Cardiac arrest atau yang biasa disebut dengan henti jantung merupakan suatu kondisi jantung yang serius. Kata ‘arrest’ memiliki arti berhenti. Dalam kasus cardiac arrest, kondisi dimana jantung berhenti berdetak. Kondisi ini juga dikenal sebagai kematian jantung mendadak.
Detak jantung Anda dikontrol oleh sebuah impuls listrik. Ketika impuls tersebut mengubah pola irama jantung, maka detak jantung menjadi tidak teratur. Kondisi ini biasa dikenal sebagai aritmia. Pada kasus cardiac arrest, henti jantung terjadi ketika berhentinya irama jantung.
Cardiac arrest merupakan suatu kondisi yang dapat menyebabkan kematian atau kecacatan. Jika Anda atau seseorang yang Anda temui mengalami gejala cardiac arrest, segera bawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.
Respons dan pengobatan segera dapat menyelamatkan nyawa Anda atau nyawa seseorang.
Penyebab dan faktor resiko Cardiac Arrest
Sejumlah faktor dapat menyebabkan cardiac arrest atau henti jantung mendadak. Dua hal yang paling sering yaitu fibrilasi ventrikel dan fibrilasi atrium.
Fibrilasi Ventrikel
Penyebab henti jantung yang paling sering adalah fibrilasi ventrikel. Jantung memiliki empat ruang. Dua ruang bawah disebut dengan ventrikel. Pada fibrilasi ventrikel, ruang atau ventrikel tersebut bergetar tanpa kendali. Hal ini yang menyebabkan irama jantung berubah secara dramatis.
Ventrikel mulai memompa secara tidak terkendali, yang menyebabkan kurangnya jumlah darah yang dipompa ke seluruh tubuh. Dalam beberapa kasus, sirkulasi darah akan terhenti sepenuhnya. Kondisi tersebut dapat menyebabkan kematian jantung secara mendadak.
Fibrilasi Atrium
Jantung juga dapat berhenti berdetak secara efisien setelah terjadi aritmia di atrium. Fibrilasi atrium dimulai ketika node sinoatrial (SA) tidak mengirimkan impuls listrik yang benar. SA node terletak di atrium kanan. SA node ini mengatur seberapa cepat jantung memompa darah.
Ketika impuls listrik masuk ke fibrilasi atrium, ventrikel tidak dapat memompa darah ke tubuh secara efisien.
Faktor resiko
Kondisi jantung dan faktor kesehatan tertentu juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau cardiac arrest. Faktor resiko tersebut meliputi:
- Penyakit jantung koroner
- Jantung yang besar
- Katup jantung tidak teratur
- Penyakit jantung bawaan
- Masalah impuls listrik
Faktor risiko lain untuk serangan jantung meliputi:
- Merokok
- Sedentary lifestyle
- Tekanan darah tinggi
- Kegemukan
- Riwayat keluarga dengan penyakit jantung
- Riwayat serangan jantung sebelumnya
- Usia diatas 45 tahun untuk pria, atau di atas 55 tahun untuk wanita
- Jenis kelamin laki-laki
- Penyalahgunaan zat
- Kadar kalium atau magnesium yang rendah
Tanda dan gejala Cardiac Arrest
Gejala awal cardiac arrest sering kali merupakan suatu tanda peringatan. Mendapatkan pengobatan sebelum jantung tiba-tiba terhenti bisa menyelamatkan hidup Anda dan orang sekitar Anda.
Jika Anda mengalami serangan jantung, beberapa gejala di bawah ini mungkin muncul:
- Pusing
- Nafas pendek
- Merasa lelah atau lemas
- Muntah
- Mengalami jantung berdebar
Pengobatan darurat segera diperlukan jika Anda atau seseorang mengalami beberapa gejala-gejala sebagai berikut:
- nyeri dada
- tidak teraba denyut nadi
- tidak bernafas atau kesulitan bernafas
- hilang kesadaran
- pingsan
Cardiac arrest mungkin tidak memiliki gejala apapun sebelum benar-benar terjadi. Jika Anda memiliki gejala yang menetap dan berlangsung lama, segera cari pertolongan medis.
Cara mencegah terjadinya Cardiac Arrest
Meskipun seringkali tidak ada tanda atau gejala sebelum terjadinya cardiac arrest, namun ada beberapa hal yang dapat dilakukan orang untuk mengurangi kemungkinan terjadinya cardiac arrest.
- Jalani gaya hidup yang sehat seperti olahraga yang teratur, makan makanan yang sehat, pertahankan berat badan yang sehat, dan hindari merokok.
- Kontrol dan pantau semua kondisi kesehatan termasuk tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan diabetes.
- Kontrol atau hentikan irama jantung abnormal yang dapat memicu aritmia yang mengancam jiwa melalui pengobatan yang tepat, seperti defibrillator kardioverter implan
- Ketahui riwayat jantung dalam keluarga dan pahami risiko untuk kondisi terkait kardiovaskular lainnya, seperti gagal jantung.
- Pembedahan dapat memperbaiki pembuluh darah atau katup jantung yang rusak. Pembedahan juga dapat mem-bypass atau menghilangkan penyumbatan di arteri.
- Konsumsi obat untuk mengontrol kolesterol yang tinggi, diabetes dan hipertensi.
Cara menangani Cardiac Arrest
Diagnosa
Selama cardiac arrest yang menyebabkan jantung berhenti berdetak, maka penting untuk segera mencari pertolongan medis. Pengobatan medis akan fokus pada mengembalikan aliran darah kembali ke tubuh Anda.
Dokter kemungkinan besar akan melakukan tes yang disebut elektrokardiogram untuk mengidentifikasi jenis irama abnormal yang dialami jantung Anda. Untuk mengobati kondisi ini, dokter kemungkinan akan menggunakan defibrillator untuk mengejutkan atau melakukan pacu jantung.
Sengatan listrik sering kali dapat mengembalikan jantung ke ritme yang normal.
Pemeriksaan lain juga dapat digunakan setelah Anda mengalami peristiwa henti jantung:
- Tes darah dapat digunakan untuk mencari tanda-tanda serangan jantung. Pemeriksaan ini juga dapat mengukur kadar kalium dan magnesium.
- Rontgen dada dapat mencari tanda-tanda penyakit lain di jantung.
Pengobatan
Cardiopulmonary resuscitation (CPR) adalah salah satu bentuk pertolongan darurat untuk serangan jantung. Defibrilasi adalah alat pertolongan yang lain. Alat tersebut dapat membuat jantung Anda berdetak lagi setelah berhenti.
Malam dok, saya mau tanya kalau gejala penyakit jantung rematik apa saja ya? apa bisa didiagnosa dengan anamnesa, jika bisa, berapa persen tingkat keakuratannya terhadap kemungkinan menderitanya?