Banyak yang menyalahartikan vape atau rokok elektrik tidak mengandung racun di dalamnya, hanya karena vape mengeluarkan uap dan bukannya asap. Sama seperti rokok, vape pun mengandung nikotin dan ragam senyawa kimia cair yang bertransformasi jadi racun saat dipanaskan.
Kandungan dalam vape bahkan bisa menyebabkan gangguan pada sistem reproduksi pria.
1. Cairan dan uap vape yang mengandung racun
Walau jumlahnya tidak sebanyak yang ditemukan pada rokok tembakau, uap dari vape tetap saja masih mengandung nikotin. Selain nikotin, terdapat juga senyawa kimia lain berupa formalin, akrolein, gliserin, dan propilen glikol.
Zat-zat yang terkandung dalam uap vape tersebut bersifat karsinogenik, sehingga dapat memicu timbulnya kerusakan pada tubuh Anda.
Dalam vape juga terkandung cairan yang memberikan rasa dan aroma, pada uap vape yang Anda hisap. Bahan yang digunakan untuk menghasilkan aroma tersebut, dapat berubah menjadi senyawa penyebab kanker saat dipanaskan lalu berubah menjadi uap.
Efek kecilnya saja dari pembakaran bahan tersebut dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada paru-paru.
2. Kandungan vape mengganggu kesuburan pria
Pada sebuah percobaan yang dilakukan pada tikus jantan, didapatkan hasil berupa berkurangnya kuantitas dan kualitas sperma tikus tersebut setelah terpapar uap vape. Penelitian inilah yang mendasari pernyataan bahwa penggunaan vape dapat mengganggu sistem reproduksi pada pria.
Terganggunya sistem reproduksi pria terutama sekali disebabkan oleh bahan pembuat aroma vape.
Walau bahan yang menghasilkan vape terbuat dari bahan yang bisa dikonsumsi, namun saat bertransformasi menjadi uap, bahan tersebut menjadi racun. Hal ini dibuktikan lewat penelitian pada 30 orang pria yang menggunakan vape dengan dua varian rasa, yaitu kayu manis dan permen karet.
Hasilnya, kedua bahan tersebut sama tak baiknya bagi sperma.
Sperma pria yang menggunakan vape dengan kadar perasa kayu manis yang tinggi, bergerak lebih lambat dibandingkan dengan yang kadarnya lebih rendah.
Beda lagi dengan efek penggunaan vape dengan perasa es krim, yang dapat menyebabkan rusaknya jaringan testis, sehingga produksi sel sperma terganggu. Vape dengan varian rasa ini juga menyebabkan kematian dini sel sperma.
3. Penggunaan vape sebabkan impotensi dan disfungsi ereksi
Tak hanya menyebabkan berkurangnya kuantitas dan kualitas sperma, lebih buruk dari itu, vape bisa sebabkan impotensi dan disfungsi ereksi pada pria. Ahli statistik dari Institut Maryland mengemukakan bahwa vape menjadi penyebab disfungsi ereksi, pada 99% pria berusia 20 hingga 40 tahun.
Kandungan uap dari vape menjadi penyebab disfungsi ereksi tersebut.
Uap vape yang dihisap oleh pria akan menyebabkan terganggunya aliran darah ke penis, sehingga menyebabkan pria susah untuk ereksi. Pembuluh darah arteri yang bertugas mengalirkan darah ke bagian tubuh, termasuk penis, mengalami penyempitan dan dipenuhi plak dari racun vape.
Semakin banyak plak yang menempel, maka akan semakin sedikit darah yang bisa dialirkan.
Walau misalnya tidak terjadi disfungsi ereksi, sperma yang dihasilkan pun akan berkurang kualitasnya. Sperma dengan kualitas buruk tentu tak bisa membuahi sel telur wanita dengan baik. Akibatnya, proses pembuahan pun tidak berjalan dengan lancar.
Kemungkinan pasangan Anda bisa hamil pun menjadi semakin kecil.
Bagi Anda yang sudah mendambakan keturunan, sebaiknya hentikan kebiasaan merokok baik itu rokok tradisional atau vape. Keduanya sama-sama mengandung racun, yang dapat mempengaruhi kesehatan organ reproduksi Anda, terutama sekali para pria.
Anda tentu tak ingin jika kehidupan suami istri Anda jadi tidak harmonis, gara-gara disfungsi ereksi atau impotensi yang Anda alami.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.