Semua orang pasti memiliki setidaknya satu tahi lalat di bagian tubuhnya. Berdasarkan astrologi Cina, posisi tahi lalat diketahui dapat memberikan gambaran lebih dalam tentang kepribadian, kondisi mental, dan kesehatan seseorang.
Ambil contoh pada tahi lalat yang ada di pipi, ini artinya Anda mempunyai ketakutan untuk berkomitmen dalam kehidupan rumah tangga. Sedangkan jika posisi tahi lalat berada sejajar dengan garis senyum, maka itu menandakan adanya potensi bahaya di masa yang akan datang.
Jika tahi lalat berada di bawah mata, itu adalah lambang bahwa Anda adalah orang yang sangat emosional. Sedangkan jika tahi lalat berada di atas alis, itu menunjukkan bahwa Anda memiliki stabilitas finansial yang cukup mapan.
Namun, hingga kini belum ada bukti ilmiah yang dapat membuktikan klaim ini. Lalu, bagaimana halnya jika ditinjau dari segi kesehatan? Agar tidak termakan hoaks, simak fakta seputar tahi lalat berikut ini!
Tahi lalat adalah bentuk tumor kulit jinak
Tumor jinak (non-kanker) termasuk salah satu jenis pertumbuhan abnormal pada kulit. Beberapa kondisi yang termasuk tumor jinak antara lain freckles (bercak kecokelatan di wajah), skin tag, lentigo (age spot/sun spot/noda penuaan kulit), keratosis seboroik, dan tahi lalat.
Tahi lalat terbentuk ketika sel melanosit, yakni penghasil pigmen kulit yang berfungsi untuk memberikan rona asli pada kulit, mengelompokkan diri di satu area tertentu dan tidak menyebar ke seluruh area kulit. Kondisi ini biasanya terjadi pertama kali menjelang dan selama masa puber, lalu tahi lalat baru muncul di pertengahan usia.
Tahi lalat memiliki waktu kedaluwarsa, biasanya akan menghilang setelah usia 40-50 tahun tapi juga bisa menghilang secara tiba-tiba. Namun demikian, para ahli belum mengetahui apakah tahi lalat tersebut mempunyai fungsi tertentu bagi tubuh.
Mengapa sebagian orang bisa tumbuh banyak tahi lalat?
Jumlah tahi lalat pada tubuh seseorang dipengaruhi oleh faktor gen dan paparan sinar matahari. Tahi lalat bisa muncul sejak lahir atau terbentuk secara bertahap pada masa perkembangan bayi.
Menariknya, tahi lalat bahkan bisa muncul sejak usia janin di dalam kandungan, kemudian terus tumbuh hingga memasuki usia dewasa. Kondisi ini disebut dengan tahi lalat kongenital.
Kulit yang sering terpapar sinar matahari cenderung lebih rentan ditumbuhi tahi lalat. Meski demikian, tahi lalat juga bisa muncul di daerah yang tertutup seperti telapak tangan, telapak kaki, dan bokong.
Warna tahi lalat akan menggelap sebagai respon dari perubahan hormon tubuh, baik selama masa pubertas dan saat hamil. Ketika memasuki masa pubertas, tahi lalat biasanya akan mulai menggelap dan memperbanyak diri.
Baca Selengkapnya: 6 Fakta Tahi Lalat yang Berhubungan dengan Kesehatan
Tahi lalat bisa jadi gejala kanker kulit
Kebanyakan tahi lalat memang tidak berbahaya. Sangat jarang sekali bahwa tahi lalat yang muncul di kulit merupakan tanda atau cikal bakal kanker.
Melansir dari American Cancer Society, seseorang yang mempunyai lebih banyak tahi lalat berisiko lebih besar mengidap kanker kulit melanoma, dibandingkan pada orang yang hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak ada tahi lalat sama sekali di tubuhnya. Akan tetapi, dugaan tersebut tidak disetujui oleh sejumlah studi kesehatan.
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Dermatology tahun 2016 menemukan bahwa orang yang memiliki lebih dari 50 tanda lahir justru mempunyai penurunan risiko terhadap melanoma invasif. Namun, sejauh ini masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya.
Alan C. Geller selaku dosen senior di Harvard TH Chan School of Public Health di Boston, mengatakan bahwa cepat atau lambatnya kanker kulit melanoma bisa berbeda-beda, tidak peduli jumlah tahi lalat yang ada pada tubuh. Studi tersebut menunjukkan bahwa jumlah tahi lalat tidak ada hubungannya dengan risiko kanker kulit melanoma. Rambut yang tumbuh pada tahi lalat juga bukanlah gejala kanker, karena itu merupakan tipe dari tahi lalat tersebut.
Baca Selengkapnya: Ciri Tahi Lalat Berpotensi Menjadi Kanker
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.