Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan jenis penyakit yang tidak menunjukkan gejala apapun, sehingga sulit untuk dideteksi secara dini. Anda akan mengetahui apakah terkena hipertensi atau tidak, jika melakukan tes tekanan darah.
Oleh karena itu, penting untung melakukan check-up secara teratur untuk mencegah risiko hipertensi.
Meskipun Anda selalu memiliki tekanan darah yang normal, bukan berarti terhindar dari risiko terkena hipertensi. Seiring dengan bertambahnya usia, risiko terkena hipertensi juga semakin meningkat. Jenis hipertensi yang sering dialami oleh lansia adalah isolated systolic hypertension atau hipertensi sistolik terisolasi
Hipertensi sistolik terisolasi
Hipertensi sistolik terisolasi terjadi jika tekanan darah mencapai 140/90 mmHg. Jenis hipertensi ini biasanya dialami oleh lansia berusia lebih dari 60 tahun.
Penyebab dari hipertensi sistolik terisolasi adalah adanya penumpukan lemak pada pembuluh darah, sehingga menyebabkan kekakuan pada aorta di sekitar jantung.
Tekanan darah sistolik yang terlalu tinggi dan lebih dari 140 mmHg, sangat penting untuk segera diatasi, untuk mencegah risiko terkena penyakit berbahaya, seperti stroke dan penyakit jantung.
Cara mengobati hipertensi sistolik terisolasi
- Sebelum memberikan pengobatan hipertensi sistolik terisolasi yang tepat, Dokter akan mengevaluasi keadaan Anda terlebih dahulu. Dokter akan mengecek apakah ada faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit jantung atau stroke.
- Penderita hipertensi yang memiliki berat badan yang tidak normal, serta memiliki kolesterol yang tinggi akan berisiko mengalami penyakit kardiovaskuler, seperti jantung dan stroke. Dengan mengecek kondisi tubuh Anda, Dokter akan memberikan obat penurun tekanan darah tinggi yang tepat.
- Biasanya obat ini harus diminum terus menerus sesuai dosis yang telah diberikan.
- Selain dengan mengonsumsi obat, menurunkan tekanan darah tinggi juga dapat dilakukan dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat. Sebaiknya hindari mengonsumsi makanan yang mengandung terlalu banyak garam dan natrium.
- Anda dianjurkan untuk memakan makanan sehat, seperti buah, sayur, kacang-kacangan, dan ikan. Selain itu, hindari juga mengonsumsi makanan yang mengandung lemak jahat, sehingga kolesterol akan meningkatkan, dan menyebabkan hipertensi.
- Anda juga dapat memulai melakukan olahraga dengan teratur. Selain bermanfaat untuk menurunkan berat badan, olahraga juga dapat melancarkan aliran darah, sehingga risiko terkena hipertensi juga dapat dihindari. Bagi para lansia, berolahraga dengan intensitas yang ringan sangat dianjurkan.
Makanan penurun darah tinggi
Hipertensi memang tidak bisa diobati, tetapi Anda bisa mengontrolnya dengan mengonsumsi makanan yang sehat. Berikut beberapa makanan yang dapat menurunkan tekanan darah tinggi.
1. Sayuran berdaun hijau
Selain mengandung kalium dan magnesium, sayuran hijau juga kaya akan potasium yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah. Sebaiknya konsumsilah sayuran berdaun hijau yang masih segar.
2. Kacang putih
Kacang putih juga terbukti dapat menurunkan tekanan darah karena mengandung kalium, magnesium, dan kalsium. Selain itu, kacang putih juga kaya nutrisi dan protein yang penting untuk pertumbuhan tubuh. Untuk menghindari hipertensi, sebaiknya masak kacang putih tanpa menambahkan garam dan lemak.
3. Kentang
Kentang kaya akan kalium dan magnesium yang dapat menurunkan kadar natrium dalam makanan, sehingga dapat mencegah risiko munculnya hipertensi.
4. Yogurt
Yogurt plain merupakan salah satu makanan yang terbukti dapat melancarkan pencernaan. Selain itu, yogurt juga bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah. Yogurt memiliki kandungan kalsium, magnesium, dan kalium yang berguna untuk menurunkan risiko terkena hipertensi.
5. Buah berry
Semua jenis buah berry kaya akan kandungan flavonoid yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung. Jantung yang sehat akan menyebabkan tekanan darah menjadi normal, sehingga risiko hipertensi juga akan menurun.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.