Banyak dari Anda yang mungkin penasaran dengan adanya air liur dalam tubuh kita. Apa sebenarnya fungsi dari air liur yang sering Anda temukan ketika bangun tidur, entah itu dibantal maupun diwajah. Sebelum masuk ke pembahasan mengenai fungsi dari air liur itu sendiri, ada baiknya Anda mengetahui apa itu air liur.
Air liur, atau yang sering disebut juga dengan iler, ludah, didalam dunia medis dikenal dengan nama saliva. Saliva ini dihasilkan oleh kelenjar air liur, organ kecil yang berada dibagian dalam masing-masing pipi, di bagian bawah lidah, dan di bagian bawah rahang bagian paling depan dari mulut Anda.
Air liur yang diproduksi oleh kelenjar air liur mencapai 2 sampai 4 liter per hari.
Seperti namanya, mungkin Anda berpikir bahwa air liur hanya terbuat dari air saja, tetapi sebenarnya air liur juga mengandung amilase yang terdiri dari lendir, protein, mineral, dan enzim.
Setelah mengetahui tentang apa itu air liur dan kandungannya didalamnya, Anda dapat melihat apa saja fungsi dari air liur yang berguna bagi tubuh, fungsinya meliputi:
Membantu proses pencernaan makanan
Makanan yang masuk kedalam mulut Anda akan dibasahi dan dilarutkan oleh air liur yang akan mempermudah proses pencernaan makanan itu sendiri. Dalam perjalanan makanan menuju perut, dengan bantuan enzim amilase yang membantu memecah pati dalam mulut, makanan kemudian akan dipecah oleh air liur.
Selain melarutkan makanan, air liur juga membantu memperlancar proses Anda menelan makanan karena makanan sudah basah dan lembut.
Membersihkan dan melindungi mulut
Fungsi air liur sebagai pembersih mulut mungkin masih kurang populer bagi Anda. Tetapi pada dasarnya, air liur berguna untuk membersihkan bagian dalam mulut serta menjaga gigi agar tetap bersih dengan cara dibilas. Selain itu, infeksi mulut dapat dicegah dengan adanya enzim dalam air liur.
Mencegah kerusakan gigi dan gusi
Fungsi air liur sebagai pencegah kerusakan pada gigi dan gusi telah dibuktikan dalam sebuah penelitian. Lapisan tipis air liur yang mengandung antimikroba yang menutupi gigi Anda berguna untuk membantu mempertahankan diri dari bakteri yang menyerang gigi.
Selain itu, lapisan tipis air liur juga dapat meluruhkan makanan yang tersangkut pada gigi Anda yang dapat menyebabkan kerusakan pada gigi. Mineral yang dibawa oleh air liur juga dapat membantu membangun permukaan gigi enamel. Lebih banyak lagi, air liur juga membantu menetralkan asam yang ada didalam mulut Anda.
Mencegah mulut kering
Produksi air liur akan berkurang seiring bertambahnya usia Anda. Sedikitnya jumlah air liur yang dihasilkan, maka dapat menyebabkan mulut kering atau xerostomia.
Untuk mencegah terjadinya mulut kering akibat sedikitnya produksi air liur, Anda bisa mengunyah permen karet tanpa gula agar dapat menghasilkan air liur. Selain permen karet, minum air putih dan mengonsumsi makanan lain juga dapat mencegah terjadinya mulut kering.
Apa yang terjadi jika produksi air liur menurun?
Mulut kering atau xerostomia terjadi karena menurunnya produksi air liur dalam mulut yang juga dipengaruhi oleh bertambahnya usia seseorang. Ketika kelenjar air liur hanya menghasilkan sedikit air liur, maka Anda berisiko terkena xerostomia.
Selain faktor pertambahan usia, mulut kering juga disebabkan oleh beberapa faktor lain, seperti:
- Sindrom Sjögren
- Diabetes
- Efek samping obat tertentu seperti alergi
- Tekanan darah tinggi
- Depresi
Faktor-faktor diatas yang memperngaruhi berkurangnya produksi air liur oleh kelenjar ludah dapat menyebabkan Anda mengalami beberapa masalah kesehatan, seperti penyakit gusi dan kerusakan gigi; memilki banyak infeksi bakteri, ragi dan jamur; serta mengalami kesulitan dalam menelan dan mencerna makanan.
Masalah kesehatan diatas akan mengganggu aktivitas Anda sehari-hari yang menyebabkan Anda menjadi sulit untuk memulai komunikasi dengan orang lain. Selain itu, kesulitan menelan makanan juga akan menyulitkan Anda untuk mengonsumsi makanan kesukaan Anda.
Oleh karena itu, ada baiknya Anda mencegahnya dengan makan permen karet tanpa gula atau minum air putih.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.