Depresi diklasifikasikan sebagai gangguan mood. Depresi dapat digambarkan sebagai perasaan sedih, kehilangan, atau kemarahan yang mengganggu aktivitas sehari-hari seseorang.
Center of Disease Control (CDC) memperkirakan bahwa pada tahun 2013-2016 sekitar 8,1 persen orang dewasa di Amerika berusia 20 tahun ke atas mengalami depresi.
Seseorang dapat mengalami depresi dengan berbagai cara. Depresi dapat mengganggu pekerjaan sehari-hari, sehingga dapat mengakibatkan hilangnya waktu dan mengurangi produktivitas. Depresi juga dapat mempengaruhi hubungan sosial dan terjadi akibat kondisi kesehatan kronis.
Penting untuk menyadari bahwa mengalami rasa sedih dan putus asa, adalah hal yang normal. Peristiwa yang menyedihkan dapat terjadi pada semua orang. Tetapi, jika seseorang berlarut-larut dalam kesedihan dalam jangka waktu yang lama, kemungkinan orang tersebut mengalami depresi.
Secara umum, ada dua jenis depresi : gangguan depresi berat dan gangguan depresi persisten.
1.Gangguan Depresi Berat
Gangguan depresi berat adalah bentuk depresi yang lebih parah. Kondisi ini ditandai dengan perasaan sedih, putus asa dan tidak berharga secara berlarut-larut dan tidak pernah membaik.
2.Gangguan Depresi Persisten
Gangguan depresi persisten (PDD) dulu disebut dysthymia. Kondisi ini adalah bentuk depresi yang lebih ringan, tetapi kronis.
Apa penyebab terjadinya Depresi?
Ada beberapa kemungkinan penyebab terjadinya depresi. Depresi dapat disebabkan oleh faktor dari luar maupun faktor dari dalam. Penyebab umum yang dapat menyebabkan depresi meliputi:
- Sejarah keluarga
- Trauma anak usia dini.
- Struktur otak.
- Kondisi medis.
- Penggunaan obat.
Sekitar 30 persen orang yang memiliki masalah penggunaan narkoba juga mengalami depresi. Selain penyebab ini, faktor risiko lain yang dapat menyebabkan depresi termasuk:
- Terlalu keras terhadap diri sendiri
- Memiliki riwayat menderita penyakit mental
- Menggunakan obat-obatan tertentu
- Pasca menjalani peristiwa yang menegangkan, seperti kehilangan orang yang dicintai, masalah ekonomi, atau perceraian.
Gejala Depresi
Depresi dianggap sebagai kondisi medis yang serius, dan dapat menjadi lebih buruk tanpa perawatan yang tepat. Namun, jika kondisi ini diobati dengan perawatan yang tepat, kondisi ini akan membaik hanya dalam beberapa minggu. Gejala umum yang ditemukan pada orang yang mengalami depresi diantaranya :
- Nafsu makan berkurang dan / atau penurunan berat badan, atau makan berlebihan dan penambahan berat badan.
- Kesulitan berkonsentrasi, mengingat, dan membuat keputusan.
- Kelelahan, penurunan energi, menjadi “lelet”.
- Perasaan bersalah, tidak berharga, tidak berdaya.
- Perasaan putus asa atau pesimisme.
- Insomnia, bangun terlalu pagi, atau tidur berlebihan.
- Kehilangan minat atau kesenangan pada hobi dan aktivitas yang pernah dinikmati, termasuk berhubungan seks.
- Gejala fisik persisten yang tidak merespon pengobatan, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan nyeri kronis.
- Suasana hati yang terus-menerus sedih, cemas, atau "kosong".
- Gelisah, mudah marah.
- Memiliki pikiran mengenai kematian atau bunuh diri, dan percobaan bunuh diri.
Bagaimana cara terhindar dari Depresi?
Walaupun depresi tidak sepenuhnya dapat dicegah, Anda dapat mengurangi risiko mengalami depresi dengan menjaga kesehatan diri, karena di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat.
Anda dapat menjaga kesehatan dengan cara tidur yang cukup, makan makanan yang sehat, menghindari orang-orang dengan pola pikir negatif, dan berpartisipasi dalam kegiatan yang menyenangkan. Menghindari penyalahgunaan alkohol dan narkoba juga dapat mengurangi kemungkinan Anda mengalami depresi.
Bagaimana penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Depresi?
Diagnosa
Tidak ada pemeriksaan tunggal yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis depresi. Dokter dapat membuat diagnosa berdasarkan gejala dan evaluasi psikologis Anda.
Dalam kebanyakan kasus, dokter akan menanyakan serangkaian pertanyaan tentang suasana hati, nafsu makan, pola tidur, tingkat aktivitas, dan pikiran Anda.
Karena depresi dapat dikaitkan dengan masalah kesehatan lainnya, dokter Anda juga dapat melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah. Terkadang masalah tiroid atau kekurangan vitamin D dapat memicu gejala depresi.
Pengobatan
Hidup dengan depresi bisa sangat sulit, tetapi perawatan yang tepat dapat membantu meningkatkan kualitas hidup Anda. Konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan pengobatan yang tersedia.
Pada beberapa kasus, depresi dapat diatasi dengan satu macam perawatan, Tetapi pada kebanyakan kasus, depresi dapat ditangani dengan kombinasi perawatan. Pilihan pengobatan untuk depresi meliputi:
- Obat-obatan
Dokter Anda mungkin meresepkan obat antidepresan seperti amitriptilin, fluoxetin atau risperidon, anti ansietas, atau bahkan antipsikotik.
Berbicara dengan terapis dapat membantu untuk mengenali diri sendiri lebih jauh dan untuk mengatasi perasaan negatif.
- Terapi alternatif
Tanyakan kepada dokter mengenai akupunktur atau meditasi. Beberapa suplemen herbal juga digunakan untuk mengobati depresi, seperti St. John's wort, SAMe, dan minyak ikan.
Bicarakan dengan dokter sebelum mengambil suplemen atau menggabungkan suplemen dengan obat resep karena beberapa suplemen dapat bereaksi dengan obat-obatan tertentu. Beberapa suplemen juga dapat memperburuk depresi atau mengurangi efektivitas pengobatan.
Hi dok, saya mahasiswa umur 21th, saya kadang suka merasa sangat kesepian dan takut berbicara dengan teman-teman saya, karna saya merasa banyak teman2 saya yang kurang nyaman berada dekat dengan saya karena mood saya gampang berubah-ubah, kadang jika saya benar2 merasa kesepian saya sering menang...