cenderung mendarat menggunakan tumit dan kemudian menggulung ke jari kaki mereka, tidak seperti pelari yang terbiasa bertelanjang kaki, mereka cenderung mendarat menggunakan jari kaki terlebih dahulu.
Saat pelari yang biasa tidak menggunakan alas kaki disuruh untuk menggunakan sepatu, mereka juga mendarat dengan jari kaki terlebih dahulu, menunjukkan bahwa lari tanpa alas kaki dapat mempengaruhi pendaratan kaki bahkan ketika pelari mulai mengenakan sepatu.
Berlari adalah aktivitas berdampak tinggi yang menghasilkan kekuatan besar ketika kaki menghantam tanah. Dampak ini sering menyebabkan cedera, terutama pada atlet lari jarak jauh, yang rentan mengalami cedera terhadap gerakan berulang.
Ketika para peneliti memeriksa kekuatan hantaman yang diterima kaki, pelari yang tidak mengenakan alas cenderung menghantam tanah dengan kekuatan yang jauh lebih rendah daripada mereka yang memakai sepatu.
Kekuatan hantaman yang lebih rendah tampaknya terkait langsung dengan pendaratan menggunakan jari kaki terlebih dahulu, bukan tumit terlebih dahulu. Pelari yang tidak menggunakan alas kaki juga memiliki pusat gravitasi yang lebih rendah dibandingkan pelari yang memakai sepatu. Kondisi ini dapat mengurangi tekanan pada kaki.
Walaupun kebiasaan berlari mengenakan sepatu menyebabkan kaki mendapatkan kekuatan hantaman yang lebih besar, namun sepatu lari dirancang untuk melindungi kaki dan melindungi dari benturan yang kuat.
Kesimpulan
Dalam hal gerakan berlari, berlari tanpa alas kaki lebih baik dibandingkan dengan berlari menggunakan alas kaki. Berlari tanpa alas kaki adalah gerakan berlari alami dari manusia sejak ratusan tahun yang lalu.
Namun Anda juga perlu bijaksana dalam melakukan sesuatu hal, Anda tidak bisa berlari lebih dari 10-15 km tanpa mengenakan alas kaki, karena dapat melukai dan merusak lapisan permukaan kulit pada telapak kaki.
Selain itu, pada kondisi jalan yang jelek seperti berbatu, atau banyak ranting pohon yang dapat melukai kaki, Anda tidak disarankan untuk berlari bertelanjang kaki.
Jadi, cara yang paling baik adalah Anda perlu mengkombinasikan keduanya. Cara lain adalah mulai kebiasaan berlari tanpa menggunakan sepatu, saat Anda terbiasa berlari tanpa menggunakan sepatu, Anda dapat menggunakan sepatu namun berlari dengan teknik seperti tidak mengenakan sepatu (menggunakan jari kaki untuk mendarat saat berlari).
Anda juga dapat menggunakan sepatu dengan bantalan tumit yang lebih rendah untuk mengurangi kebiasaan berlari dengan tumpuan pada tumit..
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.