Penanganan dan Cara Mencegah Cedera Tulang Kering

Dipublish tanggal: Jul 23, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Penanganan dan Cara Mencegah Cedera Tulang Kering

Tungkai bagian bawah tersusun atas dua tulang. Tulang Tibia, atau tulang kering, adalah tulang Sedangkan tulang yang satunya adalah tulang fibula. Tulang kering adalah salah satu tulang yang paling sering mengalami cedera pada tubuh manusia, entah karena cedera olahraga maupun cedera akibat kecelakaan lalu lintas.

Gejala patah tulang pada tulang kering dapat berkisar dari memar hingga rasa sakit yang hebat akibat patah tulang. Penanganan yang diperlukan pada cedera tulang kering tergantung berdasarkan tingkat cedera yang terjadi. 

Apa Penyebab Utama Cedera Pada Tulang Kering?

Alasan Utama Cedera pada tulang kering adalah:

  • Trauma berkendara: trauma berkendara biasanya disebabkan akibat kecelakaan sepeda motor atau mobil dan dapat menyebabkan patah tulang yang paling parah.
  • Jatuh, terutama dari ketinggian pada permukaan yang keras: paling sering terjadi pada atlet.
  • Gerakan memutar, seperti berputar: Olahraga seperti snowboarding, ski, dan olahraga kontak adalah penyebab umum dari jenis cedera ini.
  • Beberapa kondisi kesehatan juga dapat menyebabkan cedera pada tulang kering, contohnya diabetes tipe 2 dan kondisi tulang yang sudah ada sebelumnya seperti osteoartritis.

Bagaimana Penanganan Cedera Tulang Kering?

Penanganan cedera pada tulang kering sangat tergantung pada tingkat keparahan cedera, kondisi penyerta lain dan kondisi kesehatan seseorang secara keseluruhan. 

Sebelum menentukan penanganan cedera tulang kering, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan foto rontgen untuk menilai tingkat keparahan cedera yang terjadi.

Berdasarkan pilihan perawatannya, cedera pada tulang kering dapat ditangani dengan metode non bedah dan metode bedah.

Penanganan Non Bedah Cedera Tulang Kering

Penanganan awal yang perlu dilakukan sesaat terjadinya cedera pada tulang kering meliputi : 

  • Upayakan posisi kaki agar lebih tinggi dari posisi jantung.
  • Gunakan kompres dingin untuk mengurangi pembengkakan
  • Gunakan obat-obatan anti-inflamasi yang dijual bebas, seperti ibuprofen atau naproxen sodium. 
  • Kenakan perban kompresi elastis. 
  • Gunakan foam roller untuk memijat tulang kering. 

Sedangkan penanganan definitif non bedah yang dapat dilakukan meliputi :

  • Pemasangan gips
  • Pemasangan brace
  • Penggunaan obat pereda nyeri, seperti narkotika atau anti-inflamasi
  • Terapi fisik
  • Latihan di rumah
  • Pemasangan bidai

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Injury , para peneliti mulai menyelidiki pengobatan non bedah potensial untuk patah tulang yang melibatkan protein morfogenetik tulang. Penelitian untuk perawatan ini masih dalam tahap awal.

Penanganan Bedah Cedera Tulang Kering

Dalam kasus tertentu, dokter Anda dapat merekomendasikan operasi. Operasi biasanya akan dilakukan jika Anda memiliki riwayat fraktur terbuka, fraktur kominutif, atau ketidakstabilan struktur pada tulang. 

Pembedahan juga mungkin diperlukan jika kombinasi perawatan non bedah untuk menangani patah tulang kering tidak memperlihatkan hasil yang baik. Prosedur pembedahan berikut ini paling sering digunakan untuk mengobati patah tulang tibia :

  • Fiksasi internal, yang dilakukan dengan menggunakan sekrup, batang, atau pelat untuk menyatukan tibia.
  • Fiksasi eksternal, yang menghubungkan sekrup atau pin pada fraktur ke batang logam di luar kaki Anda untuk menambah stabilitas tulang.

Biasanya, metode bedah ini dilakukan bersama dengan terapi fisik, latihan di rumah, dan penggunaan obat pereda nyeri. Seperti halnya semua prosedur medis, operasi memiliki risiko efek samping. Untuk mendapatkan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi Anda, disarankan untuk mendiskusikannya terlebih dahulu dengan dokter.

Bagaimana Cara Mencegah Terjadinya Tulang Kering?

Langkah-langkah yang dapat Anda lakukan untuk menghindari terjadinya cedera tulang kering meliputi:

  • Mengenakan sepatu yang pas saat berolahraga.
  • Menggunakan sol penyerap guncangan..
  • Menghindari berolahraga di permukaan yang keras atau miring atau medan yang tidak rata.
  • Meningkatkan intensitas latihan secara bertahap.
  • Pemanasan sebelum berolahraga.
  • Pastikan melakukan peregangan dengan benar.
  • Menjalani latihan angkat beban, terutama latihan yang membangun otot betis.
  • Tidak berusaha berolahraga jika merasa nyeri pada area tulang kering.

Setiap program latihan intensif membutuhkan penguatan semua kelompok otot di sekitarnya. Latihan harus bervariasi untuk menghindari penggunaan berlebihan dan terjadinya trauma pada kelompok otot tertentu.

Anda harus menahan diri dari menjalani program latihan yang intens jika mengalami nyeri otot yang parah. Konsultasikan dengan dokter sebelum memulai kembali kegiatan apa pun.


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
De Boer, Hans & van der Merwe, Alie & Hammer, S & Steyn, Maryna. (2012). Assessing Post-traumatic Time Interval in Human Dry Bone. International Journal of Osteoarchaeology. 25. 10.1002/oa.2267. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/235719385_Assessing_Post-traumatic_Time_Interval_in_Human_Dry_Bone)
Prevention and Treatment for Those Who Have Bone Diseases - Bone Health and Osteoporosis. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK45501/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Artikel selanjutnya
8 Kesalahan Saat Lari yang Sering Dilakukan
8 Kesalahan Saat Lari yang Sering Dilakukan

Kesalahan kecil yang dilakukan saat lari dapat mengurangi manfaatnya pada kesehatan, bahkan memungkinkan terjadinya masalah baru bagi tubuh, seperti lecet, nyeri kaki, cedera otot, dan lebam.

Buka di app