Sesuai dengan namanya Kanker Serviks adalah sejenis kanker yang berkembang di serviks wanita (mulut rahim yang menghubungkan vagina dengan rahim). Kanker serviks seringkali tidak memiliki gejala yang khas pada tahap awal.
Gejala yang paling umum terjadi adalah pendarahan vagina yang tidak biasa, yang dapat terjadi setelah berhubungan seks, pendarahan di antara periode menstruasi atau pendarahan yang terjadi setelah menopause.
Namun perlu diingat, pendarahan yang tidak normal bukan berarti Anda pasti terkena kanker serviks, namun hal ini harus diselidiki oleh dokter Anda sesegera mungkin. Jika dokter umum Anda mengira Anda terkena kanker serviks, sebaiknya Anda menemui dokter spesialis dalam jangka waktu dua minggu.
Terjadi 21 ribu kasus kanker serviks (leher rahim) tiap tahunnya di Indonesia sehingga menempati nomor dua dalam jumlah tertinggi di dunia, demikian ujar dokter spesialis kebidanan dan kandungan dr Laila Nuranna SpOG, seperti dikutip dari Antara.
Pada 2014 lalu, lebih dari 92 ribu perempuan Indonesia juga meninggal karena kanker dengan 10,3 persen di antaranya karena kanker serviks. Salah satu pendorong tingginya angka-angka tersebut, menurut Laila, adalah karena tidak adanya proses pemantauan sejak dini.
"Sebagian besar penderita kanker serviks baru menyadari saat kondisinya sudah parah. Maka pengobatan BPJS untuk penyakit ini mencapai Rp3,6 triliun pada periode 1 Januari 2014- Juni 2014," ucap Laila.
Kenali penyebab Kanker Serviks
Di hampir semua kasus, Kanker Serviks merupakan hasil perubahan DNA sel yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV). Kanker dimulai dengan perubahan struktur DNA yang ada di seluruh sel manusia. DNA memberikan informasii kepada sel-sel dengan seperangkat instruksi dasar, seperti kapan sel harus harus tumbuh dan berkembang biak.
Perubahan struktur DNA dikenal sebagai mutasi. Hal ini dapat mengubah informasi yang mengendalikan pertumbuhan sel, yang berarti sel terus tumbuh dan bukannya berhenti saat seharusnya. Jika sel bereproduksi secara tidak terkendali, mereka menghasilkan benjolan jaringan yang disebut tumor.
1. Human papilloma virus (HPV)
Lebih dari 99% Kasus Serviks terjadi pada wanita yang sebelumnya telah terinfeksi HPV. HPV adalah sekelompok virus, bukan virus tunggal. Ada lebih dari 100 tipe yang berbeda.
HPV umumnya menyebar melalui hubungan seksual dan jenis aktivitas seksual lainnya (seperti kontak kulit ke kulit pada daerah genital, atau menggunakan mainan seks).
Diperkirakan bahwa 1 dari 3 wanita akan terkena infeksi HPV dalam waktu dua tahun sejak mulai melakukan hubungan seks secara teratur, dan sekitar 4 dari 5 wanita akan terkena infeksi ini sekali dalam hidup mereka.
Beberapa jenis HPV tidak menimbulkan gejala yang nyata dan infeksi akan hilang tanpa pengobatan. Jenis HPV lainnya dapat menyebabkan kutil pada daerah kelamin, Perlu diketahui bahwa kutil seperti ini tidak ada hubungannya dengan peningkatan risiko penyebab Kanker Serviks.
Sekitar 15 jenis HPV dianggap berisiko tinggi menyebabkan Kanker Serviks. Dua jenis yang diketahui memiliki risiko paling tinggi adalah HPV 16 dan HPV 18, yang mana 7 dari 10 orang yang terkena kanker serviks disebabkan oleh HPV tipe ini.
Jenis HPV 16 dan HPV 18 diperkirakan mengandung materi genetik yang bisa masuk ke dalam sel serviks. Diketahui bahwa Materi genetik tersebut bisa mengganggu kerja normal sel, yang pada akhirnya dapat menyebabkannya reproduksi secara tidak terkendali, yang menyebabkan pertumbuhan tumor kanker.
Karena kebanyakan jenis HPV tidak menimbulkan gejala, Anda atau pasangan Anda bisa terkena virus ini selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun tanpa menyadarinya.
2. Faktor pendukung
Fakta bahwa infeksi HPV sangat umum terjadi namun kanker serviks relatif jarang menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil wanita yang rentan terhadap efek infeksi HPV. Tampaknya ada faktor risiko lain yang dapat mempengaruhi potensi seorang wanita terkena kanker serviks. Yaitu:
- merokok - wanita yang merokok memiliki dua kali lebih besar kemungkinan terkena kanker serviks daripada wanita yang tidak merokok; Hal ini mungkin disebabkan oleh efek berbahaya dari bahan kimia yang ditemukan pada tembakau pada sel serviks
- memiliki sistem kekebalan yang lemah - hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari penggunaan obat tertentu, seperti imunosupresan, yang digunakan untuk menghentikan tubuh menolak organ donor, atau sebagai akibat dari kondisi seperti HIV atau AIDS.
- Mengkonsumsi pil kontrasepsi oral selama lebih dari lima tahun - wanita yang mengonsumsi pil dianggap berisiko dua kali terkena kanker serviks daripada mereka yang tidak, walaupun tidak jelas mengapa.
- Memiliki banyak anak (semakin banyak anak yang Anda miliki, semakin besar risikonya) - wanita yang memiliki dua anak berisiko dua kali terkena kanker serviks dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki anak
Alasan hubungan antara kanker serviks dan persalinan tidak jelas. Satu teori adalah bahwa perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan bisa membuat serviks lebih rentan terhadap efek HPV.
Penyebaran Kanker Serviks
Jika Kanker Serviks tidak terdiagnosis dan tidak diobati, perlahan-lahan akan menyebar dari serviks dan masuk ke jaringan dan organ sekitarnya. Kanker bisa menyebar ke vagina dan otot-otot sekitarnya yang menopang tulang panggul. Dan juga, kanker serviks bisa menyebar ke atas, menghalangi saluran yang mengalir dari ginjal ke kandung kemih Anda (ureter).
Kanker kemudian dapat menyebar ke kandung kemih Anda, rektum (bagian belakang) dan akhirnya masuk ke hati, tulang dan paru-paru Anda. Sel kanker juga bisa menyebar melalui sistem limfatik Anda. Sistem limfatik adalah rangkaian nodus (kelenjar) dan saluran yang menyebar ke seluruh tubuh Anda dengan cara yang mirip dengan sistem sirkulasi darah.
Dok saya ingin bertanya, kemarin saya berobat disalah satu klinik dan saya sidiagnosa mengalami erosi servik di miss V tingkat II. Apakah penyakit ini bisa sembuh?