Rasa sakit akibat rematik atau nyeri sendi bisa berubah menjadi lebih buruk bila digunakan untuk bergerak. Oleh karenanya tidak jarang, orang yang menderita rematik memilih untuk tidak berolahraga termasuk berlari. Padahal berdasarkan Arthritis Foundation, penderita rematik tetap disarankan untuk mempunyai rencana lari yang tepat. Bila bisa mematuhi rencana berlari, olahraga tersebut justru bisa memberikan manfaat untuk persendian.
Tips Berlari untuk Penderita Reumatik
Namun, sebelum Anda memulai berlari, sebaiknya ikuti beberapa tips berikut ini.
1. Jangan lupakan peregangan
Peregangan sebelum melakukan olahraga sangat penting dilakukan siapa saja termasuk penderita rematik. Hal ini karena peregangan membantu mempersiapkan tubuh sebelum bergerak aktif, melancarkan aliran darah serta memanaskan otot.
Anda juga bisa berendam air panas sebelum berlari terutama ketika udara sedang dingin. Dengan cara ini Anda bisa mengurangi resiko nyeri sendi sebelum beraktivitas.
2. Pilih jalur yang tepat
Bagi penderita rematik, pemilihan trek atau lintasan lari sangatlah penting. Hindari berlari pada lintasan dengan permukaan keras seperti aspal atau beton. Pilih lintasan dengan permukaan yang lunak seperti tanah, rumput, ataupun jalan setapak.
Faktanya permukaan beton bisa 10 kali lebih keras daripada permukaan aspal, sehingga ketika menjejakkan kaki lintasan tersebut tidak disarankan. Hal ini akan berdampak pada nyeri sendi atau lutut yang bisa menjadi lebih buruk.
3. Jangan memaksa diri
Meskipun Anda ingin mempertahankan atau meningkatkan kecepatan lari, namun sebaiknya Anda tetap mendengarkan sinyal atau tanda dari tubuh. Bila merasa kurang sehat, jangan memaksakan diri karena hanya akan memperburuk keadaan rematik dan meningkaykan resiko peradangan sendi dan otot.
Anda bisa melakukan tes kecil untuk melihat apakah latihan yang Anda lakukan sudah sesuai apa belum. Cobalah untuk berlari sambil berbicara, bila Anda bisa berbicara dengan lancar dan tanpa terengah-engah, berarti Anda sudah berlari dengan seharusnya.
Bila kesulitan untuk berbicara sambil berlari, itu adalah salah satu tanda kekurangan oksigen dan sebaiknya Anda beristirahat sejenak.
4. Kombinasikan dengan latihan kekuatan
Bagi penderita rematik jangan hanya sekedar berlari saja namun kombinasikan rutinitas lari dengan latihan kekuatan. Kombinasi dua latihan ini sangat bemanfaat untuk meningkatkan kekuatan persendian dan otot.
Hal ini karena kekuatan otot harus dilatih dengan intesitas lari yang meningkat agar bisa beradaptasi. Anda mungkin akan kesulitan untuk melakukan rutinitas lari bila otot tidak beradaptasi terlebih dahulu.
Sehingga Anda perlu mengkombinasikan latihan kekuatan di gym dengan berlari agar otot menjadi lebih kuat dan rasa nyeri sendir berkurang seiring waktu.
5. Jangan cepat menyerah
Mempertahankan rutinitas berlari bagi penderita rematik memang bukan hal yang mudah. Ada saat dimana Anda hanya ingin naik taksi dan pulang daripada berlari di taman. Namun demi kesehatan, Anda harus tetap melakukan rutinitas berlari.
Anda bisa membuat jadwal yang dirasa mudah untuk dijalani dan lakukan dengan rutin. Ajak salah satu teman atau anggota keluarga untuk menemani sehingga Anda tetap termotivasi untuk berolahraga.
Bila tidak yakin dengan rutinitas jadwal olahraga, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Buatlah jadwal berlari dari yang level yang paling rendah kemudian meningkat secara bertahap.
Selalu pertimbangkan juga kondisi kesehatan Anda sebelum berolahraga sehingga tidak menimbulkan rasa sakit. Bagaimanapun juga kesehatan sendi bergantung pada seberapa bijak Anda menggunakan sendi untuk berolahraga sehingga buatlah jadwal tepat.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.