Sebaiknya Berapa Jam Bayi Tidur Dalam Sehari?

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit
Sebaiknya Berapa Jam Bayi Tidur Dalam Sehari?

Bagi ayah bunda yang baru saja dikaruniai sang buah hati, otomatis akan merasakan kehidupannya berubah. Awalnya mungkin bisa tidur nyenyak di malam hari, namun sekarang ada si kecil yang harus diladeni. Memang wajar jika waktu tidur bayi tak kenal waktu, dan itu tidak masalah, asalkan durasinya cukup. Tapi, tahukah Anda berapa jam seharusnya bayi tidur dalam sehari?

Sebenarnya tak ada patokan khusus soal berapa lama seharusnya bayi tidur dalam sehari. Namun untuk menjaga agar bayi tidak kurang tidur, maka ada panduan umum soal jam tidur anak yang bisa diikuti.

Ayah bunda tentu menyadari bahwa tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk kesehatan anak. Anak bayi yang kurang tidur bisa rewel, hiperaktif, mudah marah, serta menunjukkan perilaku ekstrim tak terpuji lainnya. Untuk menghindarinya, mari simak pedoman jam tidur bayi berdasarkan usianya berikut ini.

Panduan umum jam tidur bayi dan anak sesuai usianya

Bayi 1-4 minggu

Bayi seumuran ini idealnya butuh waktu tidur antara 15-18 jam dalam sehari. Namun biasanya, mereka hanya bisa tidur selama 2-4 jam saja pada sekali waktu, lain halnya dengan bayi prematur yang memang mampu terlelap lebih lama.

Hal ini dikarenakan, bayi baru lahir belum bisa mengembangkan ritme sirkadiannya, yaitu jam biologis yang mengatur siklus siang dan malam, sehingga mereka masih belum memiliki pola tidur yang pasti.

Bayi 1-4 bulan

Anak usia 1-4 bulan rata-rata butuh waktu 14-15 jam untuk tidur setiap harinya. Ketika si kecil menginjak usia 6 minggu, maka waktu tidurnya biasanya sudah lebih teratur.

Umumnya, si kecil sudah bisa terlelap selama 6 jam pada sekali tidur, dan juga jarang terbangun saat malam. Pada masa inilah, orang tua dapat mengenalkan konsep siang dan malam pada si kecil.

Bayi 4-12 bulan

Walau anak usia 4-12 bulan masih perlu tidur hingga 15 jam sehari, namun pada prakteknya, kebanyakan hanya tidur selama 12 jam saja. Pada tahap ini, bunda harus membantu anak mengembangkan kebiasaan tidur yang sehat seperti pada orang dewasa.

Pada mulanya si kecil mungkin tidur siang sebanyak 3 kali dalam sehari, lalu jumlahnya berkurang menjadi 2 kali saat usianya mencapai 6 bulan karena ia sudah bisa tidur pada sepanjang malam. Tidur siang secara teratur dapat membantu mengembangkan ritme sirkadian anak sehingga lebih matang.

Anak 1-3 tahun

Ketika usia anak menginjak 18-21 bulan, maka ia mungkin mulai tidur siang sekali saja dalam sehari. Anak usia ini sebenarnya butuh tidur hingga 14 jam per harinya.

Namun faktanya, kebanyakan anak hanya tidur sekitar 10 jam saja. Anak usia 21-36 bulan biasanya tetap perlu tidur siang dengan durasi 1-3 jam lamanya. Mereka sebaiknya dilatih untuk tidur malam antara jam 7-9, lalu bangun pada pukul 6-8 pagi.

Anak 3-6 tahun

Anak yang umurnya berkisar antara 3-6 tahun biasanya akan tidur di jam yang sama seperti ketika usianya lebih muda dulu. Walau anak usia ini tetap tidur siang setiap harinya, namun kebanyakan berhenti melakukannya saat umurnya menginjak 5 tahun. Mereka yang tetap tidur siangpun biasanya hanya melakukannya sebentar saja. Meski demikian, anak seumuran ini tetap diimbau tidur 10-12 jam setiap harinya.

Anak 7-12 tahun

Pada masa ini, anak sudah mulai memiliki berbagai kegiatan, entah di sekolah, bersama teman, ataupun keluarganya. Otomatis jam tidurnya pun jadi berubah karena semua kesibukan itu. Kebanyakan anak umur 12 tahun tidur malam pada pukul 9, namun jam inipun bisa juga bervariasi.

Oleh karenanya, jam tidur yang diperlukan si kecil juga beragam. Meski sesungguhnya anak diimbau tidur 10-11 jam setiap malamnya, tapi kebanyakan hanya tidur 9 jam saja.

Remaja 12-18 tahun

Supaya anak usia remaja tetap sehat dan produktif, mereka perlu tidur yang cukup dan berkualitas. Mereka sebaiknya tidur sedikitnya 8-9 jam setiap hari, namun tuntutan kehidupan agaknya memaksa mereka beristirahat kurang dari waktu tersebut.

Tips agar anak dapat memiliki kualitas tidur yang baik

Kita sudah menyimak berapa lamanya waktu yang diperlukan anak untuk beristirahat dalam sehari. Namun ternyata durasi saja tidak cukup, kita juga harus memastikan bahwa tidurnya berkualitas. Sekarang, bagaimana tipsnya supaya tidur mereka juga berkualitas? Inilah tips agar tidur anak berkualitas:

1. Bayi baru lahir

Untuk bayi baru lahir, wajar kalau ia tidur dan bangun kapan saja. Beberapa anak mungkin rewel saat lelah, namun lainnya langsung tertidur dengan cepat. Bunda hanya perlu memelajari pola tidur buah hati dan tanda-tanda kalau ia sedang lelah.

Bunda juga bisa meletakkan sang bayi di atas tempat tidur ketika mereka mulai mengantuk. Jaga posisi tubuh mereka tetap terlentang, dan hindarkan benda lunak dari wajah mereka untuk menghindarkan hal tak diinginkan. Dorong anak tidur saat malam semaksimal mungkin.

Ingat! Jangan sekali-kali mengayunkan anak kuat-kuat sebagai upaya agar ia cepat tidur, tindakan ini dapat berbahaya karena berpotensi menimbulkan cedera pada otaknya, atau dikenal dengan Shaken Baby Syndrome

2. Bayi

Kebanyakan bayi mulai bisa tidur pada sepanjang malam, walau sudah tidur siang sebanyak 1-4 kali dalam sehari. Pada tahap ini, bunda dapat melatih anak agar mandiri sehingga kalau ia terbangun, ia dapat tidur kembali dengan sendirinya.

Kembangkan pula jam tidur yang teratur, baik saat siang maupun malam, dan ciptakan ritual sebelum tidur agar anak tahu bahwa itulah waktunya untuk tidur. Buat lingkungan kamarnya terasa nyaman sehingga anak dapat tidur dengan sendirinya tanpa bantuan orang dewasa.

Simak juga: 10 Penyebab Bayi Susah Tidur Malam dan Cara Mengatasinya

3. Anak kecil yang baru belajar berjalan

Anak seumuran ini biasanya mulai berkurang dalam hal tidur siangnya, baik soal jumlah maupun durasinya. Dan karena anak sudah bisa mengalami mimpi buruk dan gangguan tidur, maka sebagai imbasnya, ia mungkin jadi gampang mengantuk saat siang, atau mengalami masalah perilaku.

Untuk mengatasinya, bunda tetap perlu melakukan ritual sebelum tidur seperti biasanya, dan jaga agar kondisi kamar tidurnya tetap sama seperti sebelumnya, dari malam ke malam. Tetapkan batasan yang jelas kalau anak ingin berjalan atau keluar dari tempat tidurnya. Anda juga bisa menggunakan benda tertentu untuk menenangkan anak yang gelisah, seperti mainan, boneka, atau bantal kesayangannya.

4. Usia Prasekolah

Pada usia ini, anak mungkin kesulitan tidur dan akan sering terbangun saat malam. Ketakutan saat malam tiba juga sering dialami seiring berkembangnya kemampuan imajinasi mereka. Bunda bisa tetap melakukan ritual rutin sebelum tidur untuk menjaga anak tetap rileks dan terlelap di jam yang sama. Jaga kamar si kecil tetap sejuk, tenang, dan gelap agar ia nyaman.

5. Anak usia sekolah

Karena banyaknya kegiatan yang mungkin membatasi waktu istirahat anak, bunda harus melakukan usaha terbaik agar jam tidur si kecil tak sampai terganggu. Jauhkan stimulan seperti internet, TV, atau kafein menjelang jam tidur (atau dari kamarnya) agar si kecil bisa tetap beristirahat secara maksimal. Ajari ia tentang kebiasaan tidur yang sehat. Jaga supaya kamarnya tetap nyaman, gelap, serta tenang.

Itulah tadi informasi detil mengenai lamanya jam tidur ideal anak berdasarkan usia, dan usaha apa saja yang bisa bunda lakukan untuk membantu anak agar bisa beristirahat dengan maksimal. Semoga bermanfaat!


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Naps: Babies' Growth Rate And Sleep Time Related. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/224093.php)
Happy, Healthy Baby Sleep Schedule By Age: Newborn through 1 Year. Healthline. (https://www.healthline.com/health/parenting/baby-sleep-schedule)
Child Sleep: Recommended Hours For Every Age. WebMD. (https://www.webmd.com/parenting/guide/sleep-children)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app