March 03, 2019 09:54
Dijawab oleh
Tim Medis HonestDocs
Selamat sore.
Terima kasih telah menggunakan layanan konsultasi dokter online di HonestDocs.id.
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi akibat bakteri Mycobacterium tuberculosis yang bisa menyerang paru maupun ekstra paru. Pada ekstra paru, kuman ini bisa menyebabkan penyakit tuberkulosis pada sendi, tulang, kelenjar getah bening dan hingga ke otak. TBC kelenjar merupakan TBC yang menyerang Kelenjar Getah Bening (KGB), bisa pada leher dan lainnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik biasanya akan ditemukan adanya pembesaran pada bagian KGB pasien. Namun perlu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan penyebab benjolan tersebut disebabkan karena kuman TBC atau bukan, salah satunya dengan cara dilakukan biopsi atau mengambil kelenjar tersebut dengan tindakan operasi lalu dilakukan pemeriksaan patologi anatomi. Pemeriksaan ini merupakan gold standar untuk menentukan seseorang mengalami TBC kelenjar atau tidak. Artinya meskipun pemeriksaan rontgen, darah dan pemeriksaan lainnya menunjukkan hasil negatif, tapi pemeriksaan PA menunjukkan hasil positif maka hasil pemeriksaan PA yang menjadi rujukannya. Jika anda ragu maka bisa dilakukan pemeriksaan ke dokter lain untuk memperoleh second opinion (pendapat kedua).
Untuk mengetahui hasil pengobatan TBC anda mendapatkan respon yang baik atau tidak perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang secara berkala. Mohon maaf saya tidak bisa melakukan penilaian karena memang saya belum melakukan pemeriksaan secara langsung terhadap anda. Silakan kunjungi dokter yang menangani anda untuk memastikannya.
Dapatkan jawaban yang lebih lengkap dengan konsultasi langsung dengan dokter di rumah sakit atau klinik terdekat.
Siang Dokter... Saya Asiyah, usia 26 tahun. Saya ingin bertanya Dok.. Yang pertama, empat bulan yang lalu saya divonis menderita TB Kelenjar, tapi dalam serangkai test saya, tidak ada test darahnya, hanya rontgen paru dan disuntik di benjolannya untuk diambil sample cairannya, lalu ditest di lab. Apa itu sudah cukup untuk menyatakan saya menderita TB Kelenjar? Yang kedua, ini sudah memasuki bulan kelima saya mengkonsumsi obat TB Kelenjar. Obatnya hanya dua macam : Rafastar (3 tablet x 1) dan vitamin (1 tablet x 1). Tapi semakin hari benjolan – benjolan kecil (di leher sebelah kanan saya) justru semakin membesar, lalu menyatu menjadi sebuah bengkak dan berwarna merah. Lalu sekarang bertambah lagi beberapa benjolan di leher sebelah kiri. Apakah ini artinya TB saya tidak merespon obat yang saya minum? Mungkinkah terjadi kesalahan diagnosa? Yang ketiga, di awal pengobatan, saya mengalami batuk yang tak kunjung sembuh. Lalu dokter memberikan saya obat sirup, lalu setengah bulan kemudian saya sembuh. Akan tetapi satu bulan terakhir ini, batuk saya kambuh lagi. Dokter sudah memberi saya sirup lagi, tapi sampai sirup itu habis, batuk saya tidak juga sembuh. Dan anehnya, nafas saya sekarang tidak lancar, seperti ada yang mengganjal di saluran pernafasan saya sehingga ketika bernafas menimbulkan bunyi seperti sesak nafas. Apakah ini ada kaitannya dengan TB Kelenjar saya? Apakah sebaiknya saya melakukan rontgen lagi? Terakhir, saya penasaran sekali. Di awal saya bertanya kepada dokter saya, apakah TB Kelenjar menular? Jawabannya TIDAK. Yang ingin saya tanyakan, jika TB Kelenjar tidak menular, darimana saya mendapatkan penyakit seperti ini? Saya rasa bukan faktor keturunan, karena di keluarga saya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit TBC. Mohon dibantu jawabannya ya mba… Terutama yang point kedua, karena saya takut sekali membayangkan jika harus menjalani operasi.. :”( Terima kasih banyak, Dokter....
Siang Dokter... Saya Asiyah, usia 26 tahun. Saya ingin bertanya Dok.. Yang pertama, empat bulan yang lalu saya divonis menderita TB Kelenjar, tapi dalam serangkai test saya, tidak ada test darahnya, hanya rontgen paru dan disuntik di benjolannya untuk diambil sample cairannya, lalu ditest di lab. Apa itu sudah cukup untuk menyatakan saya menderita TB Kelenjar? Yang kedua, ini sudah memasuki bulan kelima saya mengkonsumsi obat TB Kelenjar. Obatnya hanya dua macam : Rafastar (3 tablet x 1) dan vitamin (1 tablet x 1). Tapi semakin hari benjolan – benjolan kecil (di leher sebelah kanan saya) justru semakin membesar, lalu menyatu menjadi sebuah bengkak dan berwarna merah. Lalu sekarang bertambah lagi beberapa benjolan di leher sebelah kiri. Apakah ini artinya TB saya tidak merespon obat yang saya minum? Mungkinkah terjadi kesalahan diagnosa? Yang ketiga, di awal pengobatan, saya mengalami batuk yang tak kunjung sembuh. Lalu dokter memberikan saya obat sirup, lalu setengah bulan kemudian saya sembuh. Akan tetapi satu bulan terakhir ini, batuk saya kambuh lagi. Dokter sudah memberi saya sirup lagi, tapi sampai sirup itu habis, batuk saya tidak juga sembuh. Dan anehnya, nafas saya sekarang tidak lancar, seperti ada yang mengganjal di saluran pernafasan saya sehingga ketika bernafas menimbulkan bunyi seperti sesak nafas. Apakah ini ada kaitannya dengan TB Kelenjar saya? Apakah sebaiknya saya melakukan rontgen lagi? Terakhir, saya penasaran sekali. Di awal saya bertanya kepada dokter saya, apakah TB Kelenjar menular? Jawabannya TIDAK. Yang ingin saya tanyakan, jika TB Kelenjar tidak menular, darimana saya mendapatkan penyakit seperti ini? Saya rasa bukan faktor keturunan, karena di keluarga saya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit TBC. Mohon dibantu jawabannya ya mba… Terutama yang point kedua, karena saya takut sekali membayangkan jika harus menjalani operasi.. :”( Terima kasih banyak, Dokter....