Sangat masuk akal jika Anda minum susu untuk menjaga tulang tetap kuat. Susu dan produk-produk yang terbuat dari susu adalah sumber kalsium terkonsentrasi, yang kita ketahui dapat memperkuat tulang dan mencegah terjadinya osteoporosis.
Namun, sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa dibalik iklan mengenai susu yang dapat meningkatkan kekuatan tulang, menunjukan bahwa terlalu banyak mengkonsumsi susu mungkin dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Penelitian yang dilakukan pada lebih dari 60.000 wanita (usia 39-74) dan 45.000 pria (usia 45-79) menemukan bahwa terlalu banyak mengkonsumsi susu (tiga gelas atau lebih sehari) meningkatkan mortalitas dan juga meningkatkan resiko terjadinya patah tulang panjang dan fraktur pinggul.
Para peneliti menemukan hubungan yang mengejutkan ini setelah mengikuti pria dan wanita dalam studi ini masing-masing selama 22 dan 13 tahun. Selama waktu ini, peserta studi menyelesaikan kuesioner tentang kebiasaan mengenai minum susu.
Setelah disesuaikan dengan variabel lain, mereka menemukan bahwa wanita yang melaporkan minum tiga gelas atau lebih susu setiap hari, memiliki risiko kematian hampir dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang minum kurang dari satu gelas setiap hari.
Laki-laki tidak terpengaruh seperti perempuan, tetapi mereka yang minum tiga gelas atau lebih susu setiap hari masih menunjukkan peningkatan angka kematian yang signifikan.
Mitos bahwa protein mengurangi kesehatan tulang
Terlepas dari semua kalsium yang terkandung dalam susu, beberapa percaya bahwa kandungan protein dalam susu yang tinggi dapat menyebabkan osteoporosis. Alasannya adalah bahwa ketika protein dicerna, maka protein dapat meningkatkan kadar keasaman darah.
Tubuh kemudian menarik kalsium dari darah untuk menetralkan asam.
Walaupun hal ini merupakan dasar teori untuk diet asam-basa, yang didasarkan pada memilih makanan yang memiliki efek alkali dan menghindari makanan yang "membentuk asam." Namun, sebenarnya belum ada penelitian ilmiah yang mendukung teori ini.
Fakta mengenai kandungan nutrisi susu dan kesehatan tulang
Kandungan protein tinggi yang terkandung di dalam susu adalah hal yang baik. Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa mengkonsumsi lebih banyak protein mengarah pada peningkatan kesehatan tulang.
Susu tidak hanya kaya akan protein dan kalsium, tetapi juga mengandung fosfor. Susu yang berasal dari sapi yang diberi makan rumput juga mengandung beberapa vitamin K2. Protein, fosfor dan vitamin K2 semuanya sangat penting untuk kesehatan tulang.
Meskipun susu dan produk-produk yang terbuat dari susu adalah makanan yang mengandung banyak kalsium, ada zat lain dalam susu yang mungkin tidak terlalu baik jika dikonsumsi dalam jumlah yang terlalu banyak.
Para peneliti mencatat bahwa D-galaktosa yang ditemukan dalam susu, telah terbukti menginduksi kerusakan stres oksidatif dan peradangan kronis pada hewan, dan perubahan tersebut telah dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular, kanker, kehilangan tulang, dan kehilangan otot pada manusia.
Kesimpulan
Jadi apakah susu tidak baik untuk tulang? Walaupun berdasarkan penelitian di atas menunjukan mengkonsumsi susu sapi dapat meningkatkan tingkat kematian, Namun ada detail yang perlu dipertimbangkan dalam memahami hasil studi ini.
Menurut Cleveland Clinic, tidak ada bukti yang cukup kuat untuk mendukung penelitian tersebut dan hingga saat ini belum ada alasan yang cukup kuat untuk membatasi konsumsi susu.
Pihak dari Cleveland Clinic menunjukan bahwa ada beberapa pertanyaan yang tidak terjawab tentang peserta penelitian dan apakah mereka mendapatkan asupan vitamin D yang cukup atau tidak.
Kalsium memang merupakan nutrisi yang paling utama berhubungan dengan kesehatan tulang, tetapi vitamin D meningkatkan penyerapan kalsium dan mempertahankan kadar kalsium dan fosfat dalam darah yang memadai untuk memungkinkan mineralisasi tulang yang normal.
Tanpa mendapatkan asupan vitamin D yang cukup, tulang dapat menjadi tipis dan rapuh dan menghambat proses pembentukan tulang baru yang kuat. Vitamin D melindungi orang dewasa yang lebih tua terhadap osteoporosis.
Pihak dari Cleveland Clinic mengatakan tidak jelas apakah susu yang dimaksud di dalam penelitian ini, yang dilakukan di Swedia ini, diperkaya dengan vitamin D atau tidak.
Selain itu beberapa negara eropa khususnya di swedia mendapatkan paparan sinar matahari yang kurang baik sehingga dapat menyebabkan kekurangan vitamin D.
Selain itu, berdasarkan penelitian tersebut, tidak jelas apakah peserta yang mengikuti penelitian tersebut memiliki risiko menderita osteoporosis atau tidak.
Terlepas dari hasil penelitian yang telah diterbitkan, penting untuk tetap mencukupi kebutuhan harian kalsium sebanyak 1.200 mg kalsium dan 600-800 IU vitamin D setiap hari, dan susu merupakan sumber nutrisi yang dapat mencukupi kebutuhan tersebut.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.