Banyak wanita menggemari celana ketat sebagai pilihan utamanya dalam berbusana, karena dianggap simpel nan modis. Namun dibalik kesannya tersebut, ternyata kebiasaan memakai celana ketat sehari-hari dapat mengundang bahaya kesehatan. Apa saja bahaya celana ketat wanita bagi kesehatan? Berikut uraiannya.
Ada sejumlah bahaya celana ketat yang mengintai kesehatan penggunanya. Mulai dari iritasi kulit, peradangan pada folikel rambut atau folikulitis, infeksi jamur dan bakteri pada Miss V hingga dapat memicu terjadinya kondisi serius yang disebut dengan sindrom kompartmen. Simak penjelasan lengkapnya.
Berikut bahaya celana ketat yang tak bisa dianggap remeh:
1. Iritasi Kulit
Bahaya celana ketat yang paling kentara adalah timbulnya iritasi kulit yang ditandai dengan rasa gatal dan ruam kemerahan. Gesekan berulang-ulang kali celana ketat terutama yang berbahan jeans dengan area kulit menjadi pemicu utamanya.
2. Folikulitis
Folikulitis merupakan peradangan yang terjadi pada folikel rambut. Infeksi bakteri dan jamur kerap menjadi penyebab utamanya.
Pemakaian celana ketat yang dapat merusak folikel rambut dan menyebabkan keringat berlebih menjadi salah satu faktor yang melatarbelakangi masuknya bakteri atau jamur ke dalam folikel rambut untuk kemudian menginfeksi.
3. Infeksi Jamur
Pemakaian celana ketat dalam waktu lama membuat kulit mengeluarkan keringat berlebih. Dampaknya dapat mengundang timbulnya infeksi jamur seperti ringworm, kandidiasis dan tinea cruris atau yang biasa disebut dengan jock itch.
Gejala infeksi jamur umumnya ditandai dengan munculnya ruam merah pada kulit yang berbentuk lingkaran dan terasa gatal. Meskipun bukan tergolong penyakit serius, namun infeksi jamur akan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari akibat ketidaknyamanan dari rasa gatal yang ditimbulkan.
4. Vaginosis Bakterialis
Vaginosis bakterialis atau bacterial vaginosis (BV) merupakan salah satu masalah kewanitaan yang timbul akibat terganggunya keseimbangan bakteri di dalam Miss V. Gejalanya berupa keputihan dengan tekstur encer, berbau amis dan dapat disertai dengan rasa gatal dan perih pada Miss V.
Ada beberapa faktor risiko yang memicu terjadinya kondisi ini. Diantaranya seperti pemakaian celana ketat berlebih, penggunaan produk pembersih kewanitaan berbahan antiseptik atau sabun kecantikan, merokok dan sering bergonta-ganti pasangan seksual.
5. Eksim Kering
Eksim kering atau neurodermatitis adalah penyakit kulit kronis yang ditandai dengan adanya penebalan kulit akibat manifestasi dari garukan atau gosokan berulang-ulang kali pada bercak kulit yang terasa gatal.
Meski penyebab pastinya belum diketahui, namun timbulnya penyakit kulit ini dapat dipicu oleh kebiasaan memakai pakaian atau celana ketat yang acap kali menyebabkan iritasi dan gatal pada kulit. Selain itu, stres atau gangguan kecemasan juga dapat memicu terjadinya eksim kering.
Selengkapnya baca: Eksim Kering : Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
6. Sindrom Kompartmen
Dalam kondisi serius, keseringan memakai celana ketat terlebih yang berbahan kasar juga tebal dapat memicu terjadinya sindrom kompartmen yang kerap menyerang daerah tungkai bawah. Kondisi ini dapat membuat penderitanya mengalami keluhan nyeri ekstremitas hingga kesulitan bergerak.
Baca juga: Penyebab Betis Sakit dan Cara Mengatasinya
Mengingat dampak negatifnya bagi kesehatan cukup besar, ada baiknya pemakaian celana ketat dihindari. Jika sulit, maka kurangi intensitas pemakaiannya, jangan terlalu sering. Usahakan pula untuk memilih celana ketat berbahan katun agar dapat menyerap keringat.
Di samping itu, ketika sedang memakai celana ketat disarankan untuk tidak menyandingkannya dengan sepatu berhak tinggi. Pasalnya, akan semakin meningkatkan risiko terjadinya cedera pada otot juga saraf di belakang tulang panggul, bokong, paha, betis hingga telapak kaki.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.