Hiperkolesterolemia atau kolesterol tinggi adalah kondisi kadar kolesterol di dalam darah melebihi batas nilai normal, yakni kolesterol total di atas 200 mg/dL.
Kolesterol merupakan zat yang menyerupai lemak dan bersifat lunak yang diproduksi oleh liver secara alami untuk proses pembentukan membrane sel, hormon-hormon tubuh, dan vitamin D.
Kolesterol tidak dapat larut dalam air (komponen utama darah), sehingga liver memproduksi lipoprotein media transportasi kolesterol dalam tubuh.
Lipoprotein adalah partikel yang terbuat dari lemak dan protein. Lipoprotein mampu mengangkut kolesterol dan trigliserida (salah satu jenis lemak) melalui peredaran darah. Terdapat dua jenis lipoprotein.
Pertama adalah LDL (low-density lipoprotein) atau yang dikenal dengan kolesterol jahat. Disebut dengan “kolesterol jahat” karena LDL dapat menumpuk pada pembuluh darah arteri dan menyebabkan permasalahan kesehatan serius, misalnya serangan jantung atau stroke.
Jenis lipoprotein yang kedua adalah HDL (high density lipoprotein) atau yang dikenal dengan “kolesterol baik” karena berfungsi membantu mengembalikan LDL pada liver untuk dibuang dari tubuh. Apabila kadar LDL dalam tubuh meningkat, kondisi ini juga disebut sebagai hiperkolesterolemia.
Penyebab Penyakit Hiperkolesterolemia
Liver memproduksi sekitar 80% kolesterol tubuh dan sisanya berasal dari konsumsi makanan seperti daging, ungas, telur, dan produk olahan susu. Makanan yang berasal dari tumbuhan, tidak mengandung kolesterol.
Oleh karena itu, kondisi hiperkolesterolemia dapat disebabkan oleh:
- Konsumsi makanan dengan kandungan kolesterol tinggi, lemak jenuh, dan lemak trans dapat meningkatkan risiko hiperkolesterolemia.
- Pola hidup tidak sehat seperti jarang berolahraga dan merokok
- Genetik, misalnya riwayat keluarga dengan hiperkolesterolemia, atau yang dikenal dengan istilah medis familial hypercholesterolemia. Kondisi ini menyebabkan tubuh tidak dapat mengeluarkan LDL dari tubuh, sehingga kadar kolesterol total dalam darah mencapai 300 mg/dL dan kadar LDL diatas 200 mg/dL.
- Adanya penyakit penyerta, misalnya diabetes dan hipotiroidisme yang meningkatkan risiko terbentuknya kolesterol tinggi
Gejala Penyakit Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia biasanya tidak menampakkan tanda atau gejala. Pada banyak kasus, kondisi ini terdeteksi setelah adanya kondisi kegawatdaruratan, misalnya serangan jantung atau stroke.
Kegawatdaruratan ini tidak akan terjadi sebelum kadar kolesterol tinggi membentuk sumbatan pada pembuluh darah arteri sehingga menyempitkan arteri dan mengurangi jumlah darah yang melewati arteri tersebut bahkan dapat menyebabkan kebuntuan arteri.
Oleh karena itu, dianjurkan bagi seseorang dengan usia diatas 20 tahun untuk rutin memeriksakan kadar kolesterol darah setidaknya setiap 4 – 5 tahun sekali.
Faktor risiko Penyakit Hiperkolesterolemia
Faktor risiko hiperkolesterolemia yang tidak dapat dikendalikan yaitu:
- Jenis kelamin. Wanita yang menopause biasanya akan mengalami kenaikan kadar LDL dan berisiko menderita penyakit jantung
- Usia. Semakin bertambah usia, risiko hiperkolesterolemia semakin meningkat
- Riwayat keluarga. Risiko hiperkolesterolemia meningkat apabila ayah atau saudara laki-laki menderita penyakit jantung sebelum usia 55 tahun atau sebelum usia 65 tahun pada ibu atau saudara perempuan
Sedangkan untuk faktor risiko yang dapat dikontrol, misalnya:
- Diet/pola makan
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Jarang berolahraga
- Konsumsi rokok
- Adanya penyakit lain seperti diabetes, penyakit ginjal, atau hipotiroidisme
Komplikasi Penyakit Hiperkolesterolemia
Apabila tidak tertangani, hiperkolesterolemia dapat menyebabkan terbentuknya plak pada pembuluh darah arteri yang seiring berjalannya waktu dapat menyempitkan pembuluh darah (kondisi aterosklerosis).
Kondisi aterosklerosis ini dapat membatasi aliran darah yang melalui arteri sehingga menimbulkan komplikasi yang membahayakan nyawa, misalnya:
- Stroke
- Serangan jantung
- Angina (nyeri dada)
- Tekanan darah tinggi
- Penyakit pembuluh darah periferal/tepi
- Penyakit ginjal kronis
Penanganan Penyakit Hiperkolesterolemia
Dokter akan menyarankan perubahan pola hidup untuk menurunkan kadar kolesterol darah, misalnya dengan menjaga pola makan, menganjurkan untuk rutin berolahraga, atau berhenti merokok. Dokter juga akan memberikan obat-obatan untuk membantu menurunkan kadar kolesterol.
Rekomendasi pola makan untuk penderita Penyakit Hiperkolesterolemia
- Membatasi makanan dengan kandungan kolesterol, lemak jenuh, dan lemak trans dengan kadar tinggi
- Memilih asupan protein kadar rendah dari sumber lain misalnya ayam, ikan, dan kacang-kacangan
- Makan makanan kaya serat, misalnya buah-buahan, sayur-sayuran, dan gandum utuh
- Memilih makanan yang dipanggang, direbus, dibakar, dan yang dioven daripada makanan yang digoreng
- Menghindari konsumsi makanan cepat saji dan junk food
Konsumsi ikan dan makanan lain yang kaya omega-3 dapat juga membantu menurunkan kadar LDL. Contoh makanan dengan kandungan omega-3 tinggi adalah salmon, makarel, kacang walnut, kacang almond, dan alpukat.
Pencegahan Penyakit Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia yang disebabkan oleh faktor genetik tidak dapat dilakukan pencegahan. Tetapi apabila disebabkan oleh faktor pola hidup, maka pencegahan dapat dilakukan dengan cara:
- Konsumsi makanan bernutrisi yang rendah kolesterol dan lemak hewan tetapi kaya serat
- Menghindari konsumsi alkohol berlebih
- Menjaga berat badan normal/sehat
- Berolahraga secara teratur
- Tidak merokok
- Rutin melakukan pemeriksaan kadar kolesterol
Dok saya bingung, siklus menstruasi saya kok tidak teratur ya, kadang datang cepet kadang lambat…semester pertama satu kali setiap bulan, semester berikutnya bisa dua kali dalam sebulan. Kok bisa begitu ya dokter, mohon penjelasan dan solusinya dok..!!!