Masalah keperkasaan pria di atas ranjang merupakan hal utama yang menjadi perhatian banyak kaum adam, terutama yang mengalami kondisi disfungsi ereksi. Biasanya, kondisi disfungsi ereksi sering diatasi dengan minum obat kuat.
Sayangnya, saat ini banyak beredar obat kuat di pasaran yang mudah diperoleh sembarangan. Padahal, dulunya obat kuat seperti viagra, cialis dan levitra merupakan obat kuat yang harus ditebus lewat resep dokter karena memang tidak dapat diperoleh sembarangan.
Baca Selengkapnya: Obat Kuat Mana yang Paling Ampuh: Viagra, Cialis, Atau Levitra?
Alih-alih menambah keperkasaan, minum obat kuat sembarangan dan melebihi dosis justru akan mendatangkan banyak masalah pada kesehatan. Apa saja efek samping obat kuat yang dikonsumsi berlebihan? Berikut ulasan lengkapnya.
Efek samping obat kuat bikin ereksi berkepanjangan
Ada 3 hal yang diperlukan agar mendapatkan ereksi yang sehat, yaitu sistem saraf sehat, aliran darah lancar, dan ada gairah seksual (libido). Jika pria tidak memiliki ketiga hal tersebut, maka ereksi pada penis dapat terganggu karena aliran darah yang mengalir ke penis tidak optimal.
Salah satu penyebab aliran darah terganggu dikarenakan ukuran pembuluh darah yang terlalu sempit, akibatnya penis sulit mempertahankan ereksi. Nah, di sinilah fungsi obat kuat yang dapat membantu melemaskan pembuluh darah, sehingga aliran darah menuju penis akan menjadi lancar.
Sekilas memang terlihat menarik. Namun, ini yang justru harus diwaspadai dan jangan sampai Anda tergiur mengonsumsi obat kuat terlalu banyak. Terlebih jika tanpa resep dokter, kebanyakan minum obat kuat dapat memicu priapismus.
Priapismus adalah salah satu masalah reproduksi yang menyebabkan pria mengalami ereksi berkepanjangan, yakni lebih dari 4 jam. Ereksi yang tidak normal ini bisa terjadi meski Anda tidak sedang terangsang maupun merasakan kepuasan seksual sama sekali.
Priapismus merupakan kondisi yang berbahaya dan tak boleh disepelekan. Pasalnya, aliran darah yang seharusnya mengalir menuju batang penis saat ereksi normal, justru akan terperangkap dan tidak dapat mengalir melewati batang penis.
Darah yang lama mengendap di penis akan kekurangan oksigen, kemudian berubah menjadi asam dan mengalami pembekuan. Sel darah merah yang terjebak di dalam penis ini tidak dapat keluar dan kembali ke peredaran darah normal ke jantung.
Jika terus dibiarkan, priapismus dapat menyebabkan disfungsi ereksi dan kecacatan fisik pada penis. Mulai dari penis bengkok hingga penis patah.
Baca Juga: Penis Bengkok, Amankah?
Adakah efek samping lainnya yang dapat muncul?
Selain masalah priapismus, beberapa efek samping ringan lainnya yang dapat terjadi akibat konsumsi obat kuat sembarangan antara lain:
- Sakit punggung
- Sakit perut dan terasa mulas
- Masalah pada penglihatan
- Badan terasa hangat
- Penyumbatan bagian hidung
- Kehilangan kemampuan pendengaran
- Pencernaan terganggu
Efek samping di atas memang tergolong jarang, namun risikonya tetap bisa terjadi jika obat kuat diminum sembarangan. Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter jika memang dirasa perlu minum obat kuat.
Beri tahukan dokter jika Anda punya riwayat tertentu. Misalnya riwayat penyakit jantung yang sedang minum obat nitrogliserin, sangat diwajibkan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum minum obat kuat.
Waspadai efek samping obat kuat yang berbahaya
Tak hanya efek samping ringan, minum obat kuat secara berlebihan juga dapat memicu reaksi efek samping yang lebih berbahaya, bahkan sampai perlu dibawa ke UGD terdekat.
Berbagai efek samping berbahaya dari obat kuat meliputi:
- Rasa sakit berlebihan ketika ereksi.
- Rasa sakit di bagian dada.
- Rasa terbakar pada penis ketika buang air kecil.
- Munculnya ruam-ruam kemerahan di kulit penis.
- Kelainan NAION, yakni kondisi penglihatan yang hilang mendadak.
Lagi-lagi, segera konsultasikan ke dokter sebelum mengonsumsi obat kuat. Hindari minum obat kuat sembarangan agar tidak membahayakan kesehatan Anda. Alih-alih jadi perkasa, konsumsi obat kuat secara berlebihan justru bikin Anda tersiksa.
Baca Selengkapnya: Bahaya Penggunaan Obat Kuat yang Perlu Kamu Ketahui
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.