Trikomoniasis sebenarnya bukan hanya menyerang perempuan tapi juga laki-laki. Namun perempuan memiliki risiko yang lebih tinggi. Penyakit ini bisa menular melalui hubungan intim tanpa pengaman. Berikut gejala trikomoniasis dan cara pengobatannya.
Tanda dan gejala Trikomoniasis pada Perempuan
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC infeksi trikomoniasis pada umumnya timbul tanpa gejala apapun. Oleh karena itu, kebanyakan perempuan tidak menyadari bahwa ia telah terinfeksi oleh parasit ini.
Booking Klinik STD via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket std hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Bahkan jika muncul gejala trikomoniasis bisa tampak mulai dari 5 hingga 28 hari atau bahkan beberapa bulan setelah terkena paparan parasit pertama.
Gejala yang biasanya muncul pada perempuan seperti keputihan abnormal yaitu keputihan yang berbusa, memiliki warna kuning kehijauan, dan berbau busuk atau amis, bahkan juga bisa keputihan tersebut mengandung darah.
Gejala selanjutnya yang muncul adalah merasakan nyeri saat buang air kecil atau frekuensi buang air kecil bertambah, sakit saat berhubungan intim, iritasi pada vagina seperti terasa sakit, perih, gatal, maupun bengkak.
Gejala lainnya adalah terasa nyeri pada perut bagian bawah namun gejala ini jarang ditemukan. Namun gejala atau tanda di atas cukup umum untuk masalah kesehatan lainnya. CDC juga menambahkan bahwa gejala tersebut bisa datang dan pergi.
Diagnosis Dokter terhadap Trikomoniasis
Gejala trikomoniasis pada perempuan sering mendapatkan salah diagnosis. Gejala yang muncul biasa didiagnosis sebagai uretritis atau infeksi kandung kemih. Kesalahan ini akan membuat trikomoniasis tidak ditangani dengan tepat sehingga menimbulkan komplikasi lebih lanjut.
Komplikasi yang bisa muncul seperti meningkatnya peluang risiko perempuan terinfeksi dengan menyebarkan HIV pada pasangan seksnya. Oleh karena itu, tidak mungkin untuk melakukan diagnosis hanya berdasarkan pada gejala.
Booking Klinik STD via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket std hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan juga uji lab agar dapat mendiagnosis trikomoniasis. Pertama, dokter akan mengambil sampel cairan dari vagina Anda menggunakan kapas atau cotton bud kemudian melakukan penelitian di laboratorium.
Diagnosis trikomoniasis akan dapat dipastikan jika sampel keputihan Anda menunjukkan pH yang lebih tinggi dari kadar pH normal vagina yaitu 4,5 dan juga dengan adanya keberadaan parasit T vaginalis. Trikomoniasis juga dapat didiagnosis melalui tes khusus DNA aatu RNA trikomoniasis atau disebut juga sel kultur.
Obat untuk Trikomoniasis
Kabar baik untuk Anda, trikomoniasis dapat diobati dengan antibiotik. Pengabaian gejala yang muncul hanya akan memperburuk keadaan dan menambah masalah serta mempersulit diagnosis yang pasti.
CDC mengatakan infeksi trikomoniasis yang tidak diobati, ketika Anda hamil akan meningkatkan risiko untuk melahirkan prematur dan bayi BBLR.
Resep antibiotik berupa pil dengan dosis tunggal yang dapat dikonsumsi melalui mulut. Perempuan yang sedang hamil juga bisa mengkonsumsi obat ini. Pastikan Anda telah memberi tahu dokter mengenai obat apa saja yang sedang Anda konsumsi.
Cara mencegah Trikomoniasis
Satu-satunya cara mencegah trikomoniasis adalah dengan tidak melakukan hubungan intim sama sekali. Jika Anda memang harus melakukan hubungan intim sebaiknya gunakan kondom dengan benar. Kondom berbahan lateks adalah kondom yang paling efektif untuk menurunkan risiko terinfeksi trikomoniasis.
Namun perlu Anda ketahui bahwa kondom tidak sepenuhnya dapat mencegah karena masih tetap ada kemungkinan untuk menyebarkan infeksi trikomoniasis bahkan ketika Anda menggunakan kondom.
Jika Anda merasa terinfeksi trikomoniasis, hindari hubungan intim dan segera konsultasikan dan lakukan pemeriksaan ke dokter.
Itulah tanda atau gejala dan juga cara pengobatan serta pencegahan trikomoniasis pada perempuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa setia pada satu pasangan merupakan cara ampuh untuk mencegah Anda dari infeksi trikomoniasis.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.