April 02, 2019 10:30
Dijawab oleh
Ferdy (dr)
Terima kasih telah menghubungi honestdocs.
-Peneliti Harvard mengungkapkan bahwa pengguna vape atau rokok elektrik beresiko mengidap penyakit bronchiolitis obliterans atau lebih akrab disebut sebagai 'popcorn lung'. Kandungan kimia di dalam vape secara sistematis menghancurkan saluran udara paru-paru terkecil.
-Ledakan dapat terjadi karena pemanasan berlebih dari baterai lithium ion yang digunakan untuk menggerakkan vape. Ledakan ini berbahaya dan dapat membunuh.
-Meskipun pada katrid vape tertulis "nicotin-free", belum tentu benar-benar bebas nikotin, karena kandungan nikotin yang membuat kecanduan itu ada pada katrid isi ulang.
-Cairan vape mengandung zat-zat kimia yang berbahaya bagi anak-anak. Kandungan nikotin cair di dalamnya sangat tinggi. Efek sampingnya bisa membuat otot berkedut, detak jantung meningkat, muntah, dan berkeringat.
-Sebuah penelitian menemukan bahwa logam seperti timah, nikel, perak, besi, aluminium, silikat, dan kromium terkandung dalam asap vape dalam jumlah yang sama bahkan lebih besar dari yang ditemukan dalam asap rokok tradisional. Partikel-partikel tersebut dapat merusak sistem pernapasan, menimbulkan risiko kanker, dan pertumbuhan sel yang abnormal.
Baik vape dan rokok biasa, keduanya sama-sama berbahaya bagi kesehatan. Sebaiknya kebiasaan merokok dikurangi dan dihentikan.
Semoga bermanfaat.
Dapatkan jawaban yang lebih lengkap dengan konsultasi langsung dengan dokter di rumah sakit atau klinik terdekat.
Halo dok, selamat malam. Sayamau tanya. Apakah rokok elektrik lebih berbahaya bagi kesehatan? Dan apakah rokok elektrik lebih berbahaya daripada rokok tembakau? Makasih dok.
Halo dok, selamat malam. Sayamau tanya. Apakah rokok elektrik lebih berbahaya bagi kesehatan? Dan apakah rokok elektrik lebih berbahaya daripada rokok tembakau? Makasih dok.