Katatonik biasanya dianggap sebagai subtipe dari skizofrenia. Namun saat ini telah dipahami bahwa katatonik dapat terjadi dalam spektrum luas suatu kondisi kejiwaan dan medis. Meskipun katatonik dan skizofrenia bisa muncul sebagai kondisi yang terpisah, namun keduanya memiliki hubungan yang erat satu sama lain.
Penyebab dan Faktor Risiko Skizofrenia Katatonik
Hanya karena seseorang memiliki gejala katatonik bukan berarti orang tersebut menderita skizofrenia.
Penyebab katatonik
Penyebab gangguan katatonik bervariasi dari orang ke orang, tetapi para peneliti percaya ketidakteraturan dalam dopamin, asam gamma-aminobutyric (GABA), dan sistem neurotransmitter glutamat adalah penyebab utama. Sudah biasa kondisi katatonik disertai dengan kondisi neurologis, kejiwaan, atau fisik lainnya.
Penyebab skizofrenia
Sementara penyebab skizofrenia masih tidak diketahui, para peneliti percaya bahwa kombinasi beberapa faktor berkontribusi terhadap perkembangan skizofrenia, faktor tersebut termasuk:
- Genetika
- Zat kimia di otak
- Lingkungan hidup
Faktor resiko
Riwayat keluarga merupakan faktor risiko untuk skizofrenia katatonik. Namun, gaya hidup dan perilaku seseorang mungkin juga berkaitan dengan kondisi tersebut. Episode skizofrenia katatonik telah dikaitkan dengan penyalahgunaan zat.
Sebagai contoh, seseorang yang sudah memiliki kecenderungan untuk gangguan tersebut dapat mengalami episode penuh setelah penggunaan narkoba. Hal tersebut terjadi karena zat dalam narkoba yang mengubah pikiran juga berkontribusi terhadap perubahan kimia otak.
Ketika dikombinasikan dengan ketidakseimbangan kimia yang ada di otak seseorang, dampak obat-obatan dan alkohol bisa menjadi lebih kuat.
Tanda dan Gejala Skizofrenia Katatonik
Orang dengan gejala skizofrenia katatonik akan menunjukkan gaya dan tingkat gerakan fisik yang tidak biasa. Misalnya, orang tersebut dapat menggerakkan tubuhnya secara tidak menentu atau tidak bergerak sama sekali. Keadaan ini dapat berlangsung selama beberapa menit, jam, bahkan hingga berhari-hari.
Gejala skizofrenia katatonik dapat meliputi:
- Stupor (keadaan yang mirip dengan ketidaksadaran)
- Catalepsy (kejang trance dengan tubuh kaku)
- Fleksibilitas seperti lilin (anggota badan tetap pada posisi yang sama)
- Mutisme (kurangnya respon verbal)
- Negativisme (kurangnya rangsangan respons atau instruksi)
- Posturing (mempertahankan postur yang melawan gravitasi)
- Mannerism (gerakan aneh dan berlebihan)
- Stereotypy (gerakan berulang tanpa alasan)
- Agitasi (tidak dipengaruhi oleh rangsangan eternal)
- Grimacing (gerakan wajah seperti berkerut)
- Cholali (pengulangan kata yang tidak berarti)
- Echopraxia (pengulangan gerakan yang tidak berarti)
Keadaan katatonik dapat diselingi oleh waktu perilaku berlawanan. Misalnya, seseorang dengan katatonik mungkin mengalami episode singkat seperti:
- kegembiraan yang tidak bisa dijelaskan
Cara Mencegah Terjadinya Skizofrenia Katatonik
Sampai saat ini masih tidak diketahui cara yang tepat untuk mencegah terjadinya skizofrenia katatonik. Namun Anda dapat mengelola skizofrenia katatonik dengan melakukan perawatan diri. Hal-hal yang dapat Anda lakukan dapat meliputi:
- Kontrol tingkat stress Anda.
- Makanlah makanan yang sehat.
- Berolahraga secara teratur.
- Tidur yang cukup.
- Hindari perilaku yang tidak sehat, termasuk merokok, konsumsi alkohol, dan penyalahgunaan narkoba.
Jika Anda atau seseorang yang Anda cintai mengalami gejala skizofrenia katatonik, Anda harus mengkonsultasikan ke dokter sesegera mungkin. Jika Anda yakin seseorang mengalami episode katatonik, segera minta pertolongan medis.
Cara Mengobati Skizofrenia Katatonik
Diagnosa
Hanya dokter yang dapat mendiagnosis skizofrenia katatonik. Untuk melakukannya, dokter dapat melakukan beberapa atau semua pemeriksaan sebagai berikut:
- EEG (electroencephalogram)
- MRI scan
- CT scan
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan psikiatrik (dilakukan oleh psikiater)
Pengobatan
Biasanya, langkah pertama dalam mengobati skizofrenia katatonik adalah dengan pemberian obat-obatan. Dokter mungkin akan meresepkan lorazepam (Ativan) yang merupakan obat jenis benzodiazepine yang disuntikkan baik secara intramuskular (IM) atau intravena (IV). Obat Benzodiazepin lain dapat termasuk:
- alprazolam (Xanax)
- diazepam (Valium)
- clorazepate (Tranxene)
Psikoterapi
Kadang-kadang psikoterapi dapat dikombinasikan dengan obat-obatan untuk mengajarkan coping skill dan bagaimana menghadapi situasi yang penuh tekanan. Psikoterapi juga bertujuan untuk membantu orang yang memiliki masalah kesehatan mental yang terkait dengan katatonik belajar bagaimana bekerja sama dengan dokter untuk menangani kondisi mereka dengan lebih baik.
Meskipun skizofrenia mungkin merupakan kondisi seumur hidup namun dalam beberapa kasus, episode katatonik yang terkait dengan kondisi tersebut dapat diobati secara efektif oleh spesialis psikiatri yang berpengalaman.
Dok barusan saya pulang pake motor, dan tiba2 kepala saya pusing, jantung berdebar2, dada terasa sesak, dan berasa mau jatuh. Saya dibawa kermh sakit, dan mendapatkan EKG, hasilnya normal cm nadinya yg berdetak cepat. Setelah kejadian itu, sudah 3 mggu ini saya sering mengalami pusing, jantung be...