Infeksi Human Papillomavirus (HPV) dapat menyerang siapa saja. Ya, tak hanya wanita, infeksi virus ini juga bisa menyerang kaum pria. Bahkan, infeksi ini pun tak luput mengintai anak-anak. Itulah kenapa, wanita dan anak-anak perlu mendapatkan vaksin HPV.
Sekilas tentang vaksin HPV
Human papillomavirus (HPV) adalah virus yang dapat menyebabkan kanker serviks pada wanita dan kutil kelamin pada pria dan wanita. Nah, kedua penyakit tersebut dapat dicegah penularannya dengan vaksin HPV.
Vaksinasi HPV paling efektif dilakukan selama masa kanak-kanak atau remaja. Bagi orang dewasa yang belum aktif secara seksual juga bisa mendapatkan manfaat vaksin HPV.
Berdasarkan rekomendasi CDC, anak usia 11-12 tahun perlu mendapatkan 2 dosis vaksin HPV untuk melindungi diri dari kanker yang disebabkan oleh HPV. Dosis kedua harus diberikan 6-12 bulan setelah dosis pertama.
Mengapa vaksin HPV penting?
Infeksi HPV paling sering terjadi pada usia belasan akhir hingga awal 20-an. Ada sekitar 40 jenis HPV yang dapat menginfeksi area genital pria dan wanita. Sebagian besar tipe HPV tidak bergejala dan dapat hilang dengan sendirinya.
Beberapa jenis HPV menyebabkan kanker serviks pada wanita dan sejumlah kanker lainnya, mulai dari kanker anus, kanker penis, kanker vagina, kanker vulva, dan kanker orofaring. Jenis HPV lain dapat menyebabkan kutil pada area genital pria dan wanita, yang disebut genital warts.
Genital warts umumnya tidak mengancam jiwa. Namun, infeksi tersebut tetap dapat menyebabkan stres emosional dan ketidaknyamanan.
Baca juga: Terjangkit Kutil Kelamin Meski Sudah Vaksin HPV, Mengapa?
Berdasarkan data Departemen Kesehatan tahun 2013, kanker serviks menjadi jenis kanker dengan angka kejadian tertinggi di Indonesia dengan jumlah penderita mencapai 98.692 jiwa. Itulah kenapa vaksin HPV menjadi sangat penting.
Selain itu, beberapa alasan utama mengapa vaksin HPV sangat penting untuk anak-anak dan wanita, antara lain:
1. Sekitar 80% orang pernah mengalami infeksi HPV
Kebanyakan orang yang aktif secara seksual mungkin pernah terinfeksi HPV dalam hidupnya. Hanya saja, infeksi ini sering kali tidak disadari karena tidak menimbulkan gejala.
Walaupun pada sebagian besar kasus infeksi HPV dapat hilang dengan sendirinya, infeksi yang tidak hilang dapat menyebabkan jenis kanker tertentu.
2. Vaksinasi HPV dapat mencegah infeksi dan prekursor penyebab kanker
Prekursor serviks adalah sel-sel abnormal pada serviks yang dapat menyebabkan kanker. Infeksi HPV dan prekursor serviks diketahui telah menurun secara signifikan sejak vaksin digunakan.
Di antara wanita yang divaksinasi, persentase prekursor serviks yang disebabkan oleh tipe HPV yang paling sering dikaitkan dengan kanker serviks turun sebanyak 40%. Bahkan, jenis HPV yang menyebabkan sebagian besar kanker HPV dan kutil kelamin telah turun sebanyak 71% di antara remaja perempuan.
3. Mendapatkan vaksin HPV saat remaja lebih baik daripada mengobati kanker akibat HPV di kemudian hari
Walaupun dokter dapat secara rutin melakukan skrining untuk mendeteksi kanker serviks, sayangnya tidak ada pemeriksaan yang direkomendasikan untuk mendeteksi lima jenis kanker lain akibat HPV.
Jenis-jenis kanker tersebut mungkin tidak terdeteksi sampai akhirnya timbul masalah kesehatan. Nah, vaksin HPV bisa membantu mencegah berkembangnya kanker tersebut.
4. Vaksinasi HPV dapat memberikan perlindungan yang aman, efektif, dan tahan lama
Vaksin HPV tercatat memiliki keamanan yang cukup baik. Ditambah lagi, penggunaan vaksinasi HPV didukung oleh lebih dari 10 tahun pemantauan dan penelitian.
5. Efek samping yang relatif ringan
Sama halnya dengan vaksin atau penggunaan obat apa pun, vaksin HPV juga dapat menyebabkan efek samping. Efek samping vaksin HPV yang paling umum meliputi:
- Nyeri, kemerahan, atau bengkak di lengan tempat suntikan;
- Pusing;
- Pingsan;
- Mual;
- Sakit kepala.
Baca selengkapnya: 6 Efek Samping Vaksin HPV yang Umum Terjadi, Selain Nyeri
Pingsan setelah pemberian vaksin apa pun, termasuk vaksin HPV, lebih sering terjadi pada remaja. Untuk mencegahnya, orang yang divaksin harus duduk atau berbaring selama vaksinasi. Tetaplah berada di posisi tersebut selama 15 menit setelah vaksin diberikan untuk memantau munculnya efek samping.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.