Psstt! Ini 5 Ciri Penis Ereksi yang Normal dan Sehat

Dipublish tanggal: Jun 28, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Sep 26, 2019 Waktu baca: 2 menit
Psstt! Ini 5 Ciri Penis Ereksi yang Normal dan Sehat

Dalam kondisi normal, Mr. P atau penis akan mengalami ereksi ketika mendapatkan rangsangan, baik secara motorik maupun non-motorik. Rangsangan motorik berupa sentuhan, masturbasi, pelukan, hingga ciuman. Sedangkan rangsangan non-motorik misalnya ketika berfantasi atau melihat sesuatu yang meningkatkan birahi.

Ketika penis tidak bisa ereksi saat menerima rangsangan, maka bisa jadi Anda mengalami disfungsi ereksi maupun menderita suatu penyakit tertentu. Lantas, seperti apa ciri penis ereksi yang sehat dan normal? Psstt.. Cari tahu dalam ulasan berikut ini.

Ciri penis ereksi yang normal dan sehat

Yang paling mudah diamati, penis ereksi yang normal umumya akan membesar dan mengeras. Seberapa kerasnya penis saat ereksi sebetulnya tidak terlalu diperhatikan. Ukuran penis pria pun tidak menjadi patokan saat sedang ereksi. Namun hal ini bisa jadi penting ketika penis mengalami disfungsi ereksi. 

Berbagai ciri-ciri penis ereksi yang normal dan sehat adalah:

1. Penis mengalami ereksi setiap pagi

Penis umumnya mengalami ereksi setiap kali bangun tidur di pagi hari. Fenomena ini belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun para ahli menduga bahwa ereksi di pagi hari merupakan pengaruh hormon testosteron yang dikeluarkan di malam hari dan masih tersisa hingga pagi hari.

Maka tak heran, ketika pagi hari, pria dapat mengalami ereksi tanpa harus diberi rangsangan terlebih dulu. Sedangkan pada malam harinya, pria dapat mengalami ereksi sebanyak 3 hingga 5 kali.

Baca Selengkapnya: Tak Bertulang, Kenapa Penis Bisa Mengeras dan Patah?

2. Penis tidak bisa ditekuk

Ketika penis ereksi, maka akan berdiri tegak dan tidak bisa dibengkokkan. Namun, tenang saja, kondisi merupakan hal yang normal terjadi.

Baca Juga: Penis Bengkok, Amankah?

3. Ukuran penis yang wajar

Tidak sedikit pria yang sering membanding-bandingkan ukuran penisnya dengan ukuran penis yang standar. Di Indonesia sendiri, rata-rata ukuran penis pria berkisar antara 5-10 cm dalam keadaan lemas. Sedangkan dalam keadaan ereksi akan membesar menjadi sekitar 12-19 cm. 

Tahukah Anda, ukuran penis ini dapat berubah karena sebagiannya berada di dalam tubuh. Sedangkan ukuran penis yang lebih kecil dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kebiasaan merokok. Diam-diam, merokok dapat menyebabkan penis menyusut sebesar 1-2 cm, lho!

Baca Selengkapnya: Ternyata, Penis Kecil Bisa Ereksi Lebih Kuat Ketimbang Penis Besar!

4. Warna Mr. P yang normal

Jangan buru-buru khawatir jika penis Anda memiliki warna yang lebih gelap daripada warna kulit asli Anda. Pasalnya, penis yang normal memang memiliki warna setingkat lebih gelap daripada warna kulit pemiliknya. Bagaimana bisa?

Hal ini dipengaruhi oleh produksi hormon seks berupa androgen yang bertanggung jawab terhadap pigmentasi kulit, termasuk area vital laki-laki. Bahkan, pada penis juga ditemukan bintik-bintik hitam yang merupakan kondisi yang normal.

Namun, ketika timbul bercak atau noda yang tidak kunjung menghilang dan mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter ya!

5. Tekstur Mr. P yang normal

Jangan kira bahwa penis pria memiliki tekstur yang mulus seperti kulit area tubuh lainnya. Justru, penis yang normal memiliki tekstur yang tidak mulus dan berkerut. Menjadi hal yang wajar juga kalau ada pembuluh darah yang timbul ketika penis sedang ereksi atau terangsang.

Kerutan pada penis berguna untuk menjaga supaya suhu tubuh tetap stabil. Kemudian, permukaan kerutan tersebut akan berubah dan cenderung meluas guna mengeluarkan panas yang disimpan.

Ciri-ciri penis ereksi yang normal memang harus Anda perhatikan. Namun soal bentuk penis, sebetulnya tidak perlu dibanding-bandingkan. Sebab, tanda Mr. P yang sehat pada satu pria tidak berarti sama dengan penis milik orang lain. Yang terpenting, pastikan untuk selalu menjaga kesehatan penis Anda, ya!


28 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Wylie KR, et al. (2007). Penile size and the ‘small penis syndrome.’ DOI: (http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1464-410X.2007.06806.x/full)
Wessells H, et al. (1996). Penile length in the flaccid and erect states: Guidelines for penile augmentation [Abstract]. DOI: (http://www.jurology.com/article/s0022-5347(01)65682-9/abstract)
Veale D, et al. (2015). Am I normal? A systematic review and construction of nomograms for flaccid and erect penis length and circumference in up to 15,521 men. (http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/bju.13010/full)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Artikel selanjutnya
11 Penyebab Iritasi Penis dan Apa Saja Yang Harus Dilakukan?
11 Penyebab Iritasi Penis dan Apa Saja Yang Harus Dilakukan?

Banyak kondisi medis yang dapat menyebabkan iritasi pada penis. Terkadang, aktivitas atau cedera adalah penyebabnya. Mengidentifikasi sumber ketidaknyamanan Anda dapat membantu Anda dan dokter menemukan perawatan yang efektif.Baca terus artikel berikut untuk mengetahui apa saja yang bisa menyebabkan iritasi pada penis Anda.

Buka di app