Prolaps uteri atau peranakan turun merupakan posisi rahim yang keluar dari letak normal, sehingga letaknya turun bahkan menonjol di bagian dalam vagina. Normalnya, rahim terletak di bagian atas vagina, lalu ditahan oleh ligament dan otot.
Saat peranakan turun, ligamen dan otot membentang dan tidak begitu kuat menahan rahim. Rahim secara perlahan bergerak dan jatuh keluar dari letak normalnya. Selain rahim, uretra, kandung kemih, beserta kolorektal pun dapat ikut turun bersamaan dengan rahim.
Gejala Peranakan Turun
Sebenarnya terdapat beberapa kondisi keparahan peranakan turun. Tingkat yang pertama dimulai dari bagian leher rahim turun hingga ke bagian vagina. Lalu tingkat kedua, bagian leher rahim yang turun hingga menuju batas mulut vagina.
Selanjutnya tingkat ketiga, bagian leher rahim yang keluar dari bagian vagina. Adapun tingkatan paling berat yaitu keseluruhan rahim tampak keluar dari vagina. Kondisi tersebut biasanya dinamakan sebagai procidentia.
Kondisi peranakan turun yang ringan umumnya tak menimbulkan keluhan atau gejala tertentu dan pada umumnya gejala yang muncul berbeda-beda pada setiap individu. Akan tetapi, dalam kondisi berat ada beberapa gejala yang bisa timbul, diantaranya:
- Nyeri panggul
- Nyeri ketika berhubungan intim
- Sulit menggerakan perut
- Pendarahan di vagina
- Tidak nyaman ketika berjalan
- Gangguan dalam berkemih
Pada beberapa penderita mungkin saja terlihat beberapa gejala atau tanda lainnya yang tak disebutkan seperti di atas.
Selain itu, ada kondisi-kondisi tertentu yang menyebabkan melemahnya bagian otot panggul, diantaranya:
Sistokel
Melemahnya bagian otot panggul akibat kandung kemih yang turun dan mengarah ke bagian vagina, sehingga menyebabkan lubang vagina terlihat lebih menonjol. Kondisi tersebut tentu saja bisa membuat wanita sulit menahan kencing, atau bahkan sering kencing.
Enterokel
Enterokel ini yaitu sebagian besar area yang terdapat dalam usus halus ikut turun. Ini tentu saja dapat memberikan tekanan menuju vagina serta membentuk benjolan yang langsung mengarah ke bagian luar vagina.
Rektokel
Dalam kasus ini bisa diakibatkan oleh timbulnya benjolan ke bagian dalam lubang vagina. Hal tersebut dikarenakan timbulnya herniasi rectum di area tersebut.
Apa Saja Penyebab Peranakan Turun?
Penyebab peranakan turun bermacam-macam. Ada dua kelompok faktor resiko peranakan turun yaitu faktor resiko obstetri (kehamilan dan persalinan) dan faktor non obstetri.
Faktor non obstetri meliputi genetik, usia, obesitas, kelainan ligamen dan otot, dan merokok.
Sedangkan faktor obstetri lebih sering ditemukan pada peranakan turun. Semakin besar usia kehamilan, maka akan semakin rentan mengalami peranakan turun. Selain itu, lamanya waktu persalinan, janin yang besar, dan mengejan terlalu berlebihan ketika melahirkan bisa meningkatkan resiko peranakan turun.
Berikut beberapa proses kehamilan yang beresiko tinggi memicu turunnya peranakan:
Kehamilan ganda
Kehamilan dengan janin lebih dari satu bisa membuat rahim semakin berat. Karena itu dapat mengakibatkan otot-otot penyangga semakin melemah, karena itulah bisa meningkatkan terjadinya vaginal prolapse.
Proses kelahiran yang lama
Proses persalinan dikatakan lama apabila berlangsung melebihi 24 jam. Ketika proses persalinan, bagian otot penyangga pada rahim akan membuka lalu melemah. Sehingga proses yang terlalu lama tersebut bisa menyebabkan tingkat elastisitas pada otot menjadi berkurang.
Kehamilan yang terlalu sering
Semakin sering Anda hamil, otot penyangga pada rahim pun akan semakin beresiko mengalami perlemahan, sehingga dapat meningkatkan resiko terjadinya vaginal prolapse.
Pemakaian alat vakum
Alat vakum dipakai untuk memudahkan proses persalinan. Akan tetapi, ternyata alat vakum ini juga bisa mempengaruhi kekuatan pada otot penyangga rahim yang semakin melemah.
Bagaimana Cara Mengobati Peranakan Turun?
Untuk mengobati kasus peranakan yang turun tentu saja tak ada metode pengobatan oral, hanya saja ada obat-obat tertentu yang bertujuan untuk mengurangi gejala yang diakibatkan oleh rasa sakit dan nyeri yang timbul akibat turunnya peranakan.
Obat yang bisa diberikan biasanya untuk mengurangi timbulnya rasa sakit, dan tidak bisa mengembalikan rahim di posisi semula. Namun, tak dibenarkan mengonsumsi obat-obatan pereda rasa nyeri dalam waktu yang lama sebab bisa berdampak buruk pada ginjal.
Terdapat beberapa alternatif pengobatan turunnya peranakan yang sering dilakukan banyak orang, yakni dengan mengurut perut bagian bawah dan biasanya dilakukan dukun beranak.
Akan tetapi, hal ini belum dapat dibuktikan di dunia medis. Pada bagian otot panggul yang melemah tentu saja tak akan menjadi kuat kembali, tujuan pengurutan ini hanya mengatasi rasa nyeri dan pegal untuk sementara waktu.
Hal yang wajib dipertimbangkan saat menggunakan cara ini adalah harus dilkaukan oleh orang yang benar-benar ahli untuk mencegah trauma atau cedera.
Bagaimana Cara Mencegah Peranakan Turun?
Ada beberapa cara untuk mencegah turunnya peranakan pada wanita, diantaranya:
1. Menurunkan berat badan
Salah satu penyebab turunnya peranakan adalah obesitas atau kelebihan berat badan. Karena itu, untuk mencegahnya Anda harus menurunkan berat badan dengan cara rutin berolahraga dan beraktivitas fisik lainnya yang bisa menguras keringat, misalnya melakukan olahraga kardio atau yang lainnya.
2. Senam Kegel
Senam kegel tak hanya berperan penting bagi kehamilan saja, tetapi juga bisa membuat peranakan atau rahim wanita menjadi lebih baik. Senam kegel mempunyai peran sangat penting untuk membuat kondisi pada rahim dan vagina lebih normal. Karena senam kegel dapat menguatkan bagian otot panggul yang telah melemah sebagai penyebab peranakan turun.
3. Terapi pengganti Estrogen
Terapi pengganti estrogen merupakan terapi atau pengobatan yang dilakukan dengan cara mengonsumsi kalsium dan vitamin untuk meningkatkan produksi hormon esterogen. Terapi jenis ini bertujuan untuk meningkatkan hormon esterogen di dalam tubuh untuk memperkuat sistem jaringan di bagian vagina.
4. Pemakaian Pessarium
Untuk menguatkan otot-otot di bagian panggul, tentu saja Anda bisa memakai pesssarium, yakni alat yang biasa digunakan agar rahim terdorong ke dalam dan bisa menjaga rahim dalam keadaan yang lebih stabil.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.