Depresi psikotik, juga dikenal sebagai gangguan depresi mayor dengan gejala psikotik. Kondisi tersebut merupakan suatu kondisi serius yang memerlukan pengobatan segera dan pemantauan ketat oleh seorang dokter spesialis jiwa.
Gangguan depresi mayor adalah gangguan mental yang dapat berdampak negatif pada banyak aspek kehidupan seseorang. Gangguan tersebut mempengaruhi suasana hati dan perilaku serta berbagai fungsi fisik, termasuk nafsu makan dan tidur.
Orang dengan depresi berat sering kehilangan minat pada kegiatan yang pernah mereka sukai dan kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari.
Diperkirakan sekitar 20 persen orang dengan depresi berat juga memiliki gejala psikosis. Kombinasi dua kondisi tersebut kadang-kadang disebut sebagai depresi psikotik. Dalam psikiatri, istilah yang lebih teknis pada gangguan tersebut adalah gangguan depresi mayor dengan ciri-ciri psikotik.
Kondisi tersebut menyebabkan seseorang dapat melihat, mendengar, atau meyakini hal-hal yang tidak nyata.
Ada dua jenis gangguan depresi mayor dengan gambaran psikotik. Keduanya dapat muncul delusi dan halusinasi, tetapi orang yang terkena mungkin mengalami gangguan depresi besar dengan jenis psikotik mood-congruent atau dengan jenis psikotik mood-incongruent.
Gangguan depresi mayor dengan jenis psikotik mood-congruent mungkin termasuk perasaan ketidakmampuan, rasa bersalah, atau rasa tidak berharga. Gangguan depresi mayor dengan gambaran psikotik-incongruent berarti bahwa isi halusinasi dan delusi tidak melibatkan jenis depresi yang khas.
Beberapa orang mungkin juga mengalami kombinasi dari jenis mood-congruent dan mood-incongruent dalam delusi dan halusinasi mereka.
Gejala-gejala dari kedua jenis depresi psikotik tersebut sangat berbahaya, karena delusi dan halusinasi bisa sangat menakutkan dan dapat meningkatkan risiko seseorang bunuh diri. Diagnosis dan pengobatan yang cepat sangat penting untuk mencegah seseorang melukai diri sendiri atau orang lain.
Penyebab Depresi Psikotik
Penyebab pasti dari depresi psikotik masih tidak diketahui. Namun, orang-orang dengan keluarga atau riwayat pribadi mengalami gangguan mental mungkin lebih beresiko untuk mengalami depresi psikotik. Kondisi tersebut dapat muncul sendiri atau bersamaan dengan kondisi kejiwaan lainnya.
Para peneliti juga percaya bahwa kombinasi gen dan stress dapat mempengaruhi produksi bahan kimia tertentu di otak yang berkontribusi pada pengembangan depresi psikotik. Gangguan mental juga bisa dipicu oleh perubahan keseimbangan hormon dalam tubuh.
Tanda dan gejala Depresi Psikotik
Seseorang dengan depresi psikotik memiliki gejala depresi berat bersamaan dengan gejala psikosis.
Gejala-gejala depresi berat termasuk:
- Kelelahan
- Cepat marah
- Kesulitan berkonsentrasi
- Perasaan putus asa atau tidak berdaya
- Perasaan tidak berharga atau membenci diri sendiri
- Mengasingkan diri dari dunia sosial
- Kehilangan minat dalam aktivitas yang dulunya menyenangkan
- Tidur terlalu sedikit atau terlalu banyak
- Perubahan nafsu makan
- Penurunan berat badan atau kenaikan berat badan secara mendadak
- Berbicara atau mengancam untuk bunuh diri
Psikosis ditandai dengan hilangnya kontak dengan kenyataan. Gejala-gejala psikosis termasuk delusi, atau keyakinan dan persepsi yang salah, dan halusinasi, atau melihat dan mendengar hal-hal yang tidak ada.
Delusi dan halusinasi ini tampak nyata bagi orang yang mengalaminya. Kadang-kadang, kondisi tersebut dapat membuat seseorang dengan depresi psikotik melukai diri sendiri atau orang lain.
Inilah alasannya mengapa sangat penting bagi seseorang dengan depresi psikotik untuk mencari bantuan medis sesegera mungkin.
Cara mencegah terjadinya Depresi Psikotik
Sampai saat ini masih tidak diketahui secara pasti cara mencegah terjadinya depresi psikotik. Namun resiko bunuh diri jauh lebih tinggi pada orang dengan depresi psikotik dibandingkan dengan mereka yang hanya mengalami depresi saja.
Segera hubungi atau datangi rumah sakit terdekat jika Anda atau orang sekitar Anda memiliki pemikiran untuk bunuh diri atau keinginan untuk menyakiti orang lain.
Cara mengobati Depresi Psikotik
Diagnosa
Hal pertama yang akan dokter lakukan ketika mendiagnosis depresi psikotik adalah melakukan pemeriksaan fisik dan mengajukan pertanyaan tentang gejala dan riwayat medis orang tersebut. Dokter juga kemungkinan akan melakukan pemeriksaan darah dan urin untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi medis lainnya.
Dokter mungkin mencurigai seseorang dengan depresi psikotik jika orang tersebut mengalami gejala depresi berat dan gejala psikosis. Untuk dapat didiagnosis menderita depresi berat, seseorang harus mengalami episode depresi yang berlangsung selama dua minggu atau lebih.
Sedangkan untuk dapat didiagnosis menderita depresi psikotik, seseorang harus menunjukkan gejala-gejala depresi berat yang disertai gejala psikosis, seperti delusi dan halusinasi.
Pengobatan
Depresi psikotik dapat diobati dengan kombinasi obat antidepresan dan antipsikotik atau dengan terapi electroconvulsive (ECT). Sebagian besar dokter spesialis jiwa akan meresepkan kombinasi obat antidepresan dan antipsikotik.
Obat-obat tersebut akan berdampak pada neurotransmiter di otak yang biasanya tidak seimbang pada orang dengan depresi psikotik. Dalam banyak kasus, selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), seperti fluoxetine , juga dapat digunakan bersamaan dengan salah satu obat antipsikotik berikut:
Namun, obat-obatan tersebut seringkali memakan waktu beberapa minggu atau berbulan-bulan untuk menjadi efektif.
Dalam kasus depresi psikotik yang parah, rawat inap mungkin diperlukan selama beberapa hari, terutama jika terdapat upaya bunuh diri.
Hi dok, saya mahasiswa umur 21th, saya kadang suka merasa sangat kesepian dan takut berbicara dengan teman-teman saya, karna saya merasa banyak teman2 saya yang kurang nyaman berada dekat dengan saya karena mood saya gampang berubah-ubah, kadang jika saya benar2 merasa kesepian saya sering menang...