March 27, 2019 08:31
Dijawab oleh
Atalya Vetta Widarto (dr)
Halo, Selamat Siang
Terima kasih telah berkonsultasi dengan Honestdocs.
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan Anda.
Maag berasal dari bahasa Belanda “de-maag” yang artinya lambung. Di Indonesia, masyarakat biasa menyebut “sakit maag” untuk gejala dispepsia. Dispepsia merupakan suatu istilah medis untuk menyebut suatu sindrom atau kumpulan gejala yang biasanya disebabkan oleh kelainan atau penyakit pada organ lambung.
Gejala Dispepsia dapat berupa:
- Mual, kadang menimbulkan muntah
- Kembung
- Rasa tidak nyaman pada perut (sebah)
- Nyeri ulu hati atau nyeri perut kiri atas (terasa seperti terbakar, perih atau ditusuk-tusuk)
- Bersendawa atau buang gas (kentut) berlebihan
- Mulut pahit atau terasa asam
- Tidak ada nafsu makan
- Rasa cepat penuh atau kenyang
- Adanya makanan yang kembali ke atas kerongkongan setelah ditelan (reflux)
Faktor-faktor risiko yang dapat memicu timbulnya keluhan dispepsia, di antaranya:
- Pola makan tidak teratur
- Makan makanan yang terlalu pedas atau asam
- Stress, cemas, depresi
- Merokok
- Konsumsi kopi, teh, atau soda yang berlebihan
- Konsumsi alkohol
- Merokok
Hal-hal yang harus dihindari jika Anda menderita suatu sindrom dispepsia:
- Stress, kurang istirahat, kurang tidur
- Kopi, alkohol, teh, soda, minuman berkafein lainnya
- Makanan pedas, asam
- Gorengan, makanan tinggi lemak
- Roti yang mengandung ragi (disarankan biskuit atau crackers)
- Sayur-sayuran yang banyak menimbulkan gas (kol, kubis, sawi)
- Obat-obatan golongan steroid, aspirin, anti nyeri (NSAID)
Seperti yang sudah disebutkan di atas, Dispepsia bukanlah suatu penyakit (diagnosis) yang spesifik, melainkan hanya merupakan suatu kumpulan gejala (sindrom). Beberapa penyakit yang dapat menimbulkan keluhan sindrom dispepsia, yaitu:
- Gastritis: peradangan pada dinding lambung
- Gastro Esophageal Reflux Disease : refluks asam lambung (kembali ke atas)
- Stomach Ulcer: Ulkus (luka) pada dinding lambung
- Duodenal Ulcer: Ulkus (luka) pada dinding duodenum (usus halus)
- Irritable Bowel Syndrome: gangguan pada kontraksi usus besar
Obat-obatan untuk sindrom dispepsia sangat bervariasi menurut cara kerja dan fungsinya. Pemilihan jenis obat, kombinasi obat, dan pemberian dosis yang tepat ditentukan oleh dokter setelah memeriksa dan mendiagnosis pasien.
Beberapa obat-obatan untuk dispepsia yang umum digunakan:
- Antasida
untuk gejala dispepsia ringan
Cara kerja: menetralkan asam lambung berlebih
Dapat berupa sirup atau tablet
- Proton Pump Inhibitor
Cara kerja: menurunkan produksi asam lambung
Contoh: omeprazole, lansoprazole
- Antagonis Reseptor H2
Cara kerja: menurunkan produksi asam lambung
Contoh: ranitidin
Seseorang yang mengalami sindrom Dispepsia sebaiknya memeriksakan diri lebih lanjut ke dokter untuk kemudian dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (bila perlu) untuk menentukan diagnosis penyakit, terapi yang tepat, dan mencegah komplikasi yang tidak diinginkan.
Beberapa keluhan yang menemani gejala dispepsia berikut merupakan warning sign untuk sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter, karena dapat merupakan suatu penyakit yang lebih serius dan berbahaya:
- BAB warna hitam seperti petis
- Nyeri ulu hati yang menjalar ke leher, rahang, atau lengan kiri
- Nyeri ulu hati yang menembus ke punggung
- Muntah atau batuk darah
- Sesak nafas
- Demam
Semoga jawaban kami bermanfaat. Terima kasih.
Dapatkan jawaban yang lebih lengkap dengan konsultasi langsung dengan dokter di rumah sakit atau klinik terdekat.
Dok, saya ada maag dan hampir tiap hari mual tapi tidak sampai muntah padahal saya makannya teratur. Akhir-akhir ini saya sering mual setelah makan. Apa ada masalah dengan lambung saya dok?
Dok, saya ada maag dan hampir tiap hari mual tapi tidak sampai muntah padahal saya makannya teratur. Akhir-akhir ini saya sering mual setelah makan. Apa ada masalah dengan lambung saya dok?