Gangguan Poststreptococcal merupakan suatu kelompok gangguan autoimun yang terjadi setelah terinfeksi oleh bakteri Streptococcus pyogenes, juga dikenal sebagai group A Streptococcus (GAS). Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh Anda mengira bahwa sel yang sehat sebagai benda asing dan mulai menyerang sel sehat tersebut.
Pada gangguan poststreptococcal, antibodi yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh yang seharusnya berfungsi untuk melawan GAS malah keliru dan mulai menghancurkan sel-sel yang sehat bersamaan dengan bakteri.
Infeksi tahap awal mungkin hanya menyebabkan sakit tenggorokan, demam, dan ruam, tetapi gangguan poststreptococcal dapat menyebabkan berbagai macam masalah.
Gangguan poststreptococcal tergantung pada bagian tubuh mana yang diserang oleh sistem kekebalan tubuh Anda. Gangguan tersebut dapat menyerang ginjal, jantung, kulit, otak, atau persendian. Contoh-contoh penyakit dari gangguan poststreptococcal meliputi:
- Demam rematik akut
- Chorea
- Myalgia
- Gangguan obsesif-kompulsif
- Kelainan gerakan seperti berkedut dan myoclonus
- Masalah ginjal seperti glomerulonefritis
Gangguan poststreptococcal lebih sering menyerang anak-anak. Dan biasanya muncul secara tiba-tiba. Tidak ada obat untuk gangguan poststreptococcal, tetapi terdapat beberapa pengobatan yang tersedia untuk membantu mengatasi gejala-gejalanya.
Apa yang menyebabkan gangguan poststreptococcal?
Gangguan poststreptococcal disebabkan oleh infeksi bakteri yang disebut Streptococcus pyogenes, yang juga dikenal sebagai group A Streptococcus (GAS). Infeksi awal pada gangguan ini umumnya tidak menimbulkan gejala apapun. Namun bila Anda mengalami suatu gejala, maka gejala yang paling sering adalah:
- Sakit tenggorokan (radang tenggorokan)
- Amandel yang membengkak
- Demam
- Sakit kepala
- Ruam kulit dan lidah memerah (scarlet fever)
- Impetigo
Bakteri Streptococcus unik merupakan bakteri yang unik karena dapat bertahan dalam tubuh dengan menempatkan molekul di dinding selnya yang hampir identik dengan molekul yang ditemukan pada kulit, jantung, sendi, dan jaringan otak.
Kondisi ini biasa juga disebut dengan "mimikri molekuler." Dengan melakukan mimikri molekuler, bakteri dapat bersembunyi dari sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh akhirnya menyadari bahwa molekul tersebut adalah suatu sel asing yang sedang menyerang tubuh.
Namun, karena molekul tersebut sangat mirip dengan sel-sel yang sehat, maka sistem kekebalan tubuh mungkin secara tidak sengaja mulai menyerang sel-sel yang sehat.
Tanda dan gejala gangguan poststreptococcal
Gejala gangguan poststreptococcal tergantung pada bagian tubuh mana yang diserang. Ada banyak gangguan yang terkait dengan infeksi GAS. Terdapat beberapa gangguan yang diketahui berkaitan dengan GAS, termasuk pada gangguan yang berikut:
Demam rematik akut
Demam rematik akut biasanya muncul sekitar dua hingga empat minggu setelah infeksi radang. Demam ini dapat menyebabkan peradangan pada sendi, jantung, kulit, dan sistem saraf pusat.
Gejalanya meliputi:
- Demam
- Nyeri sendi
- Sendi bengkak
- Murmur jantung
- Kelelahan
- Sakit dada
- Gerakan yang tak terkendali
- Ruam
Sebagian besar wabah ini terjadi di daerah di mana orang hidup dalam lingkungan yang padat dan tidak memiliki akses untuk mendapatkan antibiotik.
Myalgia terkait post streptococcal
Gejala myalgia termasuk nyeri otot yang parah dan nyeri tekan.
Chorea Sydenham
Chorea Sydenham ditandai dengan gerakan menyentak dan memutar tungkai. Gerakan cepat ini tidak bisa dikendalikan. Chorea lebih sering terjadi pada anak perempuan dan terjadi lebih sering pada anak-anak usia 5 hingga 15 tahun.
Glomerulonefritis Poststreptococcal
Glomerulonefritis dapat muncul sekitar satu atau dua minggu setelah infeksi radang tenggorokan. Peradangan ini terjadi ketika tubuh memproduksi antibodi yang menyerang glomerulus. Glomerulus adalah pembuluh darah yang sangat kecil di ginjal yang berfungsi untuk menyaring urin. Gejala dari glomerulonefritis meliputi:
- urin berwarna merah muda atau gelap karena terdapat darah dalam urin Anda (hematuria)
- urin berbusa karena terlalu banyak protein (proteinuria)
- tekanan darah tinggi
- retensi cairan
- Kelelahan
- gagal ginjal
Bagaimana cara mencegah terjadinya gangguan poststreptococcal?
Anda dapat mencegah demam rematik akut dengan mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat dengan antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri streptokokus. Pengobatan dengan antibiotik berarti mengkonsumsi semua dosis yang ditentukan tepat waktu.
Sulit untuk mencegah gangguan poststreptococcal, tetapi Anda dapat melakukan langkah-langkah untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri streptokokus. Langkah tersebut termasuk:
- menghindari kontak dengan siapa pun yang memiliki infeksi bakteri streptokokus
- mencuci tangan dengan rutin
- tidak berbagi sikat gigi atau peralatan makan
Diagnosa
Mendiagnosis gangguan poststreptococcal tidak memerlukan pemeriksaan laboratorium khusus. Sebagai gantinya, dokter Anda akan sering menanyakan mengenai riwayat medis secara lengkap dan melakukan pemeriksaan fisik.
Dokter akan bertanya apakah Anda atau anak Anda pernah terinfeksi radang tenggorokan, demam berdarah, atau impetigo sebelumnya. Dokter juga akan bertanya tentang gejala-gejalanya dan apakah gejala tersebut muncul tiba-tiba atau tidak.
Jika gejalanya telah berlangsung lebih dari seminggu, pemeriksaan darah (titer antistreptococcal) dapat dilakukan untuk mengetahui apakah ada infeksi GAS atau tidak.
Jika dokter mencurigai Anda atau anak Anda menderita GN, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan urinalisis (analisis urin secara kimia dan mikroskopis). Jika dokter Anda mencurigai adanya demam rematik akut, Anda mungkin perlu menjalani beberapa pemeriksaan pada jantung Anda.
Pengobatan
Pengobatan gangguan poststreptococcal tergantung pada masalah yang dialami. Karena gangguan poststeptokokus tidak ada obatnya, maka pengobatan hanya diberikan untuk mengobati gejalanya saja.
Antibiotik diberikan untuk memastikan bahwa infeksi GAS telah hilang, dan juga untuk mencegah terjadinya demam rematik akut. Pengobatan untuk demam rematik termasuk obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
Chorea Sydenham seringkali tidak diobati karena gejalanya sangat ringan dan kondisinya kemungkinan besar akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa bulan. Kasus chorea yang lebih parah dapat diobati dengan:
- Antikonvulsan
- Steroid
- Globulin- imun intravena
Terapi dan konseling dapat digunakan untuk mengatasi masalah emosional, tekanan dan masalah perilaku lainnya. Obat-obatan yang dapat diberikan meliputi:
- Obat anti-kecemasan
- Antidepresan
- obat penenang
Dok gimana solusinya mengatasi penyakit saya? Saya gay tapi saya hanya bisa mencitai om om berkumis yang berbadan menarik. Tidak semua laki2 saya suka. Gimana cara mengatasi itu dan apa pendapat Dokter mengenai dua sisi yang terjadi di diri saya ini?