Diet tinggi protein merupakan salah satu diet yang populer saat ini. Diet tinggi protein dilakukan dengan meningkatkan konsumsi makanan tinggi protein dan mengurangi konsumsi karbohidrat. Dalam waktu yang singkat, melakukan diet tinggi protein memang dapat menurunkan berat badan.
Namun, jika dilakukan terus menerus dapat menyebabkan tubuh kelebihan protein. Hal ini justru membahayakan bagi kesehatan tubuh. Berikut beberapa dampak melakukan diet tinggi protein.
1. Dehidrasi
Semakin banyak mengonsumsi makanan tinggi protein, maka semakin berisiko terkena dehidrasi. Selain itu, semakin lama melakukan diet tinggi protein juga semakin meningkatkan risiko dehidrasi.
Saat melakukan diet tinggi protein, kadar nitrogen urea dalam darah akan meningkat, sehingga tubuh akan merasa haus dan tidak dapat diatasi dengan mengonsumsi air putih saja.
Protein mengandung nitrogen yang tidak dapat dicerna oleh tubuh. Nitrogen akan diubah menjadi urea dan disaring oleh ginjal, kemudian dibuang bersama urin. Saat mengonsumsi protein dalam jumlah banyak, maka ginjal tidak dapat bekerja dengan baik, akibatnya nitrogen urea tidak dapat dikeluarkan.
Hal ini menyebabkan warna urin menjadi lebih pekat yang merupakan gejala dehidrasi.
2. Penyakit jantung
Mengonsumsi protein dalam jumlah banyak dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. Makanan tinggi protein seperti daging merah dan susu tinggi lemak mengandung lemak jenuh dan kolesterol dalam kadar yang tinggi.
Bila dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan terus menerus dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
3. Menaikkan berat badan
Diet tinggi protein ternyata dapat menaikkan berat badan secara signifikan. Melakukan diet tinggi protein memang dapat menurunkan berat badan, tetapi dalam jangka pendek saja. Kelebihan protein akan disimpan dalam bentuk lemak, sedangkan kelebihan asam amino akan dikeluarkan melalui proses ekskresi.
Jika mengonsumsi protein dalam jangka waktu lama, kadar lemak dalam tubuh juga akan meningkat, sehingga berat tubuh akan naik.
4. Menyebabkan bau mulut
Bau mulut biasanya disebabkan karena konsumsi makanan yang berbau tidak sedap seperti bawang. Mengonsumsi protein dalam jumlah banyak ternyata juga dapat menyebabkan bau mulut. Saat mengonsumsi protein, tubuh masuk ke dalam tahap ketosis yang menghasilkan zat keton penyebab bau mulut.
Untuk menghilangkan bau mulut, cobalah memperbanyak minum air putih, rajin menggosok gigi, dan mengunyah permen karet.
5. Sembelit
Mengonsumsi protein dalam jumlah banyak dapat mengganggu sistem pencernaan. Saat melakukan diet tinggi protein, banyak orang yang membatasi konsumsi karbohidrat dan serat, sehingga menyebabkan sembelit.
Saat melakukan diet tinggi protein, sebaiknya atur asupan gizi agar seimbang dengan tetap mengonsumsi karbohidrat dan serat, serta memperbanyak konsumsi air.
6. Diare
Mengonsumsi protein dalam jumlah banyak tanpa diimbangi mengonsumsi serat juga dapat menyebabkan diare. Selain itu, kandungan laktosa pada produk olahan susu juga dapat memperparah diare.
Untuk mencegah kondisi ini dapat terjadi, sebaiknya perbanyak konsumsi air putih, hindari mengonsumsi kafein, dan meningkatkan asupan serat.
7. Kerusakan ginjal
Melakukan diet tinggi protein dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal. Mengonsumsi protein dalam jumlah banyak dapat meningkatkan kadar nitrogen, sehingga ginjal dipaksa bekerja lebih keras. Bila terjadi terus menerus, maka ginjal akan mengalami kerusakan.
Melakukan diet tinggi protein memang dapat menurunkan berat badan dalam waktu yang cepat. Namun, jika dilakukan dengan salah dan terus menerus dapat mengganggu kesehatan.
Saat melakukan diet tinggi protein, tetap imbangi dengan mengonsumsi karbohidrat dan serat. Selain itu, memperbanyak minum air putih juga diperlukan saat melakukan diet tinggi protein.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.