Endometriosis adalah suatu kondisi di mana terjadi penebalan pada jaringan dinding rahim yang membuat menstruasi terasa lebih menyakitkan dan juga tak teratur. Selain itu, gejala lain terjadinya endometriosis yang sering dianggap sebelah mata oleh wanita adalah kebiasaan sering buang air kecil yang terlebih di saat menstruasi. Hal tersebut mungkin dirasa biasa saja, padahal itu merupakan salah satu tanda adanya endometriosis.
Endometriosis sendiri bisa terjadi saat jaringan endometrium yang seharusnya tumbuh di dalam rahim namun malah terjadi di bagian luar rahim. Ketika menstruasi, seharusnya lapisan endometrium ini luruh dan keluar sebagai darah menstruasi. Namun pada keadaan endometriosis, darah bisa terjebak di dalam dan tak bisa keluar dari rahim. Hal inilah yang menjadi penyebab terjadinya iritasi dan peradangan pada organ intim reproduksi wanita dan menjadi penyebab nyeri haid yang tak tertahankan.
Namun kondisi nyeri tersebut ternyata tidak terjadi pada setiap wanita, tetapi dapat terjadi hanya pada sebagian wanita yang mengalami endometriosis saja. Kondisi tersebut sebenarnya terjadi karena pengaruh lokasi di mana jaringan endometrium itu tumbuh. Jika jaringan endometrium tumbuh di organ kemih, maka wanita bisa mengalami masalah saat buang air kecil. Masalah ini sering disebut dengan endometriosis kandung kemih yang menyebabkan wanita bisa sangat sering buang air kecil ketika haid bahkan kencing berdarah.
Baca juga: Penyebab dan Gejala Endometriosis
Mengapa saat haid menjadi lebih sering buang air kecil?
Sering buang air kecil saat haid mungkin saja menjadi salah satu tanda mengalami endometriosis. Kondisi ini bisa terjadi karena lapisan endometrium menekan kandung kemih dan menimbulkan sensasi ingin buang air kecil. Menurut sebuah penelitian, 30% wanita yang mengalami endometriosis di kandung kemih seringkali tak merasa gejala apapun meski mereka sering buang air kecil. Seringkali juga kondisi tersebut hanya dianggap masalah infeksi saluran kemih saja.
Untuk membedakannya dengan infeksi saluran kemih, Anda bisa melihat dari ciri-cirinya. Untuk endometriosis kandung kemih, gejalanya adalah sering buang air kecil dan nyeri pada kandung kemih saat terasa penuh. Selain itu, ada sensasi terbakar dan sakit saat buang air kecil. Ini bisa diikuti dengan kencing berdarah, sakit pinggul, nyeri peunggung, dan sakit pinggang bagian belakang.
Sedangkan untuk gejala infeksi saluran kemih ternyata memiliki perbedaan meski dilihat secara sekilas dirasa sama. Namun endometriosis ini diikuti gejala lain berupa kram perut dan nyeri saat haid. Anda juga akan merasa sakit saat berhubungan seks dan mengalami pendarahan hebat saat haid. Kelelahan parah, mual dan diare atau sembelit juga bisa Anda rasakan ketika adanya endometriosis.
Baca juga: Cara Alami Mengatasi Infeksi Saluran Kemih
Cara mendiagnosis gejala endometriosis
Untuk mengetahui penyebab wanita sering buang air kecil saat haid dan memastikan diagnosis yang tepat akibat gejala yang ditimbulkan endometriosis dan infeksi saluran kemih nyaris sama, tentunya Anda harus memastikan kondisi apa sebenarnya yang dialami. Untuk memastikannya ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter dan menceritakan seluruh gejala yang Anda alami selama ini.
Setelah itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dengan memeriksa vagina dan kandung kemih untuk mencari tahu kemungkinan adanya pertumbuhan jaringan abnormal dengan menggunakan USG. Selain itu, kemungkinan lainnya Anda juga akan diminta untuk melakukan tes urin untuk melihat keadaan darah dalam urin.
Dokter juga mungkin akan melakukan sistoskopi untuk melihat bagian dalam kandung kemih serta uretra. Nantinya berdasarkan beberapa penelitian dan pemeriksaan tersebut, dokter akan memastikan apa yang sebenarnya Anda alami. Apakah adanya masalah endometrium atau hanya masalah infeksi kandung kemih saja. Yang paling penting, jika merasa mengalami beberapa tanda atau gejala endometriosis di atas, segera memeriksakan diri ke dokter, karena penanganan lebih awal akan membantu mempercepat proses penyembuhan.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.