April 10, 2019 20:19
Dijawab oleh
Ferdy (dr)
Terima kasih telah menghubungi honestdocs.
Sindroma Steven-Johnson (SSJ) ditandai trias kelainan pada kulit vesikulobulosa, mukosa orifisium serta mata disertai gejala umum berat. Bentuk klinis SSJ berat jarang terdapat pada bayi, anak kecil atau orang tua. Lelaki dilaporkan lebih sering menderita SSJ daripada perempuan.
Penyebab sukar ditentukan dengan pasti karena dapat disebabkan oleh berbagai faktor, walaupun pada umumnya sering dikaitkan dengan respons imun terhadap obat. Beberapa faktor penyebab timbulnya SSJ diantaranya infeksi (virus, jamur, bakteri, parasit), obat ( salisilat, sulfa, penisilin, antikonvulsan dan obat antiinflamasi non-steroid, etambutol, tegretol, tetrasiklin, digitalis, dll), makanan (coklat), fisik (udara dingin, sinar matahari, sinar X),dll.
Komplikasi SSJ a.l kelainan kulit berat, sepsis, kerusakan organ tubuh dan gangguan mata yang dapat sampai kebutaan.
Belum ada penelitian pasti tentang hubungan Sindroma Steven-Johnson dengan haid. Keluhan haid yang abnormal tersebut lebih baik segera dikonsultasikan dengan dokter spesialis kandungan dan kebidanan. Semoga bermanfaat.
Dapatkan jawaban yang lebih lengkap dengan konsultasi langsung dengan dokter di rumah sakit atau klinik terdekat.
Selamat sore dokter. Sebelumnya, sewaktu saya masih kontrol kepada dokter saya lupa untuk menanyakan hal ini kepada dokter. Apakah penyakit Steven Jonshon Syndrome (SJS) mempengaruhi ke rahim atau tidak? Karena saya merasa menstruasi sedikit sekali di waktu sekarang dan tidak seperti waktu saya sebelum mengalami SJS. Sekarang saya sudah tidak lagi kontrol ke dokter spesialis penyakit dalam. Mohon penjelasannya dokter. Terima kasih
Selamat sore dokter. Sebelumnya, sewaktu saya masih kontrol kepada dokter saya lupa untuk menanyakan hal ini kepada dokter. Apakah penyakit Steven Jonshon Syndrome (SJS) mempengaruhi ke rahim atau tidak? Karena saya merasa menstruasi sedikit sekali di waktu sekarang dan tidak seperti waktu saya sebelum mengalami SJS. Sekarang saya sudah tidak lagi kontrol ke dokter spesialis penyakit dalam. Mohon penjelasannya dokter. Terima kasih