Ketika melihat makanan di hadapan Anda dihinggapi lalat, hanya akan ada 2 kemungkinan: membuang makanan tersebut atau tetap memakannya. Namun biasanya, kebanyakan orang akan langsung mengibas-ngibaskan tangan guna mengusir lalat. Tentu rasanya sayang bila harus membuang makanan, bukan?
Namun tunggu dulu. Kira-kira, aman atau tidak, ya, makan makanan yang sudah dihinggapi lalat? Mari simak penjelasannya berikut ini.
Makan makanan dihinggapi lalat, aman atau tidak?
Anda tentu tahu bahwa lalat termasuk salah satu hewan yang sangat kotor dan menjijikkan. Pasalnya, hewan ini paling sering ditemukan di tempat sampah, kotoran hewan, atau makanan-makanan yang sudah membusuk. Meskipun memang, lalat juga menyukai makanan apa pun yang tersedia di meja makan.
Banyak orang menganggap sepele saat lalat hinggap di makanan. Mungkin karena lalat hanyalah hewan hecil sehingga hinggap sebentar saja tidak akan membuat Anda sakit perut. Terlebih, rasanya sayang jika Anda harus membuang makanan begitu saja hanya karena lalat.
Sekali makanan dihinggapi lalat, makanan tersebut ternyata harus langsung dibuang. Tidak peduli meskipun lalat baru menempel pada makanan sepersekian detik. Kenapa begitu?
Faktanya, setidaknya ada 200 patogen yang menempel pada sayap dan kaki lalat, terdiri dari bakteri, virus, dan telur parasit. Ketika lalat mendarat di makanan, maka otomatis kuman langsung berpindah ke makanan.
Lebih parahnya lagi, lalat yang hinggap di makanan tidak sedikitpun menggigit makanan Anda, tapi justru memuntahkan jus pencernaan sekaligus membuang kotoran ke makanan. Jus pencernaan dari perut lalat juga mengandung banyak patogen yang tak kalah berbahaya.
Berbagai jenis bakteri dan virus yang dapat dibawa oleh lalat di antaranya:
- E.coli
- Salmonella
- Virus hepatitis A
- Rotavirus
- Helicobacter pylori
Kuman sebetulnya hanya bisa bertahan hidup selama beberapa jam di permukaan makanan. Namun ketika Anda langsung melahap makanan dihinggapi lalat, kuman akan langsung masuk ke dalam tubuh dan memicu infeksi.
Melansir dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), ada beberapa jenis penyakit yang bisa terjadi akibat mengonsumsi makanan dihinggapi lalat, yaitu:
- Disentri
- Diare
- Tipes
- Kolera
- Infeksi mata, seperti trakoma dan konjungtivitis
- Infeksi kulit
Perlu diketahui bahwa tidak semua lalat membawa jenis-jenis kuman tersebut. Kuman yang disebutkan di atas merupakan bakteri dan virus yang berasal dari tinja atau daging mentah.
Namun, Anda tentu tidak bisa membedakan mana lalat yang baru saja hinggap di tinja atau daging mentah, bukan? Oleh karena itu, sebaiknya segera buang makanan dihinggapi lalat demi menjaga kesehatan Anda.
Baca Selengkapnya: Penanganan Keracunan Makanan di Rumah yang Benar
Cara menjaga makanan tetap bersih dari lalat
Cara terbaik untuk mencegah kontaminasi makanan dihinggapi lalat adalah dengan menjaga kebersihan. Baik dari segi kebersihan makanan, lingkungan di sekitar tempat makan, hingga kebersihan diri sendiri. Caranya adalah sebagai berikut:
- Tutup tempat sampah dengan rapat supaya tidak mengundang lalat.
- Tutupi makanan dengan tudung saji atau letakkan di dalam wadah tertutup.
- Selalu cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, baik sebelum dan sesudah mengolah makanan maupun menyentuh makanan.
- Jaga daya tahan tubuh Anda dengan melakukan pola hidup sehat, mulai dari mengonsumsi makanan sehat dan olahraga rutin. Sistem imun tubuh yang kuat membuat Anda tidak mudah sakit akibat makanan dihinggapi lalat.
Selain dengan membuang makanan seutuhnya, Anda sebetulnya boleh saja hanya membuang secuil bagian makanan yang dihinggapi lalat. Namun, hal ini hanya bisa dilakukan jika Anda mengetahui kapan lalat tersebut menempel pada makanan. Semakin cepat dibuang, maka Anda masih punya kesempatan untuk menghentikan penyebaran bakteri pada makanan.
Bila dirasa sudah terlalu lama terpapar, sebaiknya segera buang makanan tersebut demi menjaga kesehatan Anda.
Baca Juga: Mengenal Lalat Tse Tse yang Bisa Sebabkan Penyakit Tidur
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.