Ganja atau marijuana termasuk ke dalam golongan obat yang bisa dimanfaatkan pada bagian daun, bunga dan bahkan tunasnya. Cara mengonsumsi ganja juga beragam, mulai dengan cara dihisap layaknya rokok lintingan dan dijadikan seduhan teh.
Ganja juga sering digunakan sebagai bahan tambahan pada masakan namun dalam jumlah yang sedikit. Makanan yang mengandung bahan ganja biasanya terdapat pada makanan tradisional.
Para pengguna ganja beranggapan bahwa kebahagiaan akan diperoleh dengan mengonsumsi ganja secara terus menerus tanpa berhenti sehingga menimbulkan kecanduan. Semakin lama dikonsumsi akan semakin buruk pula bagi kesehatan.
Efek ganja bagi kesehatan
Penggunaan ganja untuk kebutuhan medis memang dilakukan untuk beberapa pasien di negara-negara tertentu. Namun di Indonesia, ganja masih belum dilegalkan sebagai tanaman obat, apalagi dalam kasus penyalahgunaan yang digunakan untuk kesenangan semata bagi para penggunanya.
Simak beberapa efek buruk ganja bagi kesehatan berikut ini:
- Kerusakan Otak
Resiko kehilangan memori dan terhambatnya fungsi otak menjadi resiko yang bisa Anda alami dalam penggunaan ganja dalam waktu cukup lama.
Pada beberapa penelitian yang menggunakan pemindaian MRI menyatakan bahwa otak mengalami perubahan struktur yang signifikan di bagian-bagian tertentu. Dipercaya bahwa perubahan ini akan berpengaruh pada fungsi otak itu sendiri.
Efek penggunaan ganja akan bertahan selama 3 jam setiap kali pemakaian, ditambah dengan bertambahnya detak jantung sebanyak 20-50 denyut per menit. Resiko penyakit jantung, pendarahan, dan mata merah menjadi salah satu penyebab pembuluh darah semakin lebar.
- Paru-paru
Ganja memiliki kandungan tar 3 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan tembakau. Selain itu zat karsinogenik sebanyak 70% berasal dari asap ganja.
Sehingga akan memperbesar resiko kanker paru-paru. Hal itu akan semakin diperparah apabila ganja dan tembakau dikonsumsi secara bersamaan dalam waktu yang lama.
- Sistem pencernaan dan kekebalan tubuh
Penggunaan ganja akan memberikan sensasi terbakar di bagian mulut dan tenggorokan. Pada kasus tertentu dapat mengakibatkan gejala mual dan muntah. Ganja bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh kesulitan untuk melawan berbagai macam serangan infeksi.
- Risiko kehamilan dan menyusui
Penggunaan ganja bisa mengakibatkan kerusakan pada perkembangan janin dan risiko Leukemia. Apalagi saat dikonsumsi dalam kondisi sedang menyusui, mengakibatkan zat kimia ikut terserap ke dalam ASI sehingga bayi akan tumbuh abnormal.
Pemulihan kecanduan ganja
Para pengguna ganja mengakui jika merasa kesulitan untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut. Hal itu terjadi akibat zat kimia yang mengakibatkan kecanduan.
Semakin lama mengonsumsi ganja tubuh akan semakin rusak secara perlahan, bahkan pada kasus tertentu dapat berujung pada kematian.
Apabila Anda mulai menyadari kerugian ganja terhadap kesehatan, maka akan lebih baik untuk segera melakukan penanganan yang tepat melalui bantuan medis maupun tradisional. Akan tetapi pastikan setiap pasien mendapatkan dukungan dari keluarga untuk mempercepat pemulihan.
Pidana hukum
Keberadaan para pecandu ganja di Indonesia dijerat dengan pasal yang terdapat di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika. Ganja termasuk ke dalam narkotika golongan I.
Jika ditanam, dipelihara, dimiliki dan disimpan akan dikenai penjara maksimal 12 tahun dan denda sebanyak Rp. 8 miliar.
Demikian penjelasan mengenai efek ganja bagi kesehatan. Anda bisa lakukan banyak hal yang positif untuk kegiatan yang lebih bermanfaat. Utamakan sehat dan selamat sejak dini tanpa narkoba!
Editorial note: Konten ini adalah konten edukasi. Honestdocs tidak menjual narkotika, obat-obatan psikotropika, rokok (konvensional maupun elektrik), dan vape.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.