Semakin bertambahnya usia, manusia akan dihadapkan dengan beban pekerjaan hingga tuntutan hidup yang lebih berat. Bila tidak diseimbangi dengan upaya merilekskan tubuh dan pikiran, beban pikiran yang terus menumpuk bisa memicu stres. Bahkan bila itu berlangsung terus-menerus, maka Anda berisiko mengalami depresi terselubung.
Apa itu depresi terselubung?
Depresi terselubung adalah kondisi ketika seseorang merasa tertekan, tapi fisik dan penampilan luarnya terlihat normal-normal saja. Pengidap depresi terselubung umumnya terlihat seperti orang biasa dan tidak menunjukkan gejala kelainan jiwa, tapi terkadang juga bisa menunjukkan perilaku depresif.
Gejalanya yang samar dan tidak terlalu menonjol inilah yang menyebabkan depresi ini disebut sebagai depresi terselubung. Meskipun tidak signifikan, kondisi ini cukup mengganggu aktivitas sehari-hari, apalagi pada saat mencapai fase depresif.
Depresi terselubung mungkin dianggap sebagai gangguan mental yang sepele karena toh gejalanya tidak terlalu mengganggu. Namun jangan salah, bila kondisi ini terus-menerus dibiarkan, gangguan yang ditimbulkan bisa lebih parah lagi atau bahkan menjadi depresi yang sesungguhnya.
Tanda dan gejala depresi terselubung
Karena gejalanya samar-samar, orang yang mengidap depresi terselubung sering kali tampak seperti orang yang mentalnya sehat. Itulah sebabnya, gejala depresi terselubung harus dideteksi sejak dini dan benar-benar diperhatikan agar tidak berkembang semakin parah.
Beberapa gejala depresi terselubung yang cukup khas adalah:
1. Kebiasaan tidur yang bebeda
Perubahan pola tidur atau pola makan secara signifikan dapat menunjukan bahwa seseorang sedang tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri. Orang dengan depresi terselubung umumnya tidak dapat memposisikan seluruh kehidupannya dengan baik dan lancar karena terganggu dengan gejala depresi itu sendiri.
2. Tidak terbuka dalam berekspresi
Ketika seseorang mengalami depresi terselubung, ada banyak hal yang akan ia tutup-tutupi dan tidak akan dibagikan kepada orang lain. Sebagai contoh, ketika orang tertawa namun terlihat terpaksa dan tidak bahagia, hal tersebut dilakukan hanya untuk menutupi sesuatu hal yang ingin ia sembunyikan. Tidak hanya kesedihan yang disembunyikan, perasaan bahagia juga demikian.
Baca Juga: Apakah Saat Depresi Tetap Bisa Kerja Produktif?
3. Sering menghindar
Penderita depresi terselubung cenderung lebih suka menyendiri dan menghindari orang lain. Alasannya bermacam-macam, tapi seringnya karena mereka tidak ingin menjelaskan berbagai hal yang terjadi pada dirinya.
Hal inilah yang membuat depresi terselubung menjadi semakin sulit dideteksi. Meskipun pengidapnya lebih suka menghindar, jangan sesekali meninggalkan ia supaya gejala depresi terselubung bisa dideteksi sejak dini.
4. Mudah terbawa emosi orang lain
Penderita depresi akan menjadi lebih sensitif untuk menutupi rasa sedih dan depresinya. Mereka biasanya akan mengalihkan suasana dengan aktivitas-aktivitas yang mampu meluapkan perasaannya. Misalnya, jika penderita ingin tertawa lepas, maka ia akan mengajak orang lain untuk melakukan hal tersebut bersama-sama.
Baca Juga: Memendam Emosi Tidak Baik untuk Kesehatan, Ini Bahayanya
5. Hilang nafsu makan
Jika tiba-tiba Anda kehilangan nafsu makan padahal sebelumnya tidak demikian, hal ini patut dicurigai sebagai gejala depresi terselubung. Pasalnya, jarang sekali ada orang yang merasa jenuh atua bahkan malas makan.
Penderita depresi umumnya malas melakukan sesuatu atau tidak ingin melakukan hal-hal dasar, seperti makan atau bergerak.
6. Menstruasi tidak teratur
Perasaan sangat berpengaruh terhadap jalannya hormon dan metabolisme tubuh. Meskipun Anda merasa diri Anda baik-baik saja, tetapi metabolisme Anda akan menunjukan yang sebenarnya.
Salah satu akibat dan gejala depresi terselubung adalah siklus menstruasi yang tidak teratur. Ingat, siklus haid dipengaruhi oleh hormon estrogen, di mana hormon tersebut sangat berpengaruh terhadap perasaan.
7. Sembelit
Sembelit merupakan salah satu ciri umum depresi, termasuk depresi terselubung. Penderita dapat mengalami susah buang air besar karena pola makannya tidak teratur dan sistem pencernaannya tidak berfungsi secara optimal.
Jika Anda atau memiliki kerabat maupun keluarga yang mengalami gejala depresi terselubung tersebut, segera konsultasikan pada kepada psikiater atau psikolog untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Semakin cepat terdeteksi, maka semakin cepat pula penanganan bisa dilakukan dan mencegah gejala berkembang makin parah.
Baca Selengkapnya: Tips Jitu Menyikapi dan Membantu Seseorang yang Depresi
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.