Sindrom Balint adalah manifestasi yang jarang dari kesulitan visual dan spasial karena lesi lobus parietal yang merupakan salah satu bagian pada organ otak kita. Sindrom balint yang oleh para ahli saraf dikaitkan dengan kerusakan bilateral parietal-oksipital akibat stroke atau penyakit Alzheimer.
Kondisi ini terdiri dari tiga elemen terkait yang berkaitan dengan perhatian visual: apraxia okular, ataxia optik, dan simultanagnosia.
Apraksia okuler, yang kadang-kadang disebut oleh ahli saraf sebagai "kelumpuhan psikis akibat fiksasi," yang merupakan ketidakmampuan neuropsikologis pasien untuk mengalihkan perhatian dengan mengalihkan pandangan dari objek ke objek yang terletak di pinggiran penglihatan.
Apa yang terjadi pada sindrom balint?
Lobul parietal Superior telah terbukti menjadi pusat utama untuk kontrol visual gerakan. Lobul pada otak tersebut terletak di persimpangan oksipital parieto. Neuron dalam lobul otak ini mengoordinasikan gerakan visual dan tangan yang diperlukan untuk mencapai objek berdasarkan stimulus visual.
Dengan demikian kerusakan pada lobul parietal superior telah dipostulatkan menjadi alasan ataksia optik.
Meskipun pasien dengan sindrom Balint memiliki rangsangan buruk pada stimulus bentuk dan warna objek, beberapa data menunjukkan bahwa masalah ini paling jelas ketika pasien harus secara eksplisit melaporkan hubungan antara sifat visual yang berbeda.
Apa yang menyebabkan sindrom balint?
Sindrom Balint biasanya hasil dari kerusakan pada kedua lobus parietal, bagian dari otak Anda yang memungkinkan Anda tahu di mana Anda berada serta benda-benda lainnya. Ketika gejalanya datang tiba-tiba, mereka kemungkinan disebabkan oleh stroke.
Namun, gangguan lain seperti tumor, trauma, hampir tenggelam, eklampsia, ensefalitis HIV, dan bahkan penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer, juga dapat menyebabkan sindrom Balint.
Apa saja gejala pada sindrom balint?
Sindrom yang dijelaskan oleh Bálint termasuk trias gejala yang timbul dan digambarkan sebagai kondisi berikut:
- Ataksia optik, yang merupakan ganggyan dari gerakan yang dipandu secara visual ditandai dengan kesalahan spasial saraf dan otonom yang menimbulkan gangguan penglihatan.
- Apraxia okulamotor, berupa defisit perhatian yang diagmbarkan pada hilangnya rasnagan kiri.
Bálint dapat diartikan sebagai - ketidakmampuan untuk secara sukarela membimbing gerakan mata yang berubah ke lokasi fiksasi visual yang baru. Gejala utama apraxia Okulomotor adalah bahwa seseorang tidak memiliki kendali atas gerakan mata mereka, namun, gerakan mata vertikal biasanya tidak terpengaruh.
Misalnya, mereka sering mengalami kesulitan menggerakkan mata mereka ke arah yang diinginkan. Karena hal ini, sebagian besar pasien dengan apraksia Oculomotor harus menoleh untuk mengikuti objek yang berasal dari periferal mereka.
- Silmultagniosa visual, Gangguan kognisi berbeda dari yang sebelumnya digambarkan sebagai pembatasan ekstrim perhatian visual, yaitu ketidakmampuan individu untuk memahami lebih dari satu objek.
Gejala ketiga ini sering digambarkan sebagai tatapan tetap yang tidak berasal dari defisit okulomotor, melainkan karena kurangnya perhatian pada rangsangan yang terletak di bidang visual perifer otak.
Bagaimana cara menangani sindrom balint?
Menurut sebuah penelitian, pelatihan rehabilitasi harus fokus pada peningkatan pemindaian visual, pengembangan gerakan manual yang dipandu secara visual, dan peningkatan integrasi elemen visual.
Sangat sedikit strategi pengobatan yang telah diusulkan, dan beberapa di antaranya telah dikritik karena kurang dikembangkan dan dievaluasi.Tiga pendekatan untuk merehabilitasi defisit perseptual, seperti yang terlihat pada sindrom Bálint, telah diidentifikasi:
- Pendekatan adaptif (fungsional), yang melibatkan tugas-tugas fungsional dengan memanfaatkan kekuatan dan kemampuan orang tersebut, membantu mereka untuk mengatasi serta memecahkan masalah atau mengubah lingkungan untuk mengurangi kecacatan akibat gangguan saraf terkait. Cara tersebut hingga saat ini sangat populer untuk digunakan.
- Pendekatan dan perbaikan saraf, yang melibatkan pemulihan sistem saraf pusat yang rusak dengan melatih keterampilan perseptual, yang dapat digeneralisasi di semua kegiatan kehidupan sehari-hari. Cara ini bisa dicapai dengan kegiatan di atas meja atau latihan sensorimotor.
- Pendekatan multikonteks, yang didasarkan pada kenyataan bahwa belajar tidak secara otomatis ditransfer dari satu situasi ke situasi lain. Cara ini dilakukan dengan cara mempraktikkan strategi yang ditargetkan dalam lingkungan berganda dengan berbagai tugas dan tuntutan gerakan, dan dalam menjalan tugas sehari-hari.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.