March 06, 2019 18:02
Dijawab oleh
Nur Astuti (Dokter )
Halo
terima kasih telah menghubungi honestdocs.
Terkait pertanyaan Anda mengenai kandungan kedua salep ini, berikut penjelasan yg bisa saya berikan:
salep Armacort dan chloramfecot mengandung senyawa yang sama yaitu hydrocortisone asetat 25 mg (kortikosteroid) dan chloramphenicol (antibiotik) 20 mg.
Harus diperhatikan bahwa penggunaan senyawa diatas harus berdasarkan peresepan dan pengawasan dari dokter, termasuk kedalam dosis dan lama penggunaannya. Beberapa efek samping yg dapat ditimbulkan dari penggunaan berlebihan obat ini
rasa gatal, iritasi, gatal, kulit mengering, infeksi, sensasi rasa terbakar, serta reaksi alergi. Kortikosteroid jika digunakan dalam jangka panjang dapat menyebabkan efek samping ke tubuh yg lebih besar dan dapat mempengaruhi daya tahan tubuh.
Saya menyarankan Anda untuk berkonsultasi ke dokter kembali sebelum melanjutkan pengobatan.
Info lebih lanjut bisa dibaca di artikel kesehatan kami:
https://www.honestdocs.id/chloramfecort
https://www.honestdocs.id/armacort-cream
Sekian jawaban saya, semoga membantu.
lekas sembuh ya. Terima kasih.
Dapatkan jawaban yang lebih lengkap dengan konsultasi langsung dengan dokter di rumah sakit atau klinik terdekat.
Dok, saya wanita berumur 18 tahun. Saat ini saya menderita infeksi kulit. Awalnya hanya bentol kecil seperti digigit semut di bagian bawah paha kanan dan kiri serta di dekat mata kaki kiri bagian dalam (foto yang dilampirkan adalah infeksi di dekat mata kaki kiri bagian dalam). Karena rasa gatal yang tidak hilang-hilang selama 3 hari, akhirnya saya memutuskan untuk pergi berobat ke puskesmas pada tanggal 19 Februari 2019. Setelah berobat saya diberikan obat minum dari dokter berupa CTM, Dexamethasone, dan cefadroxil monohydrate. Selain itu saya juga diberikan obat salep yaitu gentalex (gentacimin sulfate). Setelah 3 hari mengonsumsi dan menggunakan obat yang dianjurkan dokter, saya merasa bentol saya malah melebar dan membesar setelah diberikan salepnya. Akhirnya saya memutuskan untuk berhenti menggunakan obat salepnya tetapi tetap meminum obatnya (CTM, Dexamethasone, dan cefadroxil monohydrate). Karena bentol dan gatalnya malah menyebar, pada tanggal 1 Maret 2019 saya pun memutuskan untuk berobat ke puskesmas lagi. Saya pun diberikan obat minum dari dokter berupa dexamethasone dan CTM serta obat salep. Obat salep yang diberikan berbeda dgn yang sebelumnya, yaitu Armacort. Untuk menggunakan obat salep ini, saya dianjurkan untuk menggunakan dosis sebanyak 4x sehari. Namun karena adanya kegiatan, penggunaan obat salepnya tidak teratur. Akan tetapi, Alhamdulillah infeksi saya menjadi berkurang walaupun memang efek sampingnya adalah penghitaman pada kulit yg diberi salep. Sayangnya pada hari ini (tgl 6 Marer 2019) obat salepnya habis dan akhirnya saya membeli obat salep yang bahannya serupa - di salah satu apotek. Obat salep yang saya beli adalah Chloramfecort. Pertanyaan saya, setelah adanya riwayat saya yang sudah saya ceritakan apakah tak apa jika saya menggunakan obat salep chloramfecort? Selain itu, apakah perbedaan obat salep armacort dengan chloramfecort?
Dok, saya wanita berumur 18 tahun. Saat ini saya menderita infeksi kulit. Awalnya hanya bentol kecil seperti digigit semut di bagian bawah paha kanan dan kiri serta di dekat mata kaki kiri bagian dalam (foto yang dilampirkan adalah infeksi di dekat mata kaki kiri bagian dalam). Karena rasa gatal yang tidak hilang-hilang selama 3 hari, akhirnya saya memutuskan untuk pergi berobat ke puskesmas pada tanggal 19 Februari 2019. Setelah berobat saya diberikan obat minum dari dokter berupa CTM, Dexamethasone, dan cefadroxil monohydrate. Selain itu saya juga diberikan obat salep yaitu gentalex (gentacimin sulfate). Setelah 3 hari mengonsumsi dan menggunakan obat yang dianjurkan dokter, saya merasa bentol saya malah melebar dan membesar setelah diberikan salepnya. Akhirnya saya memutuskan untuk berhenti menggunakan obat salepnya tetapi tetap meminum obatnya (CTM, Dexamethasone, dan cefadroxil monohydrate). Karena bentol dan gatalnya malah menyebar, pada tanggal 1 Maret 2019 saya pun memutuskan untuk berobat ke puskesmas lagi. Saya pun diberikan obat minum dari dokter berupa dexamethasone dan CTM serta obat salep. Obat salep yang diberikan berbeda dgn yang sebelumnya, yaitu Armacort. Untuk menggunakan obat salep ini, saya dianjurkan untuk menggunakan dosis sebanyak 4x sehari. Namun karena adanya kegiatan, penggunaan obat salepnya tidak teratur. Akan tetapi, Alhamdulillah infeksi saya menjadi berkurang walaupun memang efek sampingnya adalah penghitaman pada kulit yg diberi salep. Sayangnya pada hari ini (tgl 6 Marer 2019) obat salepnya habis dan akhirnya saya membeli obat salep yang bahannya serupa - di salah satu apotek. Obat salep yang saya beli adalah Chloramfecort. Pertanyaan saya, setelah adanya riwayat saya yang sudah saya ceritakan apakah tak apa jika saya menggunakan obat salep chloramfecort? Selain itu, apakah perbedaan obat salep armacort dengan chloramfecort?