Splenomegali merupakan suatu kondisi yang menyerang organ limpa di mana penderita splenomegali memiliki organ limpa yang membesar akibat kondisi penyakit atau akibat infeksi.
Limpa normal memiliki ukuran sekitar 11-20 cm dengan berat sekitar 500 gram. Sedangkan pada pasien splenomegali, ukurannya akan membesar melebihi 20 cm dengan berat bisa lebih dari 1 kg.
Letak limpa sendiri ada di dalam rongga perut sebelah kiri di bawah tulang rusuk. Fungsi limpa umumnya berhubungan dengan darah, seperti menyaring sel darah, memisahkan sel darah sehat dari sel darah yang rusak, menyimpan cadangan trombosit, dan menghasilkan sel darah putih. Jika menderita splenomegali, maka semua fungsi tersebut juga akan bermasalah.
Gejala dan Penyebab Splenomegali
Pada beberapa kasus, splenomegali terjadi tanpa disertai dengan gejala tertentu, tetapi biasanya gejala splenomegali diawali rasa nyeri di area limpa sampai bahu kiri. Penderita splenomegali juga mudah merasa kenyang meskipun makan dengan porsi sedikit karena limpa yang membesar akan menekan lambung yang berada di sebelahnya.
Bila ukuran limpa semakin besar, maka hal ini dapat menyebabkan sel darah merah berkurang sehingga terjadinya anemia. Selain sel darah merah yang berkurang, sel darah putih juga akan ikut menurun dan menyebabkan penderita menjadi lebih mudah terserang berbagai infeksi akibat daya tahan tubuh menurun.
Baca juga: 6 Penyebab Sistem Kekebalan Tubuh Menurun
Berikut ini beberapa gejala umum yang muncul disebabkan oleh splenomegali, antara lain kelelahan, mudah terjadi pendarahan, berat badan menurun, serta kulit dan mata yang menguning.
Splenomegali sendiri dapat disebabkan oleh:
- Infeksi virus mononukleosis
- Infeksi parasit malaria
- Infeksi bakteri sifilis/endocarditis
- Kanker darah atau leukemia
- Kanker kelenjar getah bening atau limfoma
- Sirosis hati
- Penyakit Gaucher dan Niemann-Pick
- Gumpalan dan tekanan pada pembuluh darah limpa atau hati
- Sel darah merah rapuh/anemia hemolitik
- Lupus, sarkoidosis rheumatoid arthritis
- Abses pada limpa
- Kanker yang sudah mencapai limpa
- Cidera atau benturan akibat olahraga
Bagaimana Cara Mendiagnosis Splenomegali?
Cara mendiagnosa limpa yang terserang splenomegali hanya bisa dilakukan oleh dokter dengan melakukan serangkaian pemeriksaan atau tes berikut:
- USG atau CT scan untuk mengetahui dan mengecek ukuran limpa yang mungkin membesar
- MRI untuk mengetahui aliran darah dalam limpa
Selain itu, pemeriksaan juga memungkinkan pasien untuk menjalani beberapa tes tertentu untuk memastikan kondisi limpa, yakni:
- Tes darah untuk mengetahui penyebab splenomegali dan mengetahui jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit
- Uji fungsi hati
- Aspirasi sumsum tulang
Pada kasus kanker kelenjar getah bening (limfoma) mungkin akan dilakukan pengambilan jaringan limpa yang diperiksa dengan menggunakan mikroskop untuk mengetahui apakah hal itu menjadi penyebab terjadinya splenomegali.
Pengobatan Splenomegali
Pengobatan splenomegali harus berdasarkan pada penyebab terjadinya. Jika disebabkan oleh bakteri, maka dokter akan memberikan antibiotik. Tak jarang gejala dan penyebabnya tidak ditemukan dan dokter harus mengevaluasinya lebih lama.
Ketika ditemukan kondisi limpa yang sudah parah dan masih tidak diketahui penyebabnya, solusi terakhir yang dilakukan adalah dengan pengangkatan limpa atau splenektomi. Akibatnya pasien yang sudah melewati splenektomi tetap bisa beraktivitas normal namun beresiko tinggi terkena infeksi yang membahayakan nyawa.
Baca juga: Penyebab Terjadinya Operasi Pengangkatan Limpa
Berikut ini beberapa tindakan yang dapat membantu mengurangi resiko infeksi pada pasien yang sudah diangkat organ limpanya (splenektomi):
- Konsumsi antibiotik pasca operasi atau jika mengalami infeksi
- Hati-hati ketika demam karena menjadi salah satu tanda atau gejala infeksi
- Vaksinasi sebelum dan sesudah operasi, termasuk vaksin pneumoccal yang diberikan tiap 5 tahun sekali pasca operasi, Hemopilus Influenza tipe B untuk mencegah pneumonia, hingga meningitis untuk mencegah infeksi pada tulang sendi dan darah
- Menghindari berpergian ke daerah yang rawan penyebaran suatu penyakit, seperti malaria
Komplikasi Splenomegali
Jika sudah muncul gejala splenomegali dan pasien tidak kunjung berobat ke dokter, maka dapat memungkinkan terjadinya penurunan jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit, sehingga infeksi dan pendarahan akan lebih mudah terjadi.
Selain itu, komplikasi lain yang mungkin terjadi akibat splenomegali adalah kondisi limpa yang pecah atau bocor sehingga dapat memicu pendarahan pada rongga perut dan berujung kematian.
Pencegahan Splenomegali
Untuk menghindari terjadinya splenomegali atau pembesaran limpa, ada baiknya untuk menjauhi pemicunya. Pencegahan splenomegali bisa dilakukan dengan:
- Mengurangi konsumsi alkohol untuk mencegah terjadinya sirosis hati
- Melakukan vaksinasi ketika akan traveling ke lokasi yang rawan malaria
- Gunakan sabuk pengaman saat berkendara untuk mencegah cidera pada limpa
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.