Cibophobia didefinisikan sebagai rasa takut terhadap makanan. Orang dengan cibophobia sering menghindari makanan dan minuman karena takut dengan makanan tersebut. Ketakutan mungkin spesifik untuk satu jenis makanan, seperti makanan yang mudah rusak, atau mungkin termasuk makanan yang banyak.
Fobia merupakan ketakutan yang mendalam dan tidak rasional tentang suatu hal atau situasi tertentu. Fobia dapat menyebabkan sejumlah gejala, termasuk panik, sesak napas, dan mulut kering.
Orang-orang dengan gangguan makan seperti anoreksia dapat menghindari makanan karena mereka khawatir dengan efeknya pada tubuh mereka. Misalnya, mereka takut makan makanan karena dapat menyebabkan kenaikan berat badan atau gemuk.
Beberapa orang dengan gangguan makan pada akhirnya dapat mengembangkan cibophobia, tetapi penting untuk dicatat bahwa dua kondisi tersebut (cibophobia dan anoreksia) adalah dua kondisi yang terpisah.
Cibophobia, seperti kebanyakan fobia lainnya, dapat diobati dengan baik. Dalam kebanyakan kasus, orang dengan rasa takut akan makanan dapat mengatasinya dan membangun hubungan yang sehat dengan makanan dan minuman.
Penyebab Cibophobia
Secara umum diketahui bahwa fobia muncul dari kombinasi peristiwa eksternal (yaitu peristiwa traumatis) dan kecenderungan internal (mis. Faktor keturunan atau genetika).
Cibophobia atau ketakutan terhadap makanan, mengunyah atau menelan cairan biasanya berasal dari episod negatif atau traumatis seperti tersedak, muntah, dan lainnya setelah makan atau minum. Beberapa orang terus mengalami ketakutan tersebut hingga dewasa. Seringkali Cibophobia dikaitkan dengan anoreksia, bulimia dan perilaku serta gangguan makan lainnya.
Pada beberapa kasus ketakutan terhadap makanan merupakan suatu yang spesifik seperti fobia yang hanya takut pada makanan yang mudah busuk seperti susu dan produk susu, mayones dll.
Fobia tersebut mungkin terjadi karena pengalaman buruk sebelumnya karena telah memakan makanan yang sudah kadaluarsa yang menyebabkan gangguan terhadap pencernaan. Otak kemudian mengingat perasaan tersebut setiap kali dihadapkan pada situasi yang membuat stress atau tertekan.
Tanda dan Gejala Cibophobia
Orang yang mengalami cibophobia atau fobia terhadap makanan mungkin mengalami gejala sebagai berikut:
- tekanan darah tinggi
- Gemetaran
- jantung berdebar atau berdetak kencang
- sesak nafas
- nyeri dada
- mulut kering
- sakit perut
- ketidakmampuan tiba-tiba untuk berbicara
- berkeringat berlebih
- Pusing
- Mual
- Muntah
Orang dengan cibophobia atau fobia terhadap makanan mungkin memiliki ketakutan terhadap hampir semua makanan dan minuman, atau ketakutan mereka mungkin akan lebih spesifik. Seperti pada makanan beberapa yang dapat menimbulkan fobia, makanan tersebut termasuk:
- Makanan yang mudah rusak. Orang-orang yang takut akan makanan seperti mayones, susu, buah-buahan, sayuran segar, dan daging. Mereka takut akan sakit setelah memakannya
- Makanan yang kurang matang. Ketakutan akan penyakit bawaan dari makanan dapat mendorong beberapa orang untuk menghindari makanan yang bisa berbahaya jika kurang matang.
- Tanggal kedaluwarsa. Orang dengan cibophobia mungkin takut akan makanan yang dekat atau melewati tanggal kadaluarsanya.
- Makanan sisa. Beberapa individu dengan cibophobia tidak akan makan sisa makanan, mereka percaya bahwa makanan tersebut dapat membuat mereka sakit.
- Makanan siap saji. Ketika orang-orang dengan fobia makanan tidak dapat menyiapkan makanan mereka sendiri, mereka mungkin akan takut dengan makanan yang disajikan kepada mereka. Mereka mungkin menghindari makan di restoran, rumah teman, atau di mana pun.
Cara Mencegah Terjadinya Cibophobia
Sampai saat ini masih tidak diketahui cara mencegah terjadinya cibophobia atau fobia makanan. Namun, intervensi yang tepat diberikan setelah pengalaman traumatis dapat membantu mencegah perkembangan Cibophobia.
Pemantauan yang cermat untuk mencegah bahaya tersedak atau reaksi alergi juga dapat berfungsi untuk mencegah perkembangan fobia tersebut.
Cara Mengobati Cibophobia
Diagnosa
Untuk mendiagnosis cibophobia atau fobia makanan biasanya dokter akan bertanya tentang gejala dan riwayat Anda. Dokter juga akan melakukan evaluasi fisik untuk mencari kondisi medis lain yang mungkin Anda miliki.
Dokter juga dapat merujuk Anda ke psikiater, psikolog, atau spesialis kesehatan mental lainnya untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Pengobatan
Fobia makanan dapat diobati dengan baik dan sukses. Pengobatannya mungkin termasuk:
- Terapi perilaku kognitif (CBT). Perawatan ini melibatkan berbicara dengan seorang spesialis kesehatan mental tentang emosi dan pengalaman Anda dengan makanan. Anda dapat bekerja bersama untuk menemukan cara mengurangi pikiran dan ketakutan negatif.
- Penggunaan obat-obatan. Obat Antidepresan dapat digunakan untuk mengobati orang dengan fobia makanan. Namun, obat-obatan tersebut umumnya tidak digunakan karena memiliki tingkat kecanduannya yang tinggi. Obat Beta blocker juga dapat digunakan untuk membantu mengurangi respons emosional dan kecemasan dalam jangka pendek.
- Hypnose. Seorang hipnoterapis dapat memberikan saran atau memberikan petunjuk verbal yang dapat membantu mengurangi reaksi negatif terhadap makanan.
Dok, klo sering makan makanan yg mengandung MSG bikin gak pinter itu mitos ato fakta ya dok? Soalnya saya suka banget sama makanan yg gurih, dan ibu saya suka ngomel2 klo saya makan itu. Bagaimana itu dok, mohon infonya ya dok?