Meski terdengar sedikit sensitif, menjalani tes penyakit kelamin alias tes penyakit menular seksual merupakan hal yang sangat penting. Pasalnya, hal ini berguna untuk mendeteksi dini penularan Penyakit Menular Seksual (PMS). Lalu, siapa saja yang harus mengikuti tes penyakit seksual? Apakah hanya orang yang sering gonta-ganti pasangan saja?
Siapa saja yang harus menjalani tes penyakit seksual?
Tes penyakit kelamin harus dilakukan oleh mereka yang aktif secara seksual dan berisiko terkena penyakit menular seksual. PMS sendiri banyak macamnya, di antaranya klamidia, HIV, sifilis atau raja singa, hingga gonore.
Booking Klinik STD via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket std hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Orang yang sering gonta-ganti pasangan memang berisiko lebih tinggi terkena penyakit menular seksual, sehingga perlu menjalani tes penyakit kelamin. Selain itu, beberapa kelompok berikut ini juga perlu mendapatkan tes penyakit seksual, yaitu:
1. Orang yang aktif secara seksual
Hampir bisa dipastikan bahwa orang yang perlu menjalani tes penyakit kelamin adalah mereka yang memang sudah aktif secara seksual. Sedangkan orang yang belum pernah melakukan aktivitas seksual dirasa belum perlu menjalani tes ini.
Tes penyakit seksual yang wajib dilakukan salah satunya adalah tes HIV. Jenis pemeriksaan ini juga harus dijalani oleh ibu hamil guna mencegah risiko penularan penyakit ke bayi.
2. Pria normal yang berhubungan dengan wanita
Pria normal yang berhubungan hanya dengan 1 pasangannya umumnya tidak akan terlalu banyak menjalani tes penyakit seksual, kecuali tes HIV. Hal tersebut dikarenakan jenis penyakit lainnya cukup jarang menyerang kelompok ini, kecuali memang sudah memiliki gejalanya.
Salah satu penyakit seksual lainnya yang bisa menyerang pria adalah klamidia yang tertular dari wanita yang mengidap klamidia.
3. Usia remaja di bawah 24 tahun
Penyakit menular seksual tidak hanya menyerang orang dewasa. Justru, penyakit kelamin paling banyak mengintai kelompok remaja yang melakukan seks bebas sejak dini.
Booking Klinik STD via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket std hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Sebuah laporan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa meski remaja usia 15-24 tahun hanya mewakili 25% populasi aktif seksual, namun kelompok ini berisiko 50% terkena penyakit menular seksual.
Hal ini dikarenakan remaja umumnya belum paham mengenai bahaya dari perilaku seks bebas yang dilakukan, sehingga risiko penularan lebih tinggi.
Baca Selengkapnya: Risiko Berhubungan Seksual di Usia Muda
4. Pria homoseksual
Pria homoseksual berpeluang ketularan penyakit kelamin paling tinggi dari kelompok lainnya. Penyakit yang umumnya menyerang adalah HIV dan sifilis. Selain itu, penyakit gonore dan klamidia juga sering ditemui di kelompok ini.
Baca Juga: LGBT, Mengenal Identitas Orientasi Seksual
5. Wanita
Wanita juga berisiko terkena penyakit seksual, salah satu yang paling umum adalah virus HPV yang menyebabkan kelainan sel leher rahim. Selain itu, wanita yang aktif secara seksual juga sebaiknya menjalani tes klamidia tahunan untuk mendeteksi dini penularan.
Booking Klinik STD via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket std hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Jenis penyakit menular seksual dan cara tesnya
1. Klamidia dan gonore
Tes penyakit klamidia dan gonore harus dilakukan oleh kelompok yang berisiko tertular penyakit kelamin, seperti yang dijabarkan di atas. Cara pengujian penyakit ini cukup sederhana, yaitu dengan tes urine maupun uji seka di penis untuk laki-laki dan di rahim untuk wanita.
2. HIV, hepatitis dan sifilis
Tes HIV sangat penting dilakukan setiap tahun sebagai deteksi dini, terutama bagi orang-orang yang berisiko tinggi terkena HIV. Sedangkan bagi orang-orang yang cenderung tidak berisiko, sebaiknya tetap melakukan pemeriksaan rutin (check-up) di rumah sakit minimal 1 kali seumur hidup mulai usia 15-65 tahun.
Cara pengujian penyakit ini dengan tes darah maupun swab test dari sampel jaringan kelamin. Sementara penyakit hepatitis diuji melalui sampel darah.
3. HPV (human papillomavirus)
HPV umumnya dapat menyebabkan kanker rahim maupun kutil kelamin. Screening HPV saat ini baru tersedia untuk wanita dengan cara:
- Pap smear. Sebaiknya dilakukan oleh wanita 3 tahun sekali sejak usia 21-65 tahun
- Tes HPV, merupakan tes lanjutan untuk wanita usia di atas 30 tahun setelah pap smear.
Baca Selengkapnya: 6 Syarat yang Harus Dipenuhi Sebelum Menjalani Pap Smear
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.