April 10, 2019 09:33
Dijawab oleh
Reza Shahab (dr. )
Hai terima kasih
Untuk penyakit epilepsi merupakan penyakit kejang yg tidak disertai demam, namun jika disertai demam itu adalah kejang demam, atau dibilang step biasanya, untuk itu kami coba sarankan untuk di konsultasikan ke spesialis anak saja
Terima kasih
Dapatkan jawaban yang lebih lengkap dengan konsultasi langsung dengan dokter di rumah sakit atau klinik terdekat.
Dijawab oleh
Vivi Kadarusman Tom (dr., Dipl.CIBTAC, CHt)
Halo,
Selamat pagi bu,
terimakasih sudah menghubungi honestdocs
Sindrom epilepsi diberikan bila terjadi :
- kejang
- usia terjadinya kejang
- pola khas pada EEG (elektroensefalogram)
Ada beberapa jenis sindrom epilepsi :
- Benign rolandic epilepsy (BRE)
- Childhood absence epilepsy (CAE)
- Juvenile myoclonic epilepsy (JME)
- Infantile spasms (atau West syndrome)
- Lennox-Gastaut syndrome (LGS)
Sebaiknya pastikan ibu tidak memberhentikan obat hiperaktif tanpa pengawasan dokter, karena mungkin pemberhentian tiba-tiba dapat memberikan efek lepas obat yang tidak terkontrol.
Dan pastikan sindrom epilepsi pun tetap terkontrol dengan baik,
Mengenai terapi hiperaktif, konsultasikan hal ini dengan dokter anak, dan minta rujukan untuk tempat terapi perilaku terdekat.
Semoga informasi ini membantu, silahkan tanyakan kembali bula kurang jelas
Dapatkan jawaban yang lebih lengkap dengan konsultasi langsung dengan dokter di rumah sakit atau klinik terdekat.
Dijawab oleh
Ditha Pratiwi (dr)
Halo, terima kasih telah menghubungi HonestDocs.
Perlu dipastikan sebelumnya apa yang menjadi pemicu 'hiperaktif' pada buah hati Anda. Apakah benar pemberian obat antikejang menjadi pemicu anak menjadi hiperaktif atau anak sudah memiliki attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD) sejak awal? Karena anak-anak dengan epilepsi umumnya tidak hanya mengalami kejang, tapi juga mengalami gangguan kognitif, perilaku, dan emosional. Salah satu gangguan yang umum terjadi adalah gangguan pemusatan perhatian (GPP) atau lebih dikenal dalam istilah bahasa Inggris attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD).
ADHD merupakan gangguan perkembangan saraf yang umum terjadi pada anak-anak. Gangguan ini terkait dengan komponen gejala kurangnya perhatian, dan/atau gejala hiperaktif dan impulsif. Untuk mendiagnosisnya, dibutuhkan gejala yang cukup parah, sehingga mengganggu fungsi dan terjadi pada setidaknya dua situasi/tempat, contohnya sekolah dan rumah, serta onset usia sebelum 12 tahun. ADHD digolongkan menjadi beberapa tipe, yaitu kurang perhatian, hiperaktif/impulsif, atau campuran. Berdasarkan data studi, sebanyak 23%-40% anak dengan epilepsi memiliki ADHD.
Dalam pemberian terapi banyak hal yang dipertimbangkan, karena terdapat beberapa penyebab ADHD pada anak dengan epilepsi, termasuk riwayat kejang saat ini, efek kejang kronis pada fungsi kognitif, efek samping obat antikejang, interaksi obat, dll. Sebaiknya, konsumsi obat harus mengikuti instruksi Dokter. Bila Anda khawatir mengenai kondisi buah hati, maka jangan ragu untuk konsultasi ke Dokter Anak Anda untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat. Yang perlu Anda lakukan adalah memantau setiap perkembangan dan gejala yang muncul pada anak.
Sementara ini, obat-obatan merupakan modalitas pengobatan utama untuk ADHD, namun terapi perilaku (behavioral therapy) dapat direkomendasikan sebagai kombinasi pengobatan. Beberapa bukti studi menunjukkan bahwa terapi perilaku dapat menjadi tambahan pengobatan yang efektif dalam perawatan dengan obat atau sebagai pengobatan tunggal, yang disebabkan oleh faktor lainnya, untuk ADHD. Namun, ada pula pendapat bahwa terapi perilaku mungkin tidak menghasilkan perbedaan yang signifikan dalam kemajuan anak dengan ADHD baik dengan atau tanpa epilepsi. Tentunya hal ini juga berhubungan dengan tingkat keparahan gangguan yang dialami anak. Untuk mengetahui apakah anak Anda membutuhkan terapi perilaku atau tidak, maka konsultasikan dengan Dokter Anak Anda.
Sekian, apabila terdapat pertanyaan atau ada hal yang ingin didiskusikan, jangan ragu untuk menghubungi HonestDocs.
Terima kasih
Dapatkan jawaban yang lebih lengkap dengan konsultasi langsung dengan dokter di rumah sakit atau klinik terdekat.
Selamat siang dokter. Saya memiliki anak yang berusia 4 tahun. Sejak anak saya pada usia 7 bulan dia sering mengalami kejang dan didiagnosa Syindrom Epilepsi karena sering mengkonsumsi obat anti kejang dan memberikan efek kepada anak saya menjadi hiperaktif. Sebelumnya saya sudah pernah melakukan pengobatan intensif dan diberi obat untuk hiperaktifnya dan bersamaan dengan obat untuk epilepsinya. Tetapi karena kondisi anak saya menjadi menurut, jadi saya memberhentikan obat hiperaktifnya. Yang menjadi pertanyaan saya dok, Apakah obat hiperaktif dapat saya berikan kembali karena anak saya sudah membaik? dan terapi apa yang cocok untuk anak saya yang hiperaktif? Mohon bantuannya ya dokter. Terima kasih
Selamat siang dokter. Saya memiliki anak yang berusia 4 tahun. Sejak anak saya pada usia 7 bulan dia sering mengalami kejang dan didiagnosa Syindrom Epilepsi karena sering mengkonsumsi obat anti kejang dan memberikan efek kepada anak saya menjadi hiperaktif. Sebelumnya saya sudah pernah melakukan pengobatan intensif dan diberi obat untuk hiperaktifnya dan bersamaan dengan obat untuk epilepsinya. Tetapi karena kondisi anak saya menjadi menurut, jadi saya memberhentikan obat hiperaktifnya. Yang menjadi pertanyaan saya dok, Apakah obat hiperaktif dapat saya berikan kembali karena anak saya sudah membaik? dan terapi apa yang cocok untuk anak saya yang hiperaktif? Mohon bantuannya ya dokter. Terima kasih