Kenali Perbedaan Stres dan Depresi Sebelum Terlambat

Dipublish tanggal: Jul 14, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Kenali Perbedaan Stres dan Depresi Sebelum Terlambat

Apakah Anda pernah mengalami stres ? Hampir setiap orang pernah mengalaminya. Stres tidaklah selalu buruk. Pada tingkat tertentu, stres dapat memotivasi Anda untuk bekerja lebih giat dan fokus. Akan tetapi apabila stres berlebihan akan mengakibatkan depresi

Bahkan beberapa orang mengalami depresi tanpa mengalami stres terlebih dahulu.

Masyarakat awam menganggap stres dan depresi adalah hal yang sama. Padahal kedua hal tersebut berbeda dan penyembuhannya pun berbeda. Agar dapat ditangani dengan baik dan tidak membahayakan kesehatan jiwa, jasmani dan nyawa, Anda harus memahami perbedaan keduanya.

Stres dan depresi, apa perbedaannya ?

Stres timbul karena adanya tekanan dari dalam maupun lingkungan Anda, hal ini dapat membuat Anda termotivasi atau menjadi tidak semangat. Hal tersebut berbeda di setiap orang karena respon yang berbeda pula dari diri masing-masing orang.

Saat Anda mengalami stres, tubuh akan memberikan respon dengan memproduksi berbagai hormon dan zat kimia dalam tubuh seperti adrenalin, kortisol, dan norepinefrin. Hal ini dapat meningkatkan energi dan konsentrasi Anda terhadap suatu hal. 

Namun, stres yang muncul di saat yang tidak tepat dapat menurunkan konsentrasi Anda, karena fungsi tubuh menurun (seperti pencernaan) dan darah memgalir ke bagian-bagian tubuh seperti kaki dan tangan serta denyut jantung meningkat. Maka banyak orang yang juga sulit fokus dan berpikir jernih saat stres.

Sedangkan, depresi adalah suatu gangguan mental yang dapat mengganggu suasana hati, perasaan, stamina tubuh,  nafsu makan, pola tidur, dan konsentrasi penderitanya. Depresi bukanlah hal yang wajar didapati pada seseorang, berbeda dengan stres dan panik. 

Namun depresi juga buka merupakan tanda seseorang tidak bahagia atau cacat karakter. 

Seseorang yang menderita depresi akan terganggu aktivitasnya, mulai dari bekerja, mengendarai kendaraan, bersosialisasi, belajar dan makan. Penderita depresi biasanya akan merasa sedih terus menerus, merasa gagal, kehilangan semangat dan motivasi serta mudah merasa lelah. 

Depresi dapat terjadi hingga lebih dari enam bulan dan siapapun bisa terkena, apalagi jika ada riwayat keluarga. Bahkan menurut sebuah studi, wanita lebih rawan terkena depresi dibanding pria.

Kenali gejala stres

Untuk memahami lebih dalam, ketahuilah gejala stres berikut ini. Karena stres bisa menghampiri siapa saja termasuk anak-anak.

  • Terganggunya daya ingat atau memori otak;
  • Mengalami kesulitan tidur;
  • Konsentrasi terganggu;
  • Perubahan pola makan;
  • Mudah marah dan tersinggung; dan
  • Sering merasa gugup dan gelisah;

Kenali gejala depresi

Depresi memiliki gejala lebih rumit dan terkadang sulit diketahui kapan mulanya mengalami depresi.

  • Menghindari dari lingkungan sosial termasuk keluarga;
  • Kehilangan rasa semangat, motivasi, energi dan stamina tubuh;
  • Selalu sedih;
  • Kesulitan dalam mengambil keputusan;
  • Perubahan pola makan, lebih sedikit atau lebih banyak dari biasanya;
  • Perubahan lama tidur, lebih sebentar atau lebih lama dari biasanya;
  • Gangguan daya ingat;
  • Gangguan konsentrasi;
  • Perasaan bersalah, gagal dan sendirian;
  • Berpikir negatif;
  • Mudah marah, kecewa atau tersinggung;
  • Kesulitan dalam aktivitas keseharian;
  • Kehilangan minat pada hal yang sebelumnya disukai; dan
  • Munculnya niat bunuh diri.

Bagaimana cara menangani depresi ?

Saat seseorang mengalami depresi, tidak dapat disembuhkan seorang diri namun akan membutuhkan bantuan orang lain, seperti psikolog dan psikiater. Bahkan dalam beberapa kasus akan dirujuk untuk mengikuti program konseling, program Terapi Kognitif Perilaku (CBT) dan psikoterapi

Sejatinya, depresi dapat disembuhkan apabila ditangani dengan tepat.

Selain program terapi di atas, Anda mungkin akan disarankan untuk minum obat tidur apabila mengalami kesulitan tidur atau insomnia. Serta, antidepresan dan obat penenang juga akan diberikan untuk membantu mengurangi rasa gelisah dan sedih yang terus-menerus. 

Apabila Anda mengalami depresi, ceritakanlah pada teman, sahabat dan keluarga terdekat Anda agar mereka bisa memberikan dukungan dan membantu proses penyembuhan, karena mengalami depresi bukanlah kesalahan Anda. Anda bisa sembuh dan melawannya.

Bagaimana jika depresi tidak teratasi ?

Depresi bukanlah hal sepele, harus segera ditangani dengan tepat karena dapat mengakibatkan berbagai penyakit seperti penyakit hati, gagal jantung, Alzheimer, stroke bahkan obesitas karena perubahan pola makan dan kurangnya olahraga. 

Studi menunjukkan hasil bahwa depresi meningkatkan resiko Anda terkena obesitas sebesar 58%. Apalagi di usia muda, depresi harus segera ditangani. 

Beberapa kasus depresi memyebabkan seseorang mencoba untuk bunuh diri. Maka, penting bagi Anda untuk mengenali dan memahami lebih dalam stres dan depresi, serta penanganan yanh tepat sebelum terlambat.


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Depression versus sadness: How to tell the difference. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/314418)
Depression vs. Anxiety: How to Tell the Difference. The Healthy. (https://www.thehealthy.com/mental-health/depression/depression-vs-anxiety-how-to-tell-the-difference/)
Situational Symptoms or Serious Depression: What’s the Difference?. National Alliance on Mental Illness (NAMI). (https://www.nami.org/Blogs/NAMI-Blog/April-2017/Situational-Symptoms-or-Serious-Depression-What-s)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Artikel selanjutnya
Kekurangan Sinar Matahari Dapat Akibatkan Depresi
Kekurangan Sinar Matahari Dapat Akibatkan Depresi

Berdasarkan penelitian, mengungkapkan bahwa seseorang dengan asupan vitamin D di bawah 20ng/ml memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami depresi, daripada seseorang yang mendapatkan asupan vitamin D lebih dari 30ng/ml.

Buka di app