Presiden ke-3 Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie, meninggal dunia pada Rabu (11/9) di RSPAD Gatot Soebroto. Padatnya aktivitas sehari-hari membuat pria yang akrab disapa BJ Habibie ini harus kembali dirawat secara intensif di rumah sakit selama dua pekan demi memulihkan kesehatannya sebelum akhirnya tutup usia.
Meski gejalanya cenderung ringan, faktor kelelahan ternyata tidak boleh disepelekan, terutama bila terjadi pada lansia. Memangnya, apa bahaya kelelahan pada lansia? Berikut informasi lengkapnya.
Apa bahaya kelelahan pada lansia?
Kelelahan merupakan masalah umum yang dihadapi lansia. Sebab semakin bertambahnya usia, sistem imun dan stamina tubuh tidak lagi sekuat saat masih muda dulu.
Fungsi organ-organ tubuh lansia juga mulai mengalami penurunan. Maka tak heran jika badan lansia tampak semakin kurus, ringkih, cepat lelah, dan mudah terserang penyakit.
Namun demi mengusir kebosanan, tidak sedikit lansia yang justru kian aktif mencari kesibukan di luar rumah. Hal ini sebetulnya boleh-boleh saja dilakukan, dengan catatan lansia tetap memperhatikan kondisi tubuhnya sendiri jangan sampai kelelahan.
Meski biasanya dapat diatasi dengan tidur atau istirahat, kelelahan pada lansia justru tidak boleh disepelekan. Pasalnya, kelelahan bisa memperparah penyakit pada lansia apabila dibiarkan terus-menerus.
Baca Selengkapnya: Ini Tanda Tubuh Terlalu Lelah dan Butuh Istirahat
Melansir dari WebMD, kurangnya energi alias kelelahan dapat dikaitkan dengan berbagai masalah dalam tubuh. Mulai dari masalah persendian, gangguan ginjal, penyakit paru-paru, arthritis, anemia, hingga sakit jantung.
Secara alami, fungsi organ-organ tubuh lansia akan mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya usia. Apabila diforsir untuk terus beraktivitas, maka organ-organ dalam tubuh tentu harus bekerja lebih ekstra untuk mengikuti gerak tubuh. Akibatnya, terjadi penurunan fungsi organ tubuh dan memicu gejala penyakit yang diderita.
Habibie bahkan telah lama diketahui memiliki masalah dengan jantung sejak muda. Otomatis setelah menua, fungsi dan kerja jantung juga akan semakin melemah. Kalau tubuh dipaksa bergerak terus-menerus, jantung akan kewalahan untuk memompa darah sehingga berisiko memicu masalah jantung yang lebih parah.
Lansia juga berisiko tinggi terjatuh karena fisiknya semakin sulit menjaga keseimbangan tubuhnya dengan baik. Bila lansia kurang istirahat dan sampai kelelahan, maka risiko terjatuh juga akan semakin besar.
Ciri-ciri kelelahan kronis yang harus diwaspadai
Kelelahan yang dialami oleh siapa pun, termasuk lansia, tidak boleh disepelekan. Meskipun seringnya hanya kelelahan ringan, namun Anda tetap perlu mewaspadai tanda-tanda kelelahan kronis yang bisa membahayakan tubuh.
Berikut ini ciri-ciri kelelahan kronis pada lansia yang perlu diperiksakan ke dokter, antara lain:
1. Berlangsung lebih dari 1 minggu
Tiap kali merasa kelelahan, Anda mungkin akan langsung beristirahat supaya tenaga kembali pulih. Hanya dengan tidur sejenak saja biasanya sudah cukup ampuh merilekskan otot-otot tubuh yang tegang dan kembali berenergi esok hari.
Jika lansia terus-terusan merasa lelah meskipun sudah beristirahat, apalagi terjadi selama 1-2 minggu atau lebih, maka ini perlu diwaspadai. Kelelahan pada lansia bisa jadi pertanda adanya gejala infeksi atau penyakit dalam tubuh.
2. Disertai gejala lain
Sebaiknya jangan tunda lagi untuk memeriksakan kesehatan lansia ke dokter. Apalagi bila kelelahan pada lansia disertai dengan gejala lain seperti demam, penurunan nafsu makan, hingga sesak napas.
3. Mengganggu aktivitas
Ciri-ciri kelelahan pada lansia yang tak boleh disepelekan adalah kelelahan yang sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.
Misalnya lansia sudah mencoba tidur atau istirahat, tapi terbangun dengan perasaan lelah dan tak bertenaga. Atau lansia tampak tidak bersemangat untuk beraktivitas seperti hari-hari biasanya. Awas, hal ini bisa menjadi salah satu gejala gangguan tidur atau bahkan depresi.
Baca Juga: Akibat Kelelahan, Apakah Dapat Menyebabkan Sakit Maag dan Asma?
Bagaimana cara mengatasi kelelahan pada lansia?
Pengobatan kelelahan pada lansia ditentukan berdasarkan penyebabnya masing-masing. Dokter biasanya akan melakukan sejumlah pemeriksaan seperti tes darah untuk memastikan penyebabnya.
Bila kelelahan pada lansia disebabkan oleh efek samping obat-obatan, maka dokter akan mengurangi dosis atau mengganti jenis obat yang lebih aman. Sementara bila dipengaruhi oleh penyakit tertentu seperti anemia, hipotiroid, hepatitis, atau penyakit lainnya, maka pengobatan akan disesuaikan dengan masing-masing penyakit.
Pada kasus kelelahan pada lansia yang dialami BJ Habibie, diperlukan pengobatan yang komprehensif dan mencakup berbagai gangguan organ. Itulah sebabnya, Habibie ditangani oleh tim dokter spesialis dengan berbagai bidang keahlian, seperti jantung, otak, penyakit dalam, dan ginjal guna memantau kesehatannya secara menyeluruh.
Namun takdir berkata lain, suami mendiang Ainun ini harus berpulang pada usia 83 tahun. Oleh karena itu, perhatikan gejala kelelahan pada lansia untuk mencegah risiko yang lebih parah.
Baca Selengkapnya: Vitamin untuk Lansia, Apakah Memang Diperlukan?
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.