Hati adalah organ padat terbesar dan kelenjar terbesar di tubuh manusia. Sebagai kelenjar terbesar dalam tubuh manusia, hati memiliki lebih dari 500 fungsi penting.
Hati digolongkan sebagai bagian dari sistem pencernaan. peran hati termasuk detoksifikasi racun, sintesis protein, dan produksi enzim yang membantu mencerna makanan.
Booking Klinik Pemeriksaan Fungsi Liver (Hati) via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket fungsi liver (hati) hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Beberapa fakta tentang Hati
- Walaupun organ terbesar dalam tubuh manusia, hati digolongkan sebagai kelenjar.
- Organ vital ini memiliki lebih dari 500 fungsi dalam tubuh manusia.
- Hati adalah satu-satunya organ yang dapat beregenerasi.Artinya hati dapat tumbuh kembali walaupun terdapat kerusakan hingga 70%.
- Hati adalah organ padat terbesar di tubuh manusia, beratnya mencapai 1500gram.
- Penyalahgunaan alkohol adalah salah satu penyebab utama masalah hati di dunia.
Fungsi Hati
Hati digolongkan sebagai kelenjar dan terkait dengan banyak fungsi. Sulit untuk memberikan angka yang tepat, karena organ yang satu ini masih dieksplorasi, tetapi diperkirakan bahwa hati memiliki 500 fungsi yang berbeda.
Fungsi utama hati meliputi:
-
Produksi empedu
fungsi hati yang paling utama adalah memproduksi senyawa kimia yang dibutuhkan dalam sistem pencernaan, salah satunya adalah empedu. Empedu adalah suatu senyawa kimia yang membantu usus kecil memecah dan menyerap lemak, kolesterol, dan beberapa vitamin. Empedu terdiri dari garam empedu, kolesterol, bilirubin, elektrolit, dan air. -
Menyerap dan memetabolisme bilirubin
Bilirubin adalah hasil pemecahan hemoglobin. Bilirubin dapat digunakan untuk pembentukan/regenerasi sel darah merah yang baru. Dalam hal ini, liver berfungsi menyimpan bilirubin yang dihasilkan dari pemecahan hemoglobin. Sehingga saat bilirubin dibutuhkan untuk regenerasi sel darah merah, cadangan bilirubin pada hati dapat digunakan. -
Membantu faktor pembekuan darah
Vitamin K diperlukan untuk membantu proses pembekuan/ penggumpalan darah. Empedu berperan sangat penting untuk penyerapan vitamin K dan seperti diketahui sebelumnya bahwa empedu diproduksi di hati. Jika hati tidak menghasilkan cukup empedu, faktor pembekuan tidak dapat diproduksi. -
Metabolisme lemak
Tubuh kita hanya dapat menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi langsung. Empedu berfungsi untuk memecah lemak dan membuatnya menjadi karbohidrat sehingga cadangan lemak dapat digunakan sebagai energi. Proses ini disebut dengan nama gluconeogenesis. -
Metabolisme karbohidrat
Karbohidrat disimpan di hati, di mana mereka dipecah menjadi glukosa dan masuk ke dalam aliran darah untuk mempertahankan kadar glukosa normal. Karbohidrat disimpan sebagai glikogen dan dirilis setiap kali energi dibutuhkan dengan cepat. -
Penyimpanan Vitamin dan mineral
Hati menyimpan vitamin A, D, E, K, dan B12. Hati berperan untuk menyimpan vitamin-vitamin ini agar dapat digunakan saat dibutuhkan. Sedangkan dalam peran sebagai penyimpanan mineral, Hati menyimpan zat besi dari hemoglobin dalam bentuk ferritin, yang mana siap untuk membuat sel darah merah baru. Selain itu, Hati juga mengatur penyimpanan dan pelepasan tembaga. -
Membantu memetabolisme protein
Sama halnya dengan peran hati dalam metabolisme lemak, Empedu juga membantu memecah protein untuk pencernaan. -
Menyaring darah
Hati menyaring dan menghilangkan senyawa dari tubuh, termasuk hormon, seperti estrogen dan aldosteron, dan senyawa dari luar tubuh, termasuk alkohol dan obat-obatan lainnya. -
Fungsi imunologi
Hati adalah bagian dari sistem fagosit mononuklear. Hati mengandung jumlah sel Kupffer yang tinggi yang berperan dalam aktivitas kekebalan tubuh. Sel-sel ini menghancurkan agen penyebab penyakit yang mungkin masuk ke hati melalui usus. -
Produksi albumin
Albumin adalah protein yang paling umum dalam serum darah. Albumin memiliki peran dalam mengangkut asam lemak dan hormon steroid untuk membantu menjaga tekanan darah normal dengan mencegah permeabilitas pembuluh darah.
Bagaimana mengukur fungsi hati yang normal?
Berbagai fungsi yang dijalankan organ hati membuat berbagai senyawa kimia dihasilkan dan beredar di aliran darah. Oleh karena itu, tes fungsi hati dapat dilakukan dengan cara mengambil sampel darah untuk memeriksa senyawa-senyawa kimia tersebut.
Pola hasil pemeriksaan darah dapat membantu menentukan senyawa mana yang kadarnya berlebihan sehingga menyebabkan masalah. Berikut adalah beberapa senyawa yang biasanya diukur dalam tes fungsi hati:
-
Albumin
merupakan protein utama yang diproduksi liver dan masuk ke sirkulasi darah. Kadar albumin yang rendah dapat mengindikasikan beberapa jenis masalah hati atau bisa juga disebabkan oleh kondisi kurang gizi. -
Bilirubin
yaitu senyawa yang terbuat dari hemoglobin. Senyawa ini memberikan warna kekuningan atau kehijauan pada cairan empedu. Kadar bilirubin yang tinggi di dalam darah menyebabkan penyakit kuning (jaundice). Kadar bilirubin terkonjugasi tinggi dapat terjadi ketika aliran cairan empedu terhambat, misalnya karena ada batu empedu atau tumor pankreas. Selain itu, kadar yang tinggi tersebut juga bisa disebabkan oleh luka pada organ hati, hepatitis, atau konsumsi minuman beralkohol dalam jangka panjang.Sementara itu, kadar bilirubin tak terkonjugasi dapat tinggi bila terdapat penghancuran sel darah merah berlebihan di hati, misalnya pada penyakit anemia hemolitik. -
Alkalin fosfatase (ALP)
adalah enzim yang terbentuk di dalam hati dan tulang. Pada penderita penyakit tulangpenyakit tulang atau beberapa jenis penyakit hati, kadar senyawa alkalin fosfat dalam darah akan tinggi. -
Aspartat aminotransferase (AST)
atau Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase(SGOT) juga merupakan enzim yang ada di dalam hati. Bila kadarnya tinggi biasanya menggambarkan adanya masalah pada organ hati. -
Alanin transaminase (ALT)
atau Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT), yaitu enzim yang bermanfaat membantu mengolah protein. Kadar senyawa ini akan tinggi ketika liver mengalami cedera atau peradangan, seperti pada penyakit hepatitis. -
Total protein
merupakan pengukuran semua protein dalam darah.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.