Sistem saraf manusia adalah jaringan sel saraf yang bertanggung jawab untuk mentransfer impuls (sinyal) dari otak ke seluruh tubuh agar fungsi organ bisa berjalan maksimal. Tak heran jika kerusakan sistem saraf bisa mengganggu fungsi tubuh, apalagi saat terserang penyakit saraf.
Mengenal jenis saraf pada tubuh manusia
Saraf dalam tubuh manusia terdiri dari 3 jenis, yaitu:
Booking Klinik Fisioterapi via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket fisioterapi hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

- Saraf motorik, merupakan jenis saraf yang mengirim impuls dari otak dan sumsum tulang belakang ke semua otot di dalam tubuh;
- Saraf sensorik, merupakan jenis saraf yang mengirimkan kembali impuls dari kulit dan otot ke tulang belakang dan otak;
- Saraf otonom, adalah jenis saraf yang mengendalikan fungsi gerakan tubuh yang tidak atau setengah disadari, seperti detak jantung, tekanan darah, gerakan usus, dan pengaturan suhu tubuh.
Jika ada saraf tertentu yang terganggu, segera konsultasikan ke dokter spesialis penyakit saraf. Hal ini bertujuan untuk memastikan penyebab, mengobati, hingga mencegah gangguan saraf semakin parah.
Tanda dan gejala penyakit saraf
Penyakit saraf adalah gangguan pada sistem saraf tubuh, bisa terjadi pada sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang) atau sistem saraf perifer (saraf penghubung).
Sejumlah tanda dan gejala penyakit saraf yang dapat terjadi antara lain:
- Kejang;
- Sakit kepala;
- Tremor;
- Nyeri punggung yang meluas ke lengan atau tungkai;
- Hilangnya keseimbangan dan koordinasi tubuh;
- Kekuatan otot melemah atau hilang;
- Susah berbicara atau bicara cadel;
- Kemampuan mengingat menurun atau hilang;
- Paralisis (lumpuh);
- Hilang atau menurunnya kemampuan indra, seperti kemampuan melihat atau mendengar;
- Disfagia.
Baca Selengkapnya: Sadari 8 Gejala Kerusakan Saraf Ini Sebelum Terlambat
Apa penyebab penyakit saraf?
Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab penyakit saraf, di antaranya:
- Infeksi;
- Gangguan pembuluh darah (vaskular);
- Gangguan struktural;
- Gangguan fungsional;
- Penyakit degeneratif.
Untuk memastikan penyebabnya, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit saraf. Selain menyiapkan surat rujukan, sebaiknya bawa juga berbagai jenis obat, suplemen, atau produk herba yang sedang dikonsumsi. Sampaikan juga riwayat kesehatan Anda secara keseluruhan untuk membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit.
Booking Klinik Fisioterapi via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket fisioterapi hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Baca Juga: Sakit di Persendian Bisa Disebabkan Saraf Kejepit
Prosedur konsultasi penyakit saraf
Tidak semua pasien penyakit saraf akan menjalani jenis pemeriksaan yang sama. Pasalnya, hal ini tergantung dari kondisi, keluhan, dan gejala yang diderita masing-masing pasien.
Sejumlah pemeriksaan yang dapat dilakukan dokter antara lain:
- Penelusuran riwayat kesehatan;
- Pemeriksaan fisik (physical examination), meliputi pemeriksaan tanda vital dan kondisi pasien seara umum;
-
Pemeriksaan saraf, terdiri dari:
- Pemeriksaan fungsi saraf;
- Pemeriksaan saraf kranial;
- Pemeriksaan sistem saraf sensorik;
- Pemeriksaan sistem saraf motor;
- Pemeriksaan refleks, otak kecil, dan meningeal;
- Pemeriksaan sistem saraf otonom;
- Analisis gaya berjalan (gait analysis);
- Analisis cara bicara (speech analysis);
- Evaluasi status mental (mental status evaluation).
Selain itu, ada juga pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pasien, yaitu:
- Pemeriksaan laboratorium, yang meliputi:
- Radiologi, meliputi:
-
Tes konduksi saraf, terdiri dari:
- Elektroensefalografi (EEG);
- Elektromiografi (EMG);
- Elektronistagmografi (ENG);
- Polisomnogram.
- Cerebral angiography;
- Pungsi lumbal (spinal tap).
Yang harus diperhatikan setelah konsultasi penyakit saraf
Setelah melalui tahap pemeriksaan, dokter saraf akan menganalisis hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang sudah dijalani. Setelah diketahui penyebab penyakit saraf yang diderita pasien, barulah dokter akan menyarankan prosedur perawatan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.
Pasien dapat dianjurkan untuk rawat inap jika penyakit sarafnya membutuhkan perawatan lebih lanjut dengan dokter. Sedangkan jika tergolong ringan, maka pasien diperbolehkan pulang dan mendapatkan resep obat-obatan untuk mengatasi gejala penyakit saraf.
Dokter juga dapat menyarankan fisioterapi untuk membantu mengembalikan fungsi anggota gerak tubuh yang terganggu. Jika penyakit saraf tergolong parah, prosedur operasi berupa kraniotomi, foraminotomy, atau laminektomi sesuai kebutuhan masing-masing pasien.
Baca Selengkapnya: Gangguan Kesehatan yang Bisa Disembuhkan Dengan Fisioterapi
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.